Apakah Fungsi Psikologi Sebagai Ilmu?

Psikologi merupakan salah satu bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan tentang perilaku, fungsi mental, dan proses mental manusia secara ilmiah. Para praktisi di bidang psikologi disebut sebagai psikolog. Para psikolog berusaha mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu maupun kelompok, selain juga mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis yang mendasari perilaku. Apa fungsi psikologi sebagai ilmu?

Psikologi sebagai ilmu memiliki tiga fungsi yaitu :

  • Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif.
  • Memprediksikan, yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi.
  • Mengendaliakan, yaitu pengendalian tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya preventif atau pencegahan, intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau perawatan.

Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Kajian psikologi merambah pada dunia olahraga.Kajian olahraga tidak hanya mengkaji jasmani dan rohani. Para ahli menyebutkan bahwa untuk dinyatakan sebagai ilmu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

  • Mempunyai objek tertentu;
  • Mempunyai metode tertentu;
  • Tersusun secara sistematis;
  • Bersifat universal.

Psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri telah menggunakan metode ilmiah dalam cara kerjanya, antara lain mengumpulkan data dan informasi serta mengambil kesimpulan. Metode ilmiah adalah tata cara kerja yang dilakukan secara sistematis dan menggunakan metode yang tepat dalam memperoleh data dan informasi yang diperlukan sebagai suatu ilmu pengetahuan.

Tugas Psikologi


Psikologi merupakan suatu disiplin ilmu pengetahuan yang otonom. Oleh karenanya, psikologi mempunyai aliran-aliran dan cabang-cabang. Dalam hal ini, psikologi mentitikberatkan pada proses-proses dasar dan dinamika kepribadian manusia dalam berbagai tahap kehidupan, mulai dari masa konsepsi hingga meninggal dunia (Desmita, 2013).

Di dalam ilmu psikologi sendiri, belum ada para psikolog yang menjabarkan secara gamblang tentang tugas dan peran psikologi dalam membentuk kepribadian seseorang. Akan tetapi hanya sebagai media atau alat yang berfungsi untuk mengetahui gerak-gerik, tingkah laku, atau kepribadian seseorang.

Psikologi memandang kepribadian sebagai suatu bidang empiris. Selain memiliki fungsi praktis, ia juga memiliki fungsi teoritis.

1. Fungsi Praktis

Fungsi praktis psikologi adalah berusaha untuk memahami tingkah laku seseorang melalui prinsip-prinsip yang telah ditetapkan secara ilmiah dan fakta-fakta sekitar tingkah laku. Asumsi psikologis yang mendukung fungsi ini adalah walaupun tingkah laku manusia seakan-akan mengikuti pola umum tertentu, individu cenderung untuk memberi respons yang berbeda-beda terhadap unsur-unsur di dalam situasi khusus. Dari sini para psikolog tertarik pada apa dan bagaimana yang dari keduanya dikatakan memiliki kesamaan dan perbedaan antara reaksi-reaksi individu itu.

Karena itu, tidak sedikit seseorang mengalami salah paham terhadap memahami kepribadian orang lain, walaupun orang lain itu masih keluarganya sendiri atau teman dekatnya. Persepsi diri mengenai kepribadian orang lain ternyata di luar dugaannya. Dari sini tampak bahwa psikologi kepribadian berguna bagi kelangsungan hidup individu dalam suatu komunitas sosial.

Fungsi praktis lain yang tidak kalah urgensinya adalah fungsi “bercermin” diri. Tingkah laku seseorang secara umum seperti sejumlah atau seperti semua orang lain. Artinya, tidak ada salahnya jika seseorang melihat kepribadiannya melalui kepribadian orang lain. Kepribadian orang lain merupakan cerminan kepribadiannya sendiri, meskipun cerminan itu hanya menyangkut pola-pola umum saja.

Jika ternyata ditemukan kepribadian yang baik, hal itu perlu dilestarikan, bahkan kalau memungkinkan ditingkatkan. Sementara apabila ditemukan kepribadian yang buruk, maka segera dimodifikasi dan diperbaikinya.

2. Fungsi Teoritis

Fungsi teoretis psikologi kepribadian merupakan fungsi normatifnya. Artinya, teori psikologi kepribadian berusaha mendeskripsikan dan menjelaskan pola-pola umum kepribadian seseorang, agar dapat menjadikan sebagai norma dalam menggambarkan, menentukan, mengkategorikan tipe atau sifat-sifat khas individu, dan menilai baik buruknya (Abdul Mujib, 2006).

Clerence W. Brown dan Edwin E. Ghiselli mengemukakan lima fungsi dan tugas psikologi , yaitu:

  1. Fungsi pemahaman (understanding)
    Memahami kepribadian apa adanya dan bagaimana seharusnya; memberikan penjelasan yang benar, masuk akal dan ilmiah mengenai tingkah laku manusia.

  2. Fungsi pengendalian (control)
    Memberi arah yang efektif dan efesien untuk berbagai tingkah laku manusia, serta memanfaatkan temuan- temuan ilmiah secara benar untuk meningkatkan kesejahteraan hidup manusia.

  3. Fungsi peramalan (prediction)
    Memberi gambaran mengenai kondisi tingkah laku manusia di masa mendatang (termasuk kehidupan setelah mati dan di akhirat kelak) serta memperkirakan hal-hal yang akan terjadi pada periode waktu tertentu.

  4. Fungsi pengembangan (development)
    Memperluas dan mendalami ruang lingkup psikologi kepribadian; menyusun teori-teori baru; menyempurnakan metodelogi dan menciptakan berbagai teknik dan pendekatan psikologis.

  5. Fungsi pendidikan (education)
    Meningkatkan kualitas perilaku manusia; menunjukkan tingkah laku yang benar dan baik; dan memberi arahan sebagaimana mengubah tingkah laku yang salah menjadi benar, sehinggamembentuk kepribadian yang sempurna (insan kamil) (Hanna Djumhana Bastaman, 1995).