Vanilla di Indonesia lebih sering disebut sebagai vanili, penghasil aroma dan rasa ini kerap diikutsertakan ke dalam adonan hidangan manis. Ada yang alami, ada juga yang sintetis. Bagaimanakah cara membedakannya?
1/ Batang Vanili
Biasa juga disebut vanilla pod. Batang berwarna hitam ini sebenarnya adalah buah tanaman vanili yang dikeringkan. Biasa digunakan dengan cara mengambil biji-biji kecil di dalamnya.
Isi atau biji-bijinya yang bertekstur seperti pasir berminyak dikeruk, lalu dicampurkan ke dalam masakan. Gunakan ½ - 1 batang vanili ke dalam ± 500 g adonan masakan atau kue.
2/ Ekstrak Vanili
Dari vanili kering yang direndam air dan alkohol. Termasuk paling banyak digunakan dan lebih disukai karena dapat meningkatkan rasa dan aroma pada makanan secara maksimal. Biasa dijual dalam kemasan botol dan berwarana cokelat. Campurkan maksimal 1 sdt vanili ekstrak ke dalam ± 500 gram adonan.
3/ Pasta Vanili
Walau bernama pasta, tekstur pasta vanili tidak seperti layaknya pasta gigi. Tapi, cenderung lebih cair seperti lem. Ini adalah campuran ekstrak vanili dan biji vanili. Sebagai bahan pengikat, ada yang menambahkan juga jagung atau xantan gum. Baca cara penggunaannya, karena setiap merek berbeda anjuran takarannya.
4/ Esens Vanili
Disebut artificial vanilla extract. Produk dari senyawa kimia, hanya memberikan aroma, tapi tak memiliki cita rasa. Jika terlalu banyak menggunakannya, makanan akan terasa pahit. Dapat dibeli di toko bahan kue dalam bentuk cair berwarna bening. Campurkan maksimal 1 sdt esens vanili ke dalam ± 500 g adonan.
5/ Bubuk Vanili
Sama seperti esens, bubuk vanili merupakan produk sintetis. Karakternya sama dengan esens vanili, hanya memberikan aroma dan alam terasa pahit jika terlalu banyak menggunakannya. Harganya paling ekonomis sehingga paling sering digunakan. Dapat dijumpai di supermarket dalam kemasan botol plastik kecil. Campurkan maksimal ½ sdt ke dalam ± 500 g adonan
sumber:
https://www.femina.co.id/tip-masak/ini-bedanya-ekstrak-vanili-essens-vanili-dan-bubuk-vanili-