Apakah Kamu Seorang “People Pleaser”?

People pleaser adalah sebutan bagi seseorang yang selalu berusaha untuk menyenangkan orang-orang di sekitarnya. Bagi para wanita, sifat ini juga bisa disebut dengan good girl syndrome. Seorang people pleaser akan memiliki kecenderungan untuk melakukan apa pun agar orang lain tidak kecewa terhadapnya.

Masalah dengan menjadi people pleaser adalah kamu selalu mengatakan “ya” untuk semuanya dengan berasalan agar kamu diterima di sekelilingmu. Menyenangkan orang lain dengan paksaan itu menjadi hal yang serius dan kebiasaan tersebut sulit dihentikan. Akibatnya mereka yang kamu “iya”-kan akan mendapat keuntungan dan kamu akan terus merasa dirugikan.

Tanda kalau kamu seorang people pleaser adalah :

  1. Setuju untuk melakukan hal-hal yang tidak ingin kamu lakukan.
  2. Merasa bertanggung jawab atas perasaan orang lain.
  3. Memiliki harga diri yang rendah atau bisa dikatakan kamu selalu ingin mendapatkan persetujuan dari orang sekitarmu.
  4. Merasa khawatir terhadap penolakan.

Apakah keempat tanda diatas relate dengan kamu? Apakah kamu seorang people pleaser? Jika iya yuk coba share alasan kamu mengapa akhirnya bisa menjadi seorang people pleaser :sparkles:

Sumber :

1 Like

Setelah aku baca tanda-tanda seorang people pleaser, sepertinya aku masuk ke kategori tersebut dan honestly aku memang people pleaser. Tanda diatas relate banget dengan aku, sebenarnya alasan aku menjadi people pleaser itu karena pengalaman dari kecil. Aku orang yang introvet dan susah untuk bergaul dengan circle yang lebih luas, sehingga dari kecil tuh aku merasa sendiri, tidak dipedulikan, diasingkan, dan lain sebagainya. Setelah itu aku berfikir kalau kita membuat orang senang pasti kita akan disenangi juga, nah oleh karena itu deh aku mulai menjadi people pleaser. Walaupun diriku merasa gak nyaman akan tetapi gak papa deh asal banyak temen. Dan itu beneran aku mulai bisa bergabung dengan circle yang lebih luas akan tetapi ada banyak sekali beban ataupun perasaan yang membuat aku gak nyaman, aku merasa ini bukan diriku. Lambat laun semakin bertambah usia aku mulai sadar aku harus menjadi diriku sendiri, aku udah gak mau lagi menjadi people pleaser karena memang merugikan diri sendiri. Sehingga sekarang aku can be myself dan perlahan people pleaser itu hilang dari diriku. Dan itu berdampak banget buat aku, hidup lebih bahagia, dan aku bisa mendapat teman yang banyak tanpa people pleaser tersebut.

1 Like

Relate sekali dengan keadaanku saat ini. Mungkin sejak kecil sudah dibiasakan untuk menjadi “anak baik” sehingga terbawa sampai sekarang. Contoh ketika masih kecil, ada teman yang ingin meminjam mainan, lalu society selalu mengajarkan “harus dipinjami ya(sekarang juga)” padahal kita memiliki hak untuk mengatakan tidak apabila kita memang tidak ingin. Mungkin kalimat tersebut bisa diganti dengan “nanti kalau udah selesai main, temennya dikasih pinjam ya”. Hal sederhana tapi bisa berpengaruh pada pola pikir kita. Sebenarnya mengajarkan sesuatu yang baik itu sah sah saja, tapi kita juga harus menempatkan diri kita terlebih dahulu baru orang lain, kecuali beberapa hal yang memang kita harus mendahulukan orang lain. Tapi, tidak sepenuhnya karena didikan lingkungan sekitar, tapi juga karna diri kita sendiri yang kurang bisa mengendalikan perasaan tersebut. Padahal, sebenarnya tidak ingin tapi karna ngerasa “gak enakan” jadii ya sebisa mungkin selalu menerima sesuatu untuk membahagiakan orang lain.

