Apakah Computational thinking sama dengan berpikir efektif ?

Computational thinking

Computational thinking merupakan metode penyelesaian masalah dengan menerapkan teknik ilmu komputer. seringkali dianggap sebagai penyelesaian masalah yang cukup efektif. namun, apakah computational thinking bisa disamakan dengan berpikir secara efektif?

Computational thinking adalah sebuah pendekatan dalam proses pembelajaran. CT memang memiliki peran penting dalam pengembangan aplikasi komputer, namun CT juga dapat digunakan untuk mendukung pemecahan masalah disemua disiplin ilmu, termasuk humaniora, matematika dan ilmu pengetahuan, bahkan juga mendukung pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Computational thinking biasanya menerapkan metode pemecahan masalah secara efektif. Memecahkan masalah secara singkat dan lebih akurat. Namun tentu saja tidak selalu efektif dan akurat.

Computational thinking hamper sama dengan berfikir efektif, karena berfikir negatif juga memerlukan pemecahan masalah yang lebih singkat, sederhana dan pasti serta akurat.

Computational thinking dapat disamakan dengan berfikir efektif jika dapat menerapkan langkah-langkah berikut :

1. Menentukan hal yang akan dilaksanakan dan akan dicapai serta merencanakannya.
kita tentu tidak bisa mengetahui masa depan akan seperti apa, karena pasti akan banyak tantangan yang akan dihadapi. Namun, kita bisa memprediksi masa depan akan seperti apa jika kita bisa merencanaknnya dengan berfikir secara efektif dan logis.

2. Mendekomposisikan rencana atau hal yang ingin dilakukan.
Dengan mendekomposisikan rencana kedepannya, anda dapat mengetahui poin-poin penting serta dapat berfikir secara kritis bagaimana cara mencapai tujuan tersebut se efektif mungkin.

3. Analisis pola yang biasa terjadi
Misal dalam permainan saham kita harus tahu bagaimana pola dari pergerakan saham itu sendiri sehingga nantinya ketika kita membeli saham kita tahu saham mana yang akan mengalami kenaikan dan penurunan berdasarkan pola yang telah kita amati. Begitu juga dengan masa depan , terkadang ada pola pola dalam hidup kita yang terjadi secara terstruktur. Maka dari itu kita harus mengenali pola pola suatu kejadian agar kita dapat mengantisipasi sesuatu hal yang kita tidak inginkan kedepannya.

4. Abstraksikan
Abstraksikan dengan cara membuat situasi hipotetis yang berkaitan dengan tujuan Anda. Tanyakan pada diri Anda “bagaimana jika” untuk berbagai kemungkinan dan bayangkan kemungkinan hasil, kemungkinan peristiwa yang mungkin terjadi. Terutama, pikirkan kemungkinan konsekuensi dari berbagai tindakan yang berbeda. fokuslah pada rincian penting dan abaikanlah informasi yang tidak relevan

5. Rancanglah algoritma untuk mencapai tujuan anda
Buatlah langkah langkah apa saja yang harus anda lakukan dalam mencapai tujuan anda dengan mempertimbangkan dari informasi informasi yang telah anda dapatkan melalui langkah langkah sebelumnya.

6. Menyesuaikan.
Saat Anda melihat apa yang benar-benar terjadi, atur tindakan atau tanggapan Anda sebaik mungkin. Anda mungkin tidak memiliki kesempatan untuk mengubah arah setelah Anda memulai, namun Anda memiliki keuntungan untuk mendapatkan informasi atau hasil baru. Gunakan mereka untuk memutuskan bagaimana mengubah tindakan Anda di masa sekarang dan di masa depan.

Computational Thinking (CT) adalah sebuah pendekatan dalam proses pembelajaran. CT memang memiliki peran penting dalam pengembangan aplikasi komputer, namun CT juga dapat digunakan untuk mendukung pemecahan masalah disemua disiplin ilmu, termasuk humaniora, matematika dan ilmu pengetahuan. Siswa yang belajar dimana CT diterapkan dalam kurikulum (proses pembelajaran) dapat mulai melihat hubungan antara mata pelajaran, serta antara kehidupan di dalam dengan di luar kelas.

Berpikir komputasi adalah teknik pemecahan masalah yang sangat luas wilayah penerapannya. Tidak mengherankan bahwa memiliki kemampuan tersebut adalah sebuah keharusan bagi seseorang yang hidup pada abad ke dua puluh satu ini. Seperti juga bermain musik dan belajar bahasa asing, Computational Thinking melatih otak untuk terbiasa berfikir secara logis, terstruktur dan kreatif.

Istilah CT pertama kali diperkenalkan oleh Seymour Papert pada tahun 1980 dan 1996. Di tahun 2014, pemerintah Inggris memasukkan materi pemrograman kedalam kurikulum sekolah dasar dan menengah, tujuannya bukan untuk mencetak pekerja software (programmer) secara massif tetapi untuk mengenalkan Computational Thinking (CT) sejak dini kepada siswa. Pemerintah Inggris percaya Computational Thinking (CT) dapat membuat siswa lebih cerdas dan membuat mereka lebih cepat memahami teknologi yang ada di sekitar mereka.

Bahkan Google pun terlibat untuk memfasilitasi guru untuk dapat menguasai CT yang merupakan salah satu kecakapan abad 21 yang harus dikuasai oleh peserta didik melalui kursus online. Dibanyak negara CT mulai diintegrasikan kedalam semua mata pelajaran, bahkan di beberapa negara untuk membantu dan mempercepat pengintegrasian dan penetrasi kearah Computational Thinking, mereka memasukan Computer Science (ICT) sebagai sebuah mata pelajaran wajib dalam kurikulum nasional mereka.

Problem Based Learning (PBL) merupakan elemen penting dari Science, Technology, Engineering, dan Matematika (STEM) yang ada pada pendidikan kita. Bahkan kini tidak hanya STEM tapi sudah berkembang menjadi STEAM dimana huruf “A” mewakili “Arts / Seni”. Karakteristik Berpikir Komputasi (CT) merumuskan masalah dengan menguraikan masalah tersebut ke segmen yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. Strategi ini memungkinkan siswa untuk mengubah masalah yang kompleks menjadi beberapa prosedur atau langkah yang tidak hanya lebih mudah untuk dilaksanakan, akan tetapi juga menyediakan cara yang efisien untuk berpikir kreatif.

Jadi Computational Thinking bisa juga dikatakan sama dengan efisien, karena memang salah satu tujuan dari computational thinking adalah membuat suatu kegiatan menjadi lebih efisien dan efektif.