Apakah benar Belalang sembah berparasit cacing?

Belalang sembah atau Belalang sentadu adalah serangga yang termasuk ke dalam ordo Mantodea. Dalam bahasa Inggris, serangga ini biasa disebut praying mantis karena sikapnya yang seringkali kelihatan seperti sedang berdoa. Kata mantis berasal dari bahasa Yunani “Mantes” yang berarti “nabi” atau “peramal nasib”.

anyak sebutan dalam bahasa lokal, seperti congcorang (bahasa Sunda/bahasa Betawi), walang kadung/kèkèk (bahasa Jawa), dan mentadak (bahasa Melayu). Ada sekitar 2.300 spesies dalam ordo Mantodea di seluruh dunia; kebanyakan berada di daerah tropis atau sub-tropis, tetapi beberapa spesies hidup di iklim sedang, seperti di utara Amerika Serikat, Eropa Tengah, dan Siberia. Belalang sentadu tergolong keluarga Mantidae. Belalang sentadu adalah salah satu dari segelintir serangga yang dapat memutar kepalanya. Beberapa teks merujuk kepada belalang sentadu Eropa (Mantis religiosa) sebagai belalang sentadu yang paling umum di negara-negara di Eropa.

Ischnomantis gigas adalah belalang sentadu terbesar dengan panjang 17 cm untuk yang betina, dan ditemukan di daerah Sahel di Afrika. Belalang sentadu terkecil adalah Bolbe pygmaea, yang hanya 1 cm panjangnya pada usia dewasa. Bahaya Belalang Sembah Belalang sembah ini dapat terinfeksi cacing yang membahayakan, cacing ini merupakan cacing parasit. Parasit yang kerapkali menginfeksi tubuh belalang ini disebut nematomorph, atau lebih dikenal sebagai cacing bulu kuda atau cacing gordian. Parasit ini terkadang memiliki massa dan terlihat seperti sebuah simpul. Secara umum, cacing bulu kuda ini akan menginfeksi belalang, namun bisa juga menginfeksi serangga lainnya seperti jangkrik, kecoak, kumbang, atau belalang sembah. Hasil penelitian yang dilakukan sejumlah ilmuwan Prancis (2005) menunjukkan, cacing parasit ini sanggup memanipulasi inangnya.

Larva cacing masuk ke tubuh belalang melalui air yang diminumnya. Ketika sudah berada di dalam tubuh belalang, larva cacing akan mengusai seluruh tubuh belalang, kecuali di bagian kepala dan kakinya. Pada kondisi tersebut, belalang sudah dalam keadaan seperti zombie, alias mayat hidup. Selanjutnya larva tumbuh dewasa menjadi cacing, yang akan mengeluarkan protein secara langsung, kemudian bereaksi terhadap saraf belakang dari belalang. Akibatnya belalang seperti “terhipnotis” untuk mencari air lalu menceburkan diri. Saat berada di dalam air itulah, cacing akan keluar dari tubuhnya. Panjang cacing ini bahkan bisa mencapai 50 – 100 cm! Setelah cacing keluar, si belalang akan mati tenggelam.