1 Like

Setuju banget kalau menjadi people pleaser itu malah merugikan diri sendiri, namun terkadang kita juga ada mau tidak mau untuk melakukannya. Aku ikut senang kalau akhirnya kamu bisa sadar dan keluar dari people pleaser dan bener banget kalau akhirnya bisa menjadi lebih bahagia. Kita tidak perlu menjadi orang lain atau melakukan apa yang mereka inginkan untuk mendapatkan seorang teman atau agar kita diterima disekeliling kita, cukup jadi diri kita sendiri dan lakukan apa yang memang kita senangi, Semangat! :+1:t2: @Michelle_Paulina

Ini sih bener dan aku setuju banget kalau memang pola asuh atau hal sederhana itu bisa banget mempengaruhi pola pikir kita, dan aku setuju juga kalau memang akhirnya kita harus bisa memprioritaskan diri sendiri dulu dibanding orang lain. Karna itu bisa membuat diri kita lebih bahagia dan bebas melakukan apapun yang kita senangi, sebenarnya itu bukan egois tapi lebih ke arah bagaimana kita bisa mencintai diri sendiri dan mengingat bahwa kita semua punya tujuan hidup yang berbeda, dan tidak bisa juga bergantung dengan orang lain. Terimakasih untuk tanggapannya @dwikemegah , Tetap semangat! :relaxed:

MENURUT OPINI SAYA TERKAIT " PEOPLE PLEASER"?

1. KENALI TANDA PEOPLE PLEASER.

  • Tanda yang paling terlihat dari People Pleaser adalah sulit untuk mengatakan tidak atau menolak permintaan seseorang. People Pleaser akan berusaha keras untuk melakukan hal yang diminta orang lain demi kebahagiaan orang tersebut.

2. CARA BERHENTI MENJADI PEOPLE PLEASER.

  • Sekilas, menjadi People Pleaser terdengar positif, ya? Akan tetapi, memelihara sifat ini hanya akan membuat kamu merasa lebih rendah daripada orang lain. People Pleaser juga sering mengorbankan perasaannya demi kesenangan orang lain, karena sebenarnya ia juga merasa berat hati ketika banyak dimintai pertolongan.

  • Sering kali People Pleaser menjadi sasaran pertama untuk dilimpahi suatu tugas, karena sudah dikenal akan menerima tugas dengan senang hati. Meski tidak semua orang berniat memanfaatkannya, lama-kelamaan seorang People Pleaser akan merasa dirinya dimanfaatkan dan terlalu banyak berkorban.

Sifat ini tentu bukanlah hal yang baik untuk dipelihara. Untuk berhenti menjadi People Pleaser , kamu harus melakukan Beberapa Langkah di bawah ini:

A. BERSIKAPLAH TEGAS KEPADA DIRI SENIDIR DAN ORANG LAIN.

Rasa tidak enakan dan kurang tegas bisa membuatmu menjadi people pleaser . Mulai sekarang, biasakan bersikap asertif alias tegas pada dirimu sendiri dan orang lain. Jika kamu dimintai bantuan yang di luar kapasitas atau merugikanmu, tolaklah dengan baik dan jelaskan apa yang membuatmu tidak bisa melakukannya.

B. BERPIKIR DAHULUSEBELUM MELAKUKAN SESUATU UNTUK ORANG LAIN.

Saling membantu memang sikap yang terpuji. Akan tetapi, kamu sebaiknya berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu untuk orang lain. Amatilah, apakah permintaan tolong tersebut termasuk memanfaatkanmu atau bukan.

C.JANGAN MEMINTA MAAF JIKA ITU BUKAN SALAHMU.

Meminta maaflah seperlunya, yaitu ketika kamu memang berbuat salah. Jangan mudah mengucapkan kata maaf bila kesalahan itu bukan kamu yang lakukan. Minta maaf untuk kesalahan orang lain tidak berarti kamu melindunginya, tapi justru membuatnya melepas tanggung jawab.

Hal ini jelas bisa memengaruhi nama baikmu dan merugikanmu. Ingatlah, jangan merasa bertanggung jawab atas kehidupan orang lain. Lebih baik, selesaikan segala kewajiban yang kamu miliki saja, ya.

REFERENSI

Raypole, C. Healthline (2019). How to Stop People-Pleasing (and Still Be Nice).

Tartakovsky, M. Psych Central (2016). 21 Tips to Stop Being a People-Pleaser.

Morin, A. Psychology Today (2017). 10 Signs You’re a People-Pleaser.

1 Like

Jujur. Bisa dibilang, aku sedang berjuang untuk memberanikan diri untuk berkata tidak, karena aku pribadi sedang terjebak dalam toxic positivity yang biasa disebut People Pleaser ini. Cenderung memaksakan diri untuk kesenangan orang lain itu bisa dibilang membahayakan, lho, karena itiu sama saja kita membohongi diri sendiri. Secara tidak langsung, memelihara sifat people pleaser dapat menandakan kita merasa kedudukan diri sendiri lebih rendah daripada orang lain; alias merasa orang lain lebih baik dari diri sendiri. Maksud kita mungkin memang baik, entah untuk mengedepankan kepentingan orang lain atau menjaga perasaan mereka. Namun, kebiasaan ini tidak baik untuk kesehatan mental kita. Jangan mau terus-terusan menjadi seorang people pleaser, karena bukan tidak mungkin ke depannya orang di sekitar malah jadi terbiasa merendahkan diri kita.

Menjadi seorang people pleaser akan membuat kita tidak mengetahui bagaimana caranya mencintai diri sendiri. Orang lain memang menyukainya, tetapi juga akan memanfaatkan kebaikan yang kita miliki. Ingat, kebahagiaan diri sendiri adalah yang utama.

1 Like

Aku adalah salah satu orangnya, bener banget aku itu kadang sulit untuk berkata tidak ke orang lain karena aku ga mau nyakitin hati mereka, aku berusaha membahagiakan orang orang yang ada di sekitar aku. Aku sendiripun jarang sekali menampakan muka sedih ke mereka padahal hariku sangat buruk dan aku ga pernah menceritakan kesedihan aku ke mereka karena aku bepikir “kesedihan aku cuman segini doang ga penting buat diceritain”. Aku orang yang termasuk egois dan mencurangi diri sendiri dengan selalu tampak baik-baik saja, semua ini didasari oleh adanya rasa takut akan pandangan orang kepada diriku sendiri.

1 Like

Bener banget kalau cara mencintai diri sendiri itu juga dimulai dari bagaimana cara kita untuk tidak menjadi people pleaser untuk orang lain karena itu sama saja dengan kita merendahkan diri kita sendiri dan lebih mementingkan orang lain. Yuk tetap semangat kalau kamu sedang berjuang untuk memberanikan diri berkata tidak, banyak hal positif juga yang bisa kamu dapatkan hehe semangat! @vesazb

Sebelum kamu mementingkan orang lain, yuk coba kamu prioritaskan dirimu sendiri dengan melakukan hal yang bisa membuatmu lebih bahagia. Mungkin terkadang kamu boleh egois untuk orang lain tapi tidak untuk dirimu sendiri, karna itu justru akan merugikan dirimu. Jangan merasa takut karna hal baik yang kamu lakukan akan dilihat baik juga oleh orang lain. Semangat! @Hramelia :heart:

1 Like

Dari ciri diatas mungkin saya termasuk salah satu orangnya juga, saya juga tipikal orang yang tidak bisa berkata tidak karena tidak mau menyakiti hati mereka, dan cenderung memaksakan diri untuk kesenangan orang lain dari pada diri sendiri, bukan karena takut dijauhi atau tidak diterima disuatu tempat namun sifat ini sudah ada dari lama dan susah buat merubahnya

1 Like

Mungkin menurut aku cara untuk tidak menyakiti hari orang lain bisa dilakukan dengan cara lain seperti lebih bijak dalam menanggapinya, lebih bisa melihat kondisi dari mereka atau jika memang sulit untuk mengatakan tidak, cobalah untuk mengatakannya dan disertai alasan yang jelas, sopan, atau mencoba memberikan solusi untuk menyarankan mereka saat membantunya. Kesenangan diri sendiri menjadi hal yang utama untuk dirimu sendiri dan bukan orang lain, hehe yuk coba perlahan untuk merubahnya. Semangat! :relaxed: @rizkinaarya