Apakah ekonomi mempengaruhi pendidikan anak?

pendidikan anak

Kita tahu ekonomi memiliki pengaruh yang kuat, tetapi apakah ekonomi juga mampu mempengaruhi pendidikan anak?

Ekonomi keluarga termasuk salah satu faktor keberhasilan dan kegagalan pendidikan bagi anak. Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991) bahwa “Faktor biaya merupakan faktor yang sangat penting karena belajar dan kelangsungannya sangat memerlukan biaya”.

Misalnya untuk membeli alat-alat, uang sekolah dan biaya lainnya. Maka keluarga yang miskin akan merasa berat untuk mengeluarkan biaya yang bermacam-macam itu, karena keuangan dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan anak sehari-hari. Lebih-lebih keluarga untuk dengan banyak anak, maka hal ini akan merasa lebih sulit lagi. Keluarga yang miskin juga tidak dapat menyediakan tempat untuk belajar yang memadai, dimana tempat belajar itu merupakan salah satu sarana terlaksananya belajar secara efisien dan efektif.

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi perkembangan pengetahuan seseorang. Keberhasilan pendidikan seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain bakat dan kecerdasan anak tersebut, kegiatan proses belajar mengajar di sekolah, lingkungan keluarga maupun lingkungan sekitarnya. Selain pendidikan formal yang dilakukan di sekolah, pendidikan juga perlu ditanamkan sejak dini dalam keluarga. Pendidikan keluarga merupakan sumber pendidikan yang utama karena segala sesuatu tentang pengetahuan dan kecerdasan manusia pertama kali diperoleh dari orang tua dan anggota keluarga sendiri. Keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pertama, sebab dalam lingkungan inilah pertama-tama anak mendapatkan pendidikan, bimbingan, asuhan, pembiasaan dan latihan. Bukan hanya menjadi tempat anak dipelihara dan dibesarkan, tetapi juga tempat anak hidup dan dididik pertama kali (Sukmadinata, 2004.

Permasalahan ekonomi dalam keluarga akan sangat mengganggu kelancaran pendidikan bagi seorang anak. Banyak siswa yang terpaksa berhenti sekolah karena masalah biaya dan mereka harus mencari pekerjaan untuk membantu orang tua memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini terjadi karena mereka tidak mampu membiayai sekolah dan membeli buku-buku pelajaran. Hamalik (2002) mengatakan bahwa tingkat pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, sikap keluarga terhadap masalah- masalah sosial, realita kehidupan dan lain-lain merupakan faktor yang akan memberi pengalaman kepada anak dan menimbulkan perbedaan dalam minat, apresiasi sikap dan pemahaman ekonomis, perbendaharaan bahasa, abilitas berkomunikasi dengan orang lain, motif berfikir, kebiasaan berbicara dan pola hubungan kerjasama dengan orang lain. Perbedaan-perbedaan ini akan sangat berpengaruh dalam tingkah laku dan perbuatan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Keterbatasan dana yang dimiliki oleh orang tua siswa kemungkinan dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa karena tidak tersedianya fasilitas belajar yang memadi. Penyediaan fasilitas belajar di rumah sangat memudahkan siswa dalam mencapai prestasi yang diharapkan, hasil belajar yang telah dijalani selama proses belajar sangat penting fungsinya untuk menentukan langkah selanjutnya dimasa yang akan datang sehingga siswa akan semaksimal mungkin mendapatkan nilai yang baik.

Syaifullah (1981) mengemukakan bahwa status sosial orang tua pada suatu ketika dapat menentukan sikap mereka terhadap pendidikan dan status ekonomi menentukan kemampuan keluarga dalam menyediakan fasilitas belajar yang diperlukan anak dalam menelaah bahan pelajaran disekolah. Lebih lanjut, Prestel dalam Aini (2007) mengatakan bahwa prestasi anak-anak dalam keluarga yang rendah status sosial ekonominya pada akhir kelas pertama lebih tinggi dari pada prestasi anak-anak daripada keluarga dengan status ekonominya yang mencukupi. Hal ini terjadi karena anak-anak dilatar belakang belakang sosial ekonomi yang rendah lebih cepat menyesuaikan dirinya dengan sebuah tugas atau pekerjaan yang baru, dari pada anak-anak dari latar belakang sosial ekonomi yang mencukupi.

Keadaan sosial ekonomi orang tua akan berpengaruh terhadap adanya fasilitas belajar bagi siswa. Hal ini disebabkan oleh kemampuan orang tua dalam menyediakan sarana atau peralatan belajar. Karena dengan tidak tersedianya sarana belajar akan dapat menyurutkan keinginan siswa untuk belajar. Syaifullah (1981) mengemukakan bahwa status sosial orang tua anak pada suatu ketika dapat menentukan sikap mereka terhadap pendidikan atau peranan pendidikan dalam kehidupan manusia, status ekonomis menentukan kemampuan keluarga dalam menyediakan fasilitas belajar yang diperlukan anak dalam menelaah bahan pelajaran disekolah.

Faktor fasilitas belajar yang diberikan orang tua pada anak-anaknya memegang peranan yang penting dalam suatu proses belajar. Jika orang tua dapat memberikan atau menyediakan fasilitas yang memadai bagi anak-anaknya, maka akan timbul dorongan dan hasrat dalam diri anak untuk belajar lebih baik. Anak akan menyadari kegunaan dan tujuan yang hendak dicapai dari suatu mata pelajaran tertentu apabila mereka memiliki fasilitas yang sangat lengkap.

Siswa yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi orang tua rendah tidak dapat memenuhi semua fasilitas belajarnya. Sedangkan siswa yang berasal dari latar belakang sosial ekonomi tinggi semua fasilitas belajarnya terpenuhi sehingga mereka memiliki motivasi untuk belajar menjadi lebih baik. Dengan adanya fasilitas belajar yang memadai akan mendorong mereka untuk berkonsentrasi dalam belajar dan dapat mencapai cita-cita.

Lebih lanjut, Slameto (2003) menyatakan bahwa keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlingdungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. Apabila fasilitas belajar anak dapat terpenuhi, maka kegiatan belajar menjadi lancar dan tidak terhambat sehingga prestasi belajar anak menjadi meningkat karena fasilitas belajar dapat terpenuhi membuat mereka menjadi fokus dalam kegiatan belajar.