Apakah benar virtual meeting bisa menguras energi? Apa alasannya?

58492cc90b8c8e1542a85d882dfbe853

Sejak pandemi covid-19 melanda Indonesia, pemerintah memerintahkan masyarakatnya untuk melakukan segala kegiatan mulai dari bekerja, sekolah, berjualan, dan mengajar harus dilakukan dari rumah masing-masing. Oleh karena itu salah satu cara efektif agar tetap bisa terhubung dengan orang lain adalah melalui virtual meeting. Hampir semua orang melakukan virtual meeting dalam menyelesaikan semua pekerjaannya. Bahkan kegiatan seminar, workshop, konser yang biasanya digelar secara langsung, sekarang juga menggunakan media virtual meeting untuk pelaksanaannya.

Seseorang yang bekerja atau seseorang yang sedang bersekolah bisa melakukan virtual meeting seharian dari pagi hingga sore hari. Sehingga sering kali banyak yang mengeluhkan kelelahan dan merasa terkuras energinya setelah melakukan virtual meeting. Padahal virtual meeting hanya dilakukan dengan duduk di depan laptop/komputer dan menatap layar laptop saja.

Namun mengapa virtual meeting bisa menguras energi?

1 Like

Berada dalam percakapan video memerlukan fokus yang lebih tajam ketimbang percakapan tatap muka. percakapan video mengahruskan kita bekerja lebih keras memproses isyarat non-verbal seperti ekspreksi wajah, gaya, nada bicara, dan bahasa tubuh. memberi perhatian kepada sejumlah hal tadi menguras lebih banyak energi.
Diam juga membuat lawan bicara tidak nyaman. dalam kajian tahun 2014 oleh sejumlah peneliti asal Jerman, keterlambaan jaringan telepon atau sistem konferensi membentuk pandangan negatif terhadap orang tertentu. bahkan jeda 1,2 detik membuat orang memandang lawan bicaranya dalam percakapan video tidak ramah atau tidak fokus.
saat kita berada dalam konferensi video, kita tahu setiap orang melihat kita. kita berada di panggung, jadi muncullah tekanan sosial dan perasaan bahwa kita perlu tampil terlihat prima. harus tampil dihadapan orang lain itu menegangkan dan penuh tekanan.
itulah mengapa virtual meeting bisa menguras energi kita.

Referensi

BBC News Indonesia

Aku setuju bahwa rapat virtual melalui berbagai aplikasi itu lebih melelahkan dibandingkan dengan rapat yang dilakukan secara tatap muka fisik. Bahkan CEO Zoom Eric Yuan mengungkapkan bahwa dia sudah bosan dengan rapat virtual, sama seperti yang orang lain rasakan. Ia tak menolak bahwa rapat virtual itu sangat melelahkan dan dirinya juga mengalami “Zoom Fatigue” atau rasa lelah saat melakukan rapat virtual.

“Ya. Saya ingin memberitahu anda. April lalu, di salah satu hari, saya memiliki total 19 Zoom meetings. Aku sangat lelah dengan itu, jadi aku benar-benar kelelahan,” kata Yuan, dikutip dari Daily Mail, Jumat (7/5/2021).

Lebih lanjut lagi, para peneliti dari Stanford University melakukan survei lebih dari 10.000 orang yang menggunakan platform Zoom setiap hari sejak Februari hingga Maret 2021. Hasilnya, peneliti menemukan bahwa satu dari tujuh wanita merasa sangat lelah setelah melakukan Zoom meetings. Sementara untuk lelaki, satu dari 20 orang merasa kelelahan usai gunakan Zoom meeting. Menurut peneliti, alasan perbedaan ini terjadi karena para perempuan juga lebih fokus pada kondisi dan penampilan mereka ketika di depan kamera, tak hanya fokus ke lawan bicaranya. Para perempuan juga melakukan rapat virtual lebih lama dan cenderung tidak beristirahat.

Dengan berbagai sumber tersebut, memang tidak salah jika rapat virtual itu sangat melelahkan karena fokus menatap layar secara intens dalam waktu yang lama membutuhkan energi yang tidak sedikit. Selain itu, menurutku rapat secara virtual juga kurang menghasilkan rasa semangat secara batin dibandingkan dengan rapat secara tatap muka fisik. Dengan demikian, rasa bosan yang timbul juga dapat menghasilkan sugesti bahwa tubuh kita telah lelah sehingga mendukung perasaan terkurasnya energi tersebut karena energi tidak hanya berupa fisik namun juga batin atau emosi.

Sumber

Novianty, D., & Prastya, D. (2021, 7 Mei). CEO Zoom Akui Rapat Virtual di Zoom Melelahkan. Diakses pada 4 Agustus 2021, dari CEO Zoom Akui Rapat Virtual di Zoom Melelahkan.