Apakah Dengan Menjadi Presiden Amerika Kesehatan Mental Donald Trump Perlu Dipertanyakan?

Gamber: theodysseyonline.com

Setelah 10 Hari menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, banyak para pakar psikolog mempertanyakan kesehatan mental seorang Donald Trump.

Dilansir metro.co.uk, Rabu (1/2), kesehatan mental Trump pernah disinggung Hillary Clinton, di mana dia menyebut ‘sikap tempramentalnya’ tidak cocok untuk menjadi presiden. Ternyata, hal itu memantik perhatian para psikolog.

Seorang psikolog, John D Gartner menyebut sang pemimpin memiliki penyakit ‘narsisme berlebihan’. Atas diagnosa itu, dia beranggapan Trump memiliki penyakit mental yang berbahaya.

“Donald Trump memiliki penyakit mental berbahaya dan tempramentyalnya tak cocok sebagai presiden,” kata Gartner kepada US News.

Narsisme berlebihan didefinisikan sebagai kepribadian antisosial, agresif, sadis dan narsis. Penyakit ini menurutnya tidak bisa disembuhkan.

Sebelum lelaki berusia 70 tahun itu menempati kantor barunya, tiga psikiater pernah menulis surat kepada Obama dan memperingatkan Obama atas penyakitnya itu.

“Gejala yang dimilikinya dilaporkan memiliki ketidakstabilan mental, dan sangat hipersensitif terhadap penghinaan atau kritik, dan ketidakmampuan untuk membedakan antara fantasi dan kenyataan. Hal itu membawa kita untuk mempertanyakan kebugarannya untuk mendapatkan tanggung jawab besar.”

Profesor dari Harvard Medical School dan University of California mendesak Obama untuk memerintahkan pemeriksaan kesehatan menyeluruh dan evaluasi neuropsychiatric terhadap Trump. Setelah pemilihan, para psikolog itu mendirikan ‘Terapi Rakyat Atasi Trumpism’.

“Kambing hitam dan mengusir kelompok orang yang dipandang sebagai ancaman, termasuk imigran dan minoritas agama; merendahkan, mengejek, dan merendahkan saingan serta kritikus; membina kultus dari Pria Terkuat untuk menimbulkan ketakutan dan amarah; menjanjikan memecahkan masalah kita jika hanya percaya kepada-Nya; memutar balik sejarah dan memiliki sedikit perhatian untuk kebenaran (dan) melihat tidak perlu untuk persuasi rasional.”

Percayakah anda? berikan komentar anda.

Sumber

Donald Trump adalah Presiden ke 45 dari United State of America (Amerika Serikat), dengan jabatan sebagai seorang Presiden apalagi Presiden dari Negara Adidaya pastinya memiliki tingkat stress yang lebih dari orang lain pada umumnya.

Menurut saya akan wajar jika dia menjadi sedikit “Aneh” dalam berprilaku karena banyak hal yang harus dipikirkan, dan itu semua adalah konsekwensi dari seorang pemimpin. Akan tetapi yang membuat saya kurang setuju adalah jika peraturan-peraturan yang dikeluarkan olehnya dapat merugikan banyak orang.

Contohnya saja seperti kebijakan yang baru-baru ini dikeluarkan, yaitu tidak memperbolehkan imigran yang berasal dari Negara Muslim memasuki wilayah Amerika, hal ini akan sangat merugikan banyak orang. Mengapa rugi? karena tidak sedikit dari para imigran tersebut yang bekerja di Amerika. Hal ini tidak hanyak merugikan pihak pekerja saja tetapi juga merugikan perusahaan tempat mereka bekerja, hal inilah yang menurut saya tidak terlalu bagus dampaknya bagi masyarakat pada umumnya.

Tetapi semoga dengan terpilihnya Presiden Amerika yang baru ini akan berdampak lebih baik bagi banyak pihak dan dapat men-sejahtrakan Masyarakat pada umumnya. :smile: