Apakah di Indonesia Sudah Mencapai Kesetaraan Gender?

image

Pengertian kesetaraan gender merujuk kepada suatu keadaan setara antara laki-laki dan perempuan dalam pemenuhan hak dan kewajiban.

Apakah menurut kalian, khususnya di negara kita, Indonesia, sudah mencapai kesetaraan gender?

Kalo dari sudut pandangku secara pribadi ya, Indonesia belum mencapai kesetaraan, karena menurutku, masalahnya bukan setara atau tidak tapi lebih ke “Apasih batas kesetaraan?” aku merasa kita tuh masih abu-abu akan makna ‘setara’ itu sendiri, karena pada faktanya, peran perempuan dan laki-laki tuh ada yang berbeda pada beberapa aspek, dan dengan beban yang berbeda pula. Kaya misalnya, laki-laki kerja di pabrik logam, dibagian pengecoran logam, itu tuh pekerjaan berat dan bertaruh nyawa juga, apakah perempuan perlu mendapatkan pekerjaan yang setara dengan pekerja pengecoran logam tersebut agar disebut setara? Atau bagaimana? Atau batas apa yang menyebabkan gender laki-laki & perempuan itu sedang, telah atau belum setara?
Okay i see, setara, bukan sama. Iya, tapi dimana ‘letak’ atau at least batas kita bisa menyebutnya setara dan tidak? Makna setara masih abu-abu bukan?
Karena menurutku, pencarian makna “kesetaraan” ini lebih penting, agar ketika melakukan eksekusi, tidak timbul perdebatan dan tidak menmbulkan kesan ada pihak yang merasa terintimidasi, aku rasa, selama makna “kesetaraan” ini dicari dan dimaknai dengan baik, kesetaraan di Indonesia pasti akan terwujud.

2 Likes

Kesetaraan gender masih menjadi satu tantangan besar secara global meski penting dari sisi moralitas ataupun keadilan, bahkan menjadi salah satu penopang dalam sektor ekonomi sebuah Negara. Bahkan tidak semua negara maju sudah mengalami kesetaraan gender, khususnya dalam partisipasi wanita di dunia kerja atau di bidang STEM.

Melihat besarnya kesenjangan gender yang masih terjadi secara global, WEF (World Forum Economic) menyatakan dibutuhkan 99 tahun lebih untuk bisa mencapai kesetaraan gender secara optimal. Bahkan, dari 153 negara, hanya 40 negara yang sudah mencapai kesetaraan gender secara optimal. 10 diantaranya menjadi negara-negara yang tingkat kesetaraan gendernya paling optimal. Dari indeks secara keseluruhan, Indonesia menempati posisi 85 yang terbilang masih cukup tertinggal.

Referensi

Kesetaraan Gender Indonesia Peringkat 85, Tertinggal dari Myanmar dan Filipina | merdeka.com

1 Like

kesetaraan gender di indonesia rasanya masih sangat jauh untuk direalisasikan. hal ini karena budaya patriarchy masih sangat kental kita anut. menurutku kesetaraan gender belum sepenuhnya “setara” meningat salah satu pihak masih seringkali mengalami diskriminasi, baik soal pekerjaan, jabatan, dan lain-lain. pihak yang mengalami ketimpangan ini adalah perempuan. ya, perempuan masih sering mendapat stigma yang negatif dari masyarakat, bahkan mirisnya dari sesama perempuan itu sendiri.

Apakah telah mencapai kesetaraan gender? jawaban nya pasti belum.
Apakah indonesia sudah menjadi negara yang lebih baik dalam memandang kesetaraan gender? jawaban nya iya.

Mengapa? jika mundur ke 5-10 tahun lalu saja, seberapa umum sih perempuan bekerja sedangkan suami mengurus rumah. Namun, saat ini masyarakat kita perlahan sudah mulai membuka pikiran nya bahwa mau siapapun yang bekerja ataupun keduanya bekerja bukanlah sebuah masalah. Tidak ada peran gender tertentu yang harus dipusingkan.

Sekarang, bagi laki-laki, jikadilihat dari 3-5 tahun lalu saja, seberapa banyak sih laki-laki yang menggunakan skincare? saat ini, laki-laki sudah berani untuk terang terangan menggunakan skincare. I salute them! :slight_smile: skincare tidak dilabeli oleh gender apapun, skincare digunakan untuk menjaga kulit wajah maupun tubuh manusia. Tidak ada kaitan nya dengan gender.
Beberapa tahun lalu, jika laki-laki mengalami permasalahan kulit, ia terlalu malu untuk membeli skincare sendiri karena takut lingkungan melabeli dirinya ‘bencong’ dan lain sebagainya.

Jadi, saya rasa Indonesia sudah lebih baik dalam kesetaraan peran gender.

1 Like

Menurut saya, jika melihat kondisi saat ini kesetaraan gender di Indonesia sudah cukup meningkat sejak tahun 2006. Adanya peningkatan ini didorong oleh lonjakan jumlah perempuan yang berhasil memegang posisi dan peran-peran penting di bidang kepemimpinan dengan presentase sebesar 55 persen. Indonesia menjadi satu dari negara di dunia di mana posisi tinggi dalam sebuah jabatan mayoritas di pegang oleh perempuan.
Namun, sayangnya partisipasi kerja perempuan cenderung lebih rendah daripada laki-laki yakni hanya mencapai 54 persen sedangkan laki-laki mencapai 83,9 persen. Tidak hanya itu, Indonesia juga masih harus menghadapi adanya isu kesenjangan distribusi pendapatan yang diperoleh pekerja perempuan hanya 7,8 persen setengah dari pendapatan pekerja laki-laki yakni sebesar 15,4 persen.
Di sisi lain, dalam kabinet pemerintahan jumlah representasi perempuan hanya mencapai 24 persen di bandingkan tahun sebelumnya yakni mencapai 26 persen. Padahal, jika melibatkan perempuan dalam sektor politik, khususnya dalam pemerintahan bisa menjadi peluang untuk mensosialisasikan serta mengaplikasikan regulasi kesetaraan gender dalam berbagai sektor secara maksimal.

Referensi

Merdeka. (2020, Februari 18). Kesetaraan Gender Indonesia Peringkat 85, Tertinggal dari Myanmar dan Filipina . Retrieved from merdeka.com: Kesetaraan Gender Indonesia Peringkat 85, Tertinggal dari Myanmar dan Filipina Halaman 2 | merdeka.com

1 Like

Saya setuju dengan @dinarizki , perlu penjelasan makna dari kesetaraan itu sendiri. Supaya tidak jadi ambigu di masyarakat, dan malah menjadi saling menuntut kesetaraan satu sama lain.

Terdapat perbedaan antara kesetaraan dan keadilan. Bila di ilustrasikan

Akan tetapi menurut pandangan saya kesetaraan gender saat ini sudah tercapai. Karena hal tersebut tidak bisa diukur oleh data seperti partisipasi kerja perempuan misalnya. tapi dari pribadi masing-masing apakah sudah merasakan kesetaraan gender atau belum ?

Dikutip dari Kompasiana.com (2015)

Laki-laki secara fisik-biologis (seks) berbeda dengan perempuan. Dan perbedaan seks-biologis itu secara alamiah ikut mempengaruhisifat-sifat seksualitasnya, sehingga muncullah istilah maskulin untuk laki-laki dan feminim untuk perempuan. Maskulin menggambarkan laki-laki yang mempunyai fisik yang kuat, otot yang besar yang menjadi factor pendukung untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berat. Sedangkan feminis mengambarkan perempuan yang mempunyai fisik yang lemah-lembut dan sifat penyayang, pengasih yang lebih menonjol daripada laki-laki. Perbedaan antara maskulinitas dan feminism ini saya kira bukanlah factor budaya melainkan sudah menjadi kodratnya karena perbedaan materi genetic pada perempuan dan laki-laki.

Maka terdapat faktor-faktor biologi seperti diatas yang mempengaruhi, khususnya dalam dunia kerja.

Seperti yang diilustrasikan, pada kasus tersebut tentu seorang manajer memilih laki-laki karena alasan spesifikasi.

Referensi

Kesetaraan atau Keadilan? - Kompasiana.com

1 Like