Apakah emosi seseorang berpengaruh terhadap kemampuan melakukan problem solving ?

Kemampuan pemecahan masalah

Kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan yang sangat dibutuhkan di era informasi seperti era sekarang ini. Apakah emosi positif seseorang berpengaruh saat orang tersebut melakukan pemecahan masalah (problem solving) ?

Problem solving merupakan penilaian menyeluruh individu mengenai kemampuan khusus dalam pemecahan masalah yang terjadi dalam hidupnya.

Problem solving dapat dilakukan dengan pemahaman (insight) menyeluruh sebagai suatu proses berpikir, belajar, mengingat serta menjawab atau merespon dalam bentuk pengambilan keputusan.

Untuk mencapai kemampuan problem solving yang baik, seorang individu dituntut untuk memiliki kemampuan untuk melakukan prediksi, analisis, dan fakta-fakta serta prinsip-prinsip mengembangkan hubungan sebab akibat pada fenomena yang terjadi.

Menurut MacNair & Elliot (1992), karakeristik individu dengan problem solving yang efektif antara lain :

  • Memiliki kontrol internal yang baik,
  • Membuat sedikit atribusi untuk menyalahkan diri sendiri,
  • Memiliki konsep diri yang positif dan berpikir secara rasional,
  • Menikmati proses berpikir dan aktivitas kognitif lainnya,
  • Terkait dengan banyak kebiasaan belajar dan sikap yang adaptif,
  • Memiliki kepercayaan diri dalam mengambil keputusan, dan
  • Memiliki harapan yang tinggi dan tujuan yang jelas.

Dari penjelasan terkait dengan kemampuan pemecahan masalah dan karakteristik seseorang dalam melakukan pemecahan masalah, maka faktor emosi mempunyai pengaruh yang besar, terutama kematangan atau kestabilan emosi seseorang.

Berikut beberapa hasil penelitian terkait dengan hubungan antara emosi, kematangan emosi dengan kemampuan problem solving pada diri manusia :

  • Menyelesaikan masalah membutuhkan kemampuan sosial yang tinggi dan tingkat kecemasan yang rendah

Neal dan Heppner, dalam penelitian yang dilakukan Salami, S dan Oyesoji, A. . berjudul “Relationship between Problem–Solving Ability and Study Behaviour among school-going Adolescents in Southwestern Nigeria”. (Electronic Journal of Research in Educational Psychology.No.8, Vol 4(1). Nigeria. University of Ibadan. 2006) mengungkapkan bahwa individu yang mampu menyelesaikan masalahnya dengan efektif mempunyai kemampuan sosial yang lebih baik dan tingkat kecemasan yang lebih rendah.

  • Individu dengan kematangan emosi dapat melakukan problem solving secara efektif

Holyoak, dalam penelitian yang dilakukan oleh Halim, F. W., dkk. berjudul “Emotional Stability and Conscientiousness as Predictors towards Job Performance.” (University Putra Malaysia Press Vol 19 page 139- 145. 2011) mengemukakan bahwa individu dengan kestabilan emosi yang tinggi mampu untuk mengelola situasi yang tidak terduga dan mempunyai problem solving yang efektif.

  • Individu dengan kematangan emosi melihat masalah sebagai tantangan dan peluang

Watson dkk. dalam penelitian Kammayer-Mueller, J. D., Judge, T. A., & Scott, B. A. 2009. yang berjudul “The Role of Core Self-Evaluations in The Coping Process.” (Journal of Applied Psychology. Vol 94 No. 1 page 177-195.) mengemukakan bahwa kestabilan emosi yang tinggi membuat individu melihat suatu masalah sebagai suatu tantangan dan peluang untuk mengembangkan diri sehingga individu menjadi optimis akan terselesaikannya suatu masalah.

  • Kematangan emosi berpengaruh pada proses kognisi

Menurut Stevens, M. dalam bukunya yang berjudul “How To Be A Better Problem Solver” (1996) menyatakan bahwa kestabilan emosi merupakan salah satu variabel yang berpengaruh dalam proses kognisi dalam usaha menyelesaikan masalah (problem solving).

Selain itu menurut Rakhmat, J. dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Komunikasi” (2011), menyatakan bahwa :

faktor situasional, faktor biologis dan faktor sosiopsikologis (kebudayaan) yang meliputi motivasi, kepercayaan dan sikap yang tepat serta kebiasaan merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya problem solving pada seseorang.

Oleh karena itu, mengingat bahwa faktor kematangan seseorang sangat berpengaruh terhadap kemampuan problem solving, maka setiap individu perlu memperhatikan faktor-faktor kematangan sosial, yang didiskusikan disini.