Apakah arti dan makna dari kata Insya Allah?

Insya Allah

Seseorang yang mengucapkan kalimat Insya Allah meyakini bahwa terdapat iradah di atas iradahnya sendiri artinya, jika Ia tidak menghendaki sesuatu maka tidak ada sesuatu yang bisa terjadi. Apakah arti dan makna dari kata Insya Allah?

Dalam sebagian perkara, kalimat “Insya Allah” merupakan bentuk mengambil berkah dan orang-orang selalu mengucapkan “Inysa Allah’ dan “Masya Allah”.

“Sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman” (Qs Al-Fath [48]: 27)

Pada ayat lain, Allah Swt berfirman:

“Maka tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf, Yusuf merangkul ibu bapaknya dan berkata, “Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah kamu dalam keadaan aman.” (Qs Yusuf [12]: 99)

Kata insya Allah berdasarkan semantik leksikal Arab dapat ditemukan situasi dan maknanya dalam sumber utama kata tersebut berasal. Seperti yang kita ketahui selain kata tersebut berasal dari bahasa Arab, Kata tersebut merupakan kata yang beregisterasi atau mempunyai afiliasi kuat terhadap agama tertentu, dan yang dalam hal ini adalah Islam. Sumber utama dalam Islam adalah Al quran, cukup representatif bila kita menggunakannya sebagai pencarian makna awal kata ini berasal dan digunakan.

Al quran menyebutkan mengenai Kata ini dalam banyak ayat, antara lain :

Pada surat Al Kahfi penyebutan dan penggambaran kondisi penggunaan kata ini dapat ditemukan dalam ayat 23-24 mengenai janji Rasulullah, dan ayat 66-78 mengenai janji Nabi Musa dalam perjalanannya bersama Nabi Khidr.

  • Pada surat as Saffat ayat 102 tentang kemantapan hati dan kepasrahan Nabi Ismail saat ayahnya menceritakan mengenai mimpi penyembelihan beliau.

  • Pada Surat Al Qasas ayat 27-29 tentang janji Nabi Musa pada Nabi Syu’aib.

Menurut tafsir Ibnu Katsir pada surat Al Kahfi ayat 23-24, makna In sya Allah adalah sebagai berikut,

/walā taqūlanna lisyai in inni fā’ilun dzālika ghadā/-/illa an yasyā allah wadzkur rabbaka idzā nasīta wa qul ‘asā an yahdiyani rabbī li aqraba min hadza rasyadān/

“Dan janganlah mengatakan, “Aku akan melakukan hal ini dan itu besok’’. “Kecuali (dengan mengatakan),.” Jika Allah menghendaki "Dan ingatlah Tuhan Anda ketika Anda lupa dan berkata:"Ini mungkin bahwa Tuhanku menuntun ke jalan dekat kebenaran dari ini’’