Apakah kegunaan Phosphorus (P) pada tanaman ? Bagaimana siklus Phosphorus (P)?

Soil Phosphorus Management





Phosphorus cycling


Apakah kegunaan Phosphorus ( P ) pada tanaman ? Bagaimana siklus Phosphorus ( P )?

Phosphorus atau biasa disebut fosfor ( P ) merupakan termasuk salah satu unsur hara makro, dimana unsur hara ini dibutuhkan dalam jumlah yang besar.

Kadar optimal fosfor dalam tanaman pada saat pertumbuhan vegetatif adalah 0,3% - 0,5% dari berat kering tanaman.

Fungsi-fungsi fosfor ( P ) pada tanaman antara lain :

  • Meningkatkan laju respirasi pada tanaman.

Fosfor ( P ) dapat membantu meningkatkan proses respirasi pada tanaman, dimana respirasi berguna dalam proses pembebasan energi. Jika proses repirasi terhambat, pigmen ungu (antosianin) akan berkembang.

Dari proses respirasi akan menghasilkan energi kimia ATP untuk kegiatan kehidupan, seperti sintesis atau anabolisme, gerak, pertumbuhan.

Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan dalam rumusan sebagai berikut:

                  `C6H12O6 + O2   → 6CO2 + H2O + energi`
  • Memperkuat batang tanaman, memacu pembentukan akar tanaman dan membantu proses pembungaan.

Fosfor ( P ) merupakan unsur penting penyusun adenosin triphosphate (ATP) dalam tanaman, dimana ATP ini berperan langsung dalam proses penyimpanan dan transfer energi dalam proses metabolisme tanaman (Doberman dan Fairhust, 2000)

  • Meningkatkan produksi buah pada tanaman.

Fosfor ( P ) sangat berperan dalam proses pemecahan karbohidrat untuk menjadi energi, yang kemudian, energi tersebut disimpan dan diedarkan ke seluruh tanaman, dalam bentuk ADP dan ATP. (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004)

Di dalam jaringan tanaman, Fosfor ( P ) berperan dalam hampir semua proses reaksi biokimia. Peran P yang istimewa adalah proses penangkapan energi cahaya matahari dan kemudian mengubahnya menjadi energi biokimia.

P merupakan komponen penyusun membran sel tanaman, penyusun enzim-enzim, penyusun co-enzim, nukleotida (bahan penyusun asam nukleat). P juga berperan dalam sintesis protein, terutama yang terdapat pada jaringan hijau, sintesis karbohidrat, memacu pembentukan bunga dan biji serta menentukan kemampuan berkecambah biji yang dijadikan benih (Novriani, 2010).

Soepardi (1983) mengemukakan bahwa peranan P antara lain penting untuk pertumbuhan sel, pembentukan akar halus dan rambut akar, memperkuat jerami agar tanaman tidak mudah rebah, memperbaiki kualitas tanaman, pembentukan bunga, buah, dan biji, serta memperkuat daya tahan terhadap penyakit.

Fosfor juga berperan pada pertumbuhan benih, akar, bunga dan buah. Struktur perakaran yang sempurna memberikan daya serap nutrisi yang lebih baik. Pada proses pembungaan kebutuhan fosfor akan meningkat drastis karena kebutuhan energi meningkat dan fosfor adalah komponen penyusun enzim dan ATP yang berguna dalam proses tranfer energi.

Produksi buah yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh ketersediaan unsur fosfor dalam tanaman. Fosfor berperan dalam pemecahan karbohidrat untuk energi, penyimpanan dan peredarannya ke seluruh tanaman dalam bentuk ADP dan ATP (Leiwakabessy dan Sutandi, 2004).

Poerwanto (2003) menyatakan bahwa fungsi fosfor sebagai penyusun karbohidrat dan penyusun asam amino yang merupakan faktor internal yang mempengaruhi induksi pembungaan. Kekurangan karbohidrat pada tanaman dapat menghambat pembentukan bunga dan buah. Indranada (1986) manyatakan bahwa penyediaan fosfor yang tidak memadai akan menyebabkan laju respirasi menurun. Bila respirasi terhambat, pigmen ungu (antosianin) berkembang dan memberi ciri defisiensi fosfor.

Unsur fosfor ( P) dapat memacu pertumbuhan akar. Tanaman yang dipupuk dengan fosfor ternyata mempunyai akar yang lebih banyak dibandingkan dengan tanaman tanpa dipupuk. Hal ini disebabkan karena ketersediaan fosfor akan meningkatkan laju fotosintesis yang selanjutnya akan meningkatkan pertumbuhan akar. Ekstrak akar yang dipupuk dengan unsur P mempunyai aktivitas auksin yang berfungsi mempergiat pertumbuhan akar (Islami dan Ulama, 1995).

Menurut Hakim (1986), gejala kekurangan fosfor akan tampak pada pertumbuhan tanaman yang terhambat karena terjadi gangguan pada pembelahan sel. Daun tanaman menjadi berwarna hijau tua yang kemudian berubah menjadi ungu, juga terjadi pada cabang dan batang tanaman muda. Gejala yang umum adalah terhambatnya pertumbuhan, tanaman kerdil serta perakarannya miskin dan produksi merosot.

Pengaruh menguntungkan bagi tanaman bila P tercukupi antara lain pada pembelahan sel, pembentukan bunga, buah dan biji, perkembangan akar halus, dan akar rambut, dan ketahanan tanaman terhadap penyakit (Soerpardi, 1983)

Siklus P dalam tanah mencerminkan ketersediaan P dalam tanah yang melibatkan proses penambahan, pengurangan, dan keseimbangan P dalam larutan tanah.

Penambahan P dalam larutan tanah berasal dari pupuk organik (pupuk kandang, limbah pertanian, pupuk kompos, dan pupuk hijau), sisa-sisa jaringan tanaman, unsur hara dari atmosfir (nitrat, dan fosfor larut air hujan), dan pupuk anorganik (industri pupuk). Kehilangan P terjadi karena P diambil tanaman berupa panenan, P hilang melalui proses erosi dan run-off , dan melalui pencucian (leaching).


Gambar Siklus P tanah (Sumber: Deenik 2005)

Keseimbangan P dalam larutan tanah melibatkan bentuk-bentuk P dalam tanah. Bentuk-bentuk P adalah P-organik, P-larutan tanah, P- mineral primer (apatit), P permukaan mineral, dan P senyawa sekunder. P-organik berasal dari jasad renik tanah, sisa jaringan tanaman, dan humus tanah. P- larutan tanah (H2PO41- dan HPO42-) menjadi perhatian utama, karena P-larutan tanah dapat diserap langsung oleh tanaman sebagai prekursor transfer energi (ATP) dan pembentukan asam nukleat (DNA dan RNA).

Nasib P-larutan tanah selain diserap tanaman juga dapat terjerap mineral klei dan oksida/hidroksida Al dan Fe, mengendap dalam bentuk senyawa sekunder (Fe-P, Al-P, Mn-P, dan Ca-P), tercuci ke lapisan bawah tanah, dan terikat senyawa organik (biomassa jasad renik tanah, biomassa tanaman, dan humus tanah).