Apakah berjemur di bawah sinar matahari baik untuk kesehatan?

Sinar matahari biasanya dihindari karena bisa membuat kulita menjadi hitam. Tetapi dengan adanya wabah virus corona ini, banyak yang beranggapan bahwa berjemur di bawah sinar matahari baik untuk meningkatkan sistem imunitas manusia. Benarkah demikian ? Apa saja yang perlu diperhatikan ?

Spektrum radiasi elektromagnetik dibedakan berdasaran panjang gelombang, beberapa yang kita kenal yaitu radiasi UVA, UVB, dan UVC dari matahari.

  • Radiasi sinar ultraviolet A (UVA) yang dapat menyebabkan penuaan kulit secara prematur dan penggelapan kulit (kurang lebih masuk sekitar 95% ke bumi),

  • Radiasi sinar ultraviolet B (UVB) yang menyebabkan kulit yang terbakar matahari atau sunburn dan kanker kulit melanoma atau non-melanoma (kurang lebih masuk sekitar 5% ke bumi).

  • Radiasi sinar ultraviolet C (UVC) dihambat oleh lapisan ozon stratosfer, sehingga hampir tidak ada yang masuk ke bumi. Jadi lapisan ozon (lapisan stratosfer) ini yang berada 10-50 km diatas permukaan bumi, menyerap semua UVC, menyerap banyak UVB, dan tidak terlalu menyerap UVA.

Ras Asia berespon berbeda pada paparan sinar matahari daripada ras Kaukasia. Ras Asia lebih mudah menjadi warna cokelat atau tan namun lebih tidak mudah terjadi kulit yang terbakar, yang menandakan bahwa paparan kronis sinar UV cenderung untuk memproduksi masalah yang berkaitan dengan pigmentasi. Ras Asia mudah terkena melasma, freckles, lentigen, daripada ras Kaukasia yang lebih sering terlihat kerutan sebagai tanda penuaan kulit yang utama.

Ketika matahari berada pada titik tertinggi di cakrawala, jarak antara ultraviolet yang menembus bumi, lebih pendek, oleh karenanya lebih sedikit yang diserap di atmosfer dan lebih banyak yang mencapai permukaan bumi.

Oleh karena itu, antara pukul 10.00-14.00, ketika UV paling kuat, sinar matahari sebaiknya dihindari. Salju, pasir, dan logam akan memantulkan 90% dari UV. Dan UV akan berkurang 50-95% di bawah bayang-bayang (shadow), maka dari itu, hendaknya berada di tempat teduh jika memungkinkan.

Produksi vitamin D di kutan dimediasi oleh panjang gelombang di dalam rentang panjang gelombang UVB. Vitamin D yang optimal di darah penting untuk kesehatan tulang dan memiliki banyak manfaat serta keuntungan lainnya dengan peak 297 nm (rentang UVB sekitar 290 nm-310 nm).

Jadi, UV B diperlukan dalam proses sintesis vitamin D3 yang dibutuhkan tubuh manusia. Selain itu, paparan terhadap sinar matahari juga berdampak pada kanker kulit.

Paparan UV B berlebihan meningkatkan peluang terjadinya kanker non-melanoma.

Berapa lama sebaiknya orang terpapar sinar matahari ?

Secara eksplisit, Holick menyebutkan waktu, musim, posisi lintang, kondisi cuaca, dan derajat pigmentasi kulit sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi jawaban untuk pertanyaan tersebut. Holick memberikan contoh untuk seorang ras Kaukasus dengan kulit tipe II yang tinggal di sekitar lintang 42 derajat Utara di pertengahan hari di bulan Juni, yaitu di tengah musim panas, dalam kondisi langit cerah. Paparan sinar matahari pada kaki dan tangannya selama 5-15 menit di antara pukul 10 pagi sampai pukul 3 sore dengan frekuensi dua atau tiga kali seminggu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan Vitamin D.

Dalam buku Fitzpatrick’s edisi tahun 2019 dikatakan bahwa pada daerah tropis, jumlah adekuat vitamin D3 yang dibuat di kulit cukup dengan paparan sinar matahari selama 10-15 menit selama 2x/minggu dan paparannya cukup di wajah, tangan, lengan, dan punggung. Seseorang dengan melanin tinggi mungkin memerlukan waktu lebih dalam mendaparkan paparan sinar matahari daripada orang dengan melanin rendah.

The American Skin Cancer Society tahun 2017 juga merekomendasikan untuk menghindari paparan sinar matahari yang berlebihan, yaitu ketika radiasi UV sedang kuat, yaitu antara pukul 10.00 hingga pukul 16.00.

WHO mengeluarkan rekomendasi yang keras: batasi waktu terpapar sinar matahari tengah hari. “The Sun’s UV rays are strongest between 10 a.m. and 2 p.m. ( = 2 hours each side of the solar noon). Limit exposure to the Sun during these hours.” Demikian yang ditegaskan organisasi dunia tersebut dalam pamflet Sunshine and health: How to enjoy the Sun safely.

Sebagai kesimpulan, untuk mendapatkan manfaat terbaik sinar matahari tanpa membahayakan kesehatan, berjemurlah ketika sinar matahari tidak terlalu terik. Itu berarti tidak di antara pukul 10.00 pagi dan pukul 14.00 siang dan pada daerah tropis, jumlah adekuat vitamin D3 yang dibuat di kulit cukup dengan paparan sinar matahari selama 10-15 menit selama 2x/minggu dan paparannya cukup di wajah, tangan, lengan, dan punggung.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Yin, R., Chen Q., and Hamblin M.R. Skin Photoaging. Morgan & Claypool Publishers, 2014.
  2. Li, H., Colantonio, S., Dawson, A., Lin, X., and Beecker, J. Sunscreen Application, Safety, and Sun Protection: The Evidence. Journal of Cutaneous Medicine and Surgery 23.4., 2019; p 357-369.
  3. Chung, H.J. (ed). Fitzpatrick’s Dermatology. 9th edition. New York: Mc Graw-Hill Education; 2019: p 3623.
3 Likes