Agree
Menurut saya pribadi, saya tidak setuju jika posisi buku digantikan oleh e-book, adapun alasannya sebagai berikut;
-
Buku cetak memliki halaman kertas yang baik dan lembut apabila tersentuh, sehingga, membaca buku cetak itu sendiri menjadi suatu kesenangan tersendiri secara fisik. Apabila menggunakan e-book, screen yang terdisplay akan membuat Lelah apabila kita membaca terlalu lama, sehingga secara fisik bukan merupakan suatu kesenangan fisik.
2. Buku cetak lebih baik dalam hal penyampaian informasi secara akurat. Penelitian oleh media Guardian pada tahun lalu menemukan bahwa Program E-book Kindle (program penjual e-book yang umumnya dipakai oleh masyarakat eropa dan amerika utara) tidak menyampaikan informasi akurat, setelah orang-orang yang membeli dan membaca buku di Kindle, mereka terkadang menemukan informasi misterius didalam sebuah novel dimana orang-orang tersebut merasa tidak percaya terhadap kenyataan yang ada dalam sebuah novel tersebut, sehingga orang-orang lebih memercayai novel berbentuk buku cetak dibanding novel.
3. Buku cetak yang anda punyai, tetap akan menjadi milik anda seumur hidup. Buku-buku yang ada didalam lingkungan kampus akan tetap dapat terbaca selama kurang lebih 50 tahun. Penggunaan e-book sendiri masih meragukan karena aksesibilitasnya yang akan pasti berbeda dengan e-book yang muncul dalam waktu 10 tahun yang akan datang. Karena e-book yang ada saat ini, belum tentu bisa terbaca dengan program e-book di masa yang akan datang tersebut.
4. Buku cetak merupakan salah satu pengingat fisik sebuah pengetahuan terhadap suatu perjalanan. Contohnya ketika anda melihat di rak-rak buku, terdapat buku Catcher in the Rye yang akan membuat anda mengingat masa-masa muda di SMA, buku Lonely Planet Greece yang mengingat-ingat anda akan indahnya kepulauan Yunani seperti yang didalam cerita tersebut. Sementara e-book, tetaplah e-book.
5. Buku cetak adalah sesuatu yang baik untuk dibagi. Tidak ada yang lebih terasa seru dibanding menceritakan buku yang mempunyai cerita yang menarik kepada teman-teman anda dan sekaligus menyarankan agar membacanya, dan memberinya pinjaman buku tersebut, sehingga akan terjalin pertemanan yang menarik diakibatkan oleh buku itu sendiri. Apabila e-book, sulit dalam hal ‘share’ kepada teman-teman anda mengingat adanya harga e-book yang harus dibayar apabila hendak meminjamkannya kepada orang lain, terlebih mengirim e-mail membutuhkan waktu yang lama pula.
6. Anda dapat menulis catatan atau menandai hal-hal yang penting di tepian halaman buku, serta dapat menggarisbawahi kata kunci yang terkait dengan hal-hal yang menurut anda penting. Meskipun e-book mempunyai fitur tersebut, namun tidak semua e-book dapat memakai fitur yang ada. Ada sesuatu yang penting ketika anda sedang menggarisbawahi sesuatu secara fisik (menulis dengan pensil) dengan gestur dan kemampuan kognitif anda, yang secara tidak langsung akan membuat kita merasa lebih baik dalam memahami dan mengingat hal penting tersebut.
7. Buku cetak mempunyai karakter tersendiri. Sehingga orang-orang akan tahu terhadap genre atau tipe buku yang anda sering baca. Sebuah bus apabila dipenuhi oleh orang-orang yang membaca buku, akan mencerminkan sikap pikiran penduduk di kota itu sendiri. Sementara bila bus dipenuhi oleh orang-orang yang membaca e-books, mereka lebih terlihat hanya sibuk meratapi perangkat elektroniknya masing-masing.
8. Buku cetak akan terasa lebih adil bagi para penulis atau penciptanya. Dalam beberapa tahun belakangan ini, isu merebak akan lemahnya hak cipta penulis di dalam e-book akibat penjualan buku yang tidak terkendali terlebih para penerbit buku untuk e-books memberi royalty kepada penulis e-books lebih sedikit daripada penulis buku biasa. Maka dari itu, untuk membantu mereka agar terus berkarya, belilah buku cetak hasil tulis-pemikirannya sendiri.
9. Buku cetak lebih baik untuk kesehatan anda. Penelitian yang dilakukan oleh Harvard Medical School menemukan bahwa membaca e-book, light-emitting yang muncul saat e-book terdisplay mengganggu kemampuan anda untuk tidur, mengurangi tingkat kewaspadaan di esok harinya, dan mengganggu kesehatan anda secara keseluruhan.
10. Buku cetak tidak rentan dicuri. Ketika anda meninggalkan buku didalam mobil, cukup meyakinkan bahwa buku tersebut akan tetap berada di dalam mobil. Namun akan berbeda apabila anda meninggalkan ipad yang berisi e-book di dalam mobil. Sebagai kiasan, apabila buku terendam secara tidak disengaja di dalam bathtub, akan mudah dikeringkan dengan hairdryer.
Secara Psikis, buku mempunyai dampak positif sebagai berikut;
1. Buku bukan hanya terlihat secara visual, namun dapat terlihat secara fisikal.
Ketika anda hendak mengingat-ingat terhadap sebagian informasi yang diterima, orang-orang cenderung lebih sering mengecek atau membolak-balik informasi yang ada di buku.
Sama seperti hal diatas, sensasi secara fisik pun akan terasa seakan-akan informasi tersebut tertambat seperti jangkar memori.
“Apapun bentuk petunjuk atau isyarat dalam halaman sebuah buku, apapun sensasi yang terasa dari membaca buku, semua hal-hal kecil tersebut mampu membantu anda untuk menyatukan sesuatu yang besar secara bersama-sama” kata Marilyn Jager-Adams, seorang Psikolog pemikiran Kognitif dan Ahli Literasi di Brown University.
2. Buku dapat disesuaikan dengan kemauan sendiri
Garis bawah, sticky note, catatan-catatan kecil di tepian halaman buku merupakan salah satu cara dalam berinteraksi dengan buku. Dan juga cara-cara tersebut sangat gestural, dimana interaksi dalam bentuk gestural mempunyai hubungan yang kuat dan dalam dalam level pemahaman kognitif.
Sebagaimana pendapat Brandon Keim di laman Wired, penulisan didalam layar computer kurang taktis dalam pemahaman kognitifnya. Penulisan dengan keyboard di Kindle (program penjualan dan membaca sekaligus e-book store) tentu sensasinya sangat berbeda dengan rasa kinetis tangan sembari membolak-balikkan halaman sambal memegang dan menulis dengan bolpen. Beberapa peneliti kognitif berpikir bahwa penggunaan interaksi pen-on-paper disebut sebagai “pemahaman komprehensif yang baik” dimana ini tidak didapatkan bagi e-readers.
Kita pun perlu berpikir akan sifat-sifat asal sebuah pembelajaran. Para peneliti mengungkapkan sebuah studi dimana menggarisbawah atau mereview kembali point-point penting dari buku yang telah dibaca merupakan cara yang tidak berguna untuk pengulangan informasi jangka panjang. Cukup mempertanyakan diri anda seperti quiz tentang apa yang and baca. Mudah sekali argument-argument tersebut untuk dilakukan, sehingga secara besar, buku secara tidak langsung akan mengundang anda bagaimana mengingat-ingat kembali inferensi-inferensi atau objek yang telah and abaca ke dalam sebuah text. Hal ini membutuhkan waktu yang lama, seiring bagaimana aktifnya anda dalam membaca buku.
3. Buku mengirimkan Sebuah Sinyal pemikiran.
Hal ini didapat sebagai wujud bagaimana target-target pemahaman kognitif telah dicapai seiring bertumbuh-kembangnya manusia.
Penelitian tentang Pertumbuhan Badan (dari Majalah Discovery) menunjukkan bahwa informasi yang sama akan mengakibatkan efek yang berbeda-beda tergantung bagaimana orang-orang yang membaca buku tersebut mempunyai target pemikiran kognitif yang tentu berbeda pula. Kadangkala ada pembaca yang alur pemikirannya menginstruksikan sebuah teks kalimat agar diubah menjadi gambaran besar atau ada juga yang alur pemikirannya selalu mempelajari satu hal dalam waktu yang cukup lama untuk membuat inferensi yang lebih dalam, yang dimana kedua alur ini akan mengarahkan mereka untuk penyimpanan memori yang lebih baik dalam materi-materi yang sudah terbaca olehnya. Dan ketika para pembaca membuat sebuah penilaian terhadap seseorang terkait dengan yang ia baca, mereka justru tidak membaca dalam maksud menghafali semua isi teksnya, melainkan mengatur semua informasi-informasi yang ada dalam pemikirannya (setelah membaca teks) yang menghasilkan penilaian yang tidak sembarangan dan umumnya mampu mengingat informasi lebih dari itu.
Referensi :