Apakah dampak buruk yang mungkin ditimbulkan oleh Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence?

Kecerdasan Buatan

Pada zaman globalisasi seperti sekarang, artificial intelligence banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan dan ilmuwan untuk meneliti suatu hal, adakah dampak buruk yang bisa ditimbulkan oleh AI ?

Apa itu Artificial Intelligence (AI)?


Dari SIRI hingga mobil yang bisa menyetir sendiri, artificial intelligence (AI) berkembang pesat. Sementara fiksi ilmiah sering menggambarkan AI sebagai robot dengan karakteristik mirip manusia, AI dapat mencakup apapun.

Kecerdasan buatan sekarang dikenal dengan AI narrow (atau AI lemah), karena dirancang untuk melakukan tugas yang sempit (misalnya hanya pengenalan wajah atau hanya penelusuran di internet atau hanya mengendarai mobil). Namun, tujuan jangka panjang banyak peneliti adalah menciptakan AI umum (AGI atau AI kuat). Sementara AI yang sempit dapat mengungguli manusia pada tugas spesifiknya, seperti bermain catur atau memecahkan persamaan, AGI akan mengungguli manusia pada hampir setiap tugas kognitif.

Bagaimana AI dapat memiliki dampak buruk dan menjadi berbahaya?


Sebagian besar peneliti setuju bahwa AI yang supervisi tidak mungkin menunjukkan emosi layaknya manusia seperti cinta atau benci, dan bahwa tidak ada alasan untuk mengharapkan AI menjadi orang yang benar-benar baik hati atau jahat. Sebaliknya, ketika mempertimbangkan bagaimana AI bisa menjadi risiko, para ahli berpikir dua kemungkinan besar skenario:

  1. AI diprogram untuk melakukan sesuatu yang menghancurkan: Autonomous weapons adalah sistem kecerdasan buatan yang diprogram untuk membunuh. Di tangan orang yang salah, senjata ini bisa dengan mudah menyebabkan korban jiwa. Selain itu, perlombaan senjata AI secara tidak sengaja dapat menyebabkan perang AI yang juga mengakibatkan korban jiwa. Untuk menghindari digagalkan oleh musuh, senjata-senjata ini akan dirancang untuk sangat sulit untuk “dimatikan”, sehingga manusia dapat dengan mudah kehilangan kontrol atas situasi semacam itu. Risiko ini adalah salah satu dari kemungkinan yang ada bahkan dengan AI narrow, tetapi tumbuh seiring dengan kecerdasan dan otonomi AI meningkat.

  2. AI diprogram untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat, namun mengembangkan metode destruktif untuk mencapai tujuannya: Hal ini bisa terjadi bilamana kita gagal menyelaraskan sepenuhnya tujuan AI dengan kita, dan merupakan hal yang sulit untuk melakukan itu. Jika kalian meminta mobil cerdas yang taat untuk mengantarmu ke bandara secepat mungkin, mungkin akan membuat kalian mencapai tujuan secepat mungkin tetapi malah dibuat muntah gara-garanya, melakukan apa yang kalian inginkan tapi secara benar-benar apa yang kalian minta. Jika sistem superinteligen ditugaskan pada proyek geoengineering yang ambisius, mungkin akan merusak ekosistem kita sebagai efek samping.

Seperti yang ditunjukkan oleh contoh-contoh ini, kekhawatiran tentang AI lanjut bukanlah kedengkian tapi kompetensi. AI yang super cerdas akan sangat hebat dalam mencapai tujuannya dan jika tujuan tersebut tidak sesuai dengan keinginan kita, kita akan memiliki masalah.

Karena AI memiliki potensi untuk menjadi lebih cerdas daripada manusia manapun, kita tidak memiliki cara pasti untuk memprediksi tentang perilaku tersebut. Contoh terbaik dari apa yang bisa kita hadapi adalah evolusi kita sendiri. Manusia sekarang mengendalikan planet ini, bukan karena kita yang terkuat, tercepat atau terbesar, tapi karena kita yang paling cerdas. Jika kita bukan lagi yang terpandai, apakah kita yakin untuk dapat tetap memegang kontrol?

Mitos-mitos tentang AI


Percakapan yang menarik sedang berlangsung tentang masa depan Artificial Intelligence dan apa yang seharusnya dimaksudkan untuk kemanusiaan. Ada kontroversi menarik dimana para ahli terkemuka dunia tidak setuju, seperti: Dampak masa depan AI terhadap pasar kerja; jika / ketika AI tingkat manusia akan dikembangkan; apakah ini adalah sesuatu yang harus kita sambut atau takuti. Tapi ada juga banyak contoh dari kontroversi semu yang membosankan yang disebabkan oleh kesalahpahaman orang.

sources

Benefits & Risks of Artificial Intelligence - Future of Life Institute

Stephen Hawking, Bill Gates, dan Elon Musk mempunyai sesuatu yang sama, yaitu kesamaan dalam ketakutan atas pengambilalihan kehidupan oleh AI/kecerdasan buatan. Tapi apakah hal tersebut bisa terjadi? Mari mencari tahu mengapa banyak orang khawatir tentang pengambilalihan oleh AI dan mengapa hal tersebut bisa segera terjadi.

AI belajar untuk mempengaruhi dan menipu

image

Membohong adalah perilaku universal. Manusia melakukannya sepanjang waktu. Namun berbohong tidak lagi terbatas pada manusia saja. Periset dari Georgia Institute of Technology telah mengembangkan robot cerdas buatan yang mampu melakukan kecurangan dan penipuan. Setelah disempurnakan, militer dapat menggunakan robot cerdas ini di medan perang. Dengan mempelajari seni berbohong, AI ini dapat “membeli waktu sampai bala bantuan tiba” dengan mengubah strategi patrol mereka untuk menipu robot cerdas atau manusia lainnya.

AI mulai mengambil alih pekerjaan-pekerjaan

Banyak dari kita takut kepada AI dan robot karena mereka mampu membunuh kita, namun para ilmuwan mengatakan bahwa kita harus lebih khawatir tentang mesin yang bisa menghilangkan pekerjaan kita. Di Amerika Serikat saja, ada 250.000 robot yang melakukan pekerjaan yang biasa dilakukan oleh manusia.

AI mulai untuk mengakali hacker-hacker manusia

Beberapa ilmuwan sekarang sedang mengembangkan sistem peretas AI yang sangat cerdas untuk melawan para hacker. Pada bulan Agustus 2016, tujuh tim ditetapkan untuk bersaing dalam DARPA’s Cyber Grand Challenge.

AI mulai mengerti tentang sikap manusia

Berikut adalah video mengenai Facebook, yang dijelaskan oleh Mark Zuckerberg. Video dibawah menjelaskan tentang bagaimana Facebook menggunakan AI yang mampu mengerti sikap-sikap manusia

AI mulai digunakan sebagai senjata

Dalam upaya untuk memastikan “Keunggulan militer yang terus berlanjut atas China dan Rusia,” Pentagon telah mengusulkan anggaran sebesar $12 miliar sampai $15 miliar untuk tahun 2017. Pentagon berencana untuk mengembangkan mesin peperangan. Menggunakan AI selama perang dapat menyelamatkan ribuan nyawa, namun juga bisa memusnahkan jutaan nyawa.

AI mulai untuk memahami apa yang benar dan yang salah

Dalam upaya untuk mencegah pengambilanalih oleh AI, para ilmuwan sedang mengembangkan metode baru yang memungkinkan mesin untuk membedakan yang salah dan yang benar. Murray Shanahan, seorang professor robotika kognitif di Imperial College London, percaya bahwa ini adalah kunci untuk mencega mesin membasi manusia. Namun, ada juga bahaya dari hal tersebut. Jika manusia mampu melakukan banyak kejahatan, apa yang menghalangi AI yang kuat melakukan hal yang sama? Bisa saja AI superintelijen menyadari bahwa manusia buruk bagi lingkungan, dan karena itu, adalah sebuah kesalahan bahwa manusia eksis dalam kehidupan.

Sumber:

1 Like