Apakah dalam pembuatan MVP harus benar - benar sederhana?

Seperti yang kita ketahui, terdapat kata minimum dalam mvp, lantas apakah dalam membuat suatu mvp harus benar - benar sederhana?

Seperti yang dikatakan oleh Alex Iscold dalam blog pribadinya, ia menuliskan bahwa jika MVP selalu dianggap minimal maka bisa membuat produk terkesan terlalu simple dan akhirnya gagal di pasaran. Alex berpendapat minimum yang diluncurkan masih perlu menjadi viable, jika terlalu simple akan membuat gagal memecahkan permasalahan dan gagal merangkul pelanggan.

Alex menuliskan “MVP cukup baik, dan dapat ditingkatkan menjadi besar satu hari. Prototype tidak cukup baik”. Dari hal tersebut MVP dapat menyimpan potensi untuk berkembang lebih besar supaya produk tetap bisa hidup dan meraih hati pengguna. MVP lebih bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan dari permasalahan yang ingin kita selesaikan. Menurut Alex product yang dapat betahan adalah produk yang dapat membuat kita senang dengan kualitas yang di tawarkan, fitur - fitur yang di inginkan, dan mempunyai UX yang sederhana.

Kunci untuk menghasilkan MVP yang tidak hanya sederhana dengan melakukan perulangan feedback. Perulangan ini yang akan membuat sistem/aplikasi menjadi hidup dan berkembang di kemudian hari. Beberapa langkah yang dilakukan untuk melakukan perputaran feedback menurut alex antara lain :

  • Langkah 0: bicaralah dengan pelanggan untuk mengkonfirmasi Anda secara lisan. Lakukan hal-hal unscalable untuk memvalidasi pasar.
  • Langkah 1: Memetakan MVP berdasarkan hal-hal vital dan pemahaman tentang pasar.
  • Langkah 2: Hapus fitur yang merasa tidak perlu.
  • Langkah 3: Menggabungkan fitur yang dapat dikombinasikan dan menyederhanakan.
  • Langkah 4: Periksa arus dan perulangan umpan balik. Apakah Anda memecahkan masalah, Apakah sistem yang cukup dinamis, Apakah akan hidup. Ulangi langkah ke-2 hingga ke-4 secara terus menerus.

sumber