Apakah gangguan pada rantai pasok saat pandemi COVID-19 dapat mempengaruhi ketahanan pangan global?

Pandemi COVID-19 menyebabkan berbagai polemik ketahanan pangan. Apakah gangguan pada rantai pasok saat pandemi dapat mempengaruhi ketahanan pangan global?

'A cornacopia of trucks' Poster by Kimberly Kay Spies

Rantai pasok makanan yang rentan memiliki sistem pangan yang berbeda tergantung dengan prioritas yang diberikan. Ada beberapa fitur gangguan rantai pasok saat pandemic yang dapat mempengaruhi ketahanan pangan global:

  1. Pemerintah diseluruh dunia harus memastikan makanan pokok sampai ke tangan konsumen. Ketersediaan pangan mungkin akan terganggu apabila pemberlakuan pembatasan sosial secara ketat karena transportasi suplai makanan terganggu. Namun hal ini dapat diatasi dengan memberikan pengecualian pada transportasi proses produksi, distribusi input pertanian dan produk makanan.
  2. Negara dengan pertanian padat karya akan mengalami gangguan rantai pasok pangan. Misalnya pada negara Ethiopia yang memiliki infrastruktur kurang berkembang serta bergantung pada jaringan distribusi tradisional, maka distribusi pangan akan terhalang oleh akses transportasi dan pasokan input pertanian utama. Selain itu dampak pandemic pada distribusi makanan di negara berkembang dan negara miskin menyebabkan banyak kerugian terjadi di sector makanan skala kecil. Hal ini juga sejalan dengan adanya pasar sebagai distribusi makanan yang terpusat sehingga tempat ini ramai dikunjungi dan menyebabkan resiko penularan COVID-19. Sementara itu pemberlakuan jarak sosial mempengaruhi operasi bisnis dan pasar.
  3. Rantai pasokan makanan pada sistem rantai pasok yang lebih modern juga dapat terpengaruh dengan adanya pandemic COVID-19. Di Amerika serikat dan eropa, lebih dari 30.000 pekerja di pabrik pengolahan makanan terjangkit COVID-19 sehingga menyebabkan pabrik pengolahan daging tutup dan memperlambat produksi. Penutupan hamper seluruh penerbangan internasional juga mengganggu rantai pasok yang mengandalkan angkutan udara seperti ekspor hortikultura. Kebutuhan makanan yang mulai bergeser pada makanan kemasan dan kaleng menyebabkan permintaan makanan pada restoran bergeser sehingga mendorong penurunan konsumsi daging, susu, dan sayuran.
  4. COVID-19 mempengaruhi sistem distribusi pangan publik. Misalnya penutupan sekolah karena sistem lockdown di india menyebabkan penangguhan program pemberian makan di sekolah yang merupakanan bantuan dari negara. Penutupan sekolah juga membuat anak miskin AS kehilangan makanan untuk umum. Petani dan pemasok lainnya juga mengalami kesulitan menemukan outlet pasar untuk menggantikan outlet institusional seperti restoran dan sekolah yang mengakibatkan terbuangnya susu dan makanan kaya nutrisi lainnya. Program gizi masyarakat untuk ibu hamil dan menyusui juga terganggu. Program bantuan makanan juga harus mengelola resiko untuk menekan penyebaran virus pada titik tertentu

Sumber:
Laborde, D., Martin, W., Swinnen, J., & Vos, R. (2020). COVID-19 Risks to Global Food Security. Science, 369 (6503), 500-502.

1 Like