Apakah dampak dan pengaruh hoax?

din-syamsuddin-jangan-cuek-dan-terkesan-tak-peduli-dengan-hoaks

Din Syamsuddin : Jangan cuek dan terkesan tak peduli dengan hoaks

Masyarakat diminta berhati-hati menyikapi informasi hoaks yang bisa mengancam keutuhan NKRI. Untuk mengantisipasi itu masyarakat diimbau aktif melakukan ‘ronda’ di media sosial (medsos) agar bisa mendeteksi ancaman perpecahan akibat hoaks.

hoaks ini adalah bahaya besar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Menurutnya, hoaks bisa menjadi kendaraan pihak tertentu untuk melakukan adu domba dan fitnah.
Mantan Ketua UmumPP Muhammadiyah ini meminta kepada umat beragama untuk selalu berhati-hati terhadap berita yang belum tentu kebenarannya.

Dampak Negatif Hoax

Dengan adanya media elektronik semakin mudahnya untuk mendapatkan informasi, sehingga tidak mampu membedakan informasi atau berita yang benar dan yang salah. Tindakan hoax (fitnah) akan menyebabkan: menyakiti orang lain, menyiksa, mengusir seseorang dari halaman rumahnya, merampas harta kekayaan, cobaan terberat dalam memeluk dan mempertahankan agama, perlakuan tindakan tidak manusiawi, penzaliman, penganiayaan, terror, pengeksploitasian dan lain-lain

Hoax dapat memecah persoalan sosial, (problem solving), secara fisik maupun secara kejiwaan. Potensi media untuk memanipulasi realitas di luar subyek (res cogitans), dalam media (informasi dan telekomunikasi) masa, berkembang menjadi kesanggupan untuk membangun realitas-realitas baru yang bukan semata kenyataan sehari-hari yang dimanipulasi.

Begitu mudahnya informasi dapat diterima oleh setiap orang pada saat ini, tidak ada batasannya dengan demikian perlu adanya pendidikan terhadap siswa, keluarga dan kolega. Adapun cara memrangi hoax yaitu:

  • Bertakwa kepada Allah,

  • Mengamalkan al-Qur’an dan as-Sunnah serta berpegang teguh kepada duanya,

  • Lemah-lembut, tenang, tidak tergesa-gesa dan memikirkan akibat-akibat yang akan terjadi,

  • Selalu bersama jama’ah kaum muslimin dan menjauhkan diri dari perpecahan dan perselisihan,

  • Mengambil ilmu dari para ulama’ yang mendalam ilmunya dan para imam peneliti serta tidak mengambil ilmu dari orang-orang muda yang baru belajar ilmu dan hanya sebentar mencarinya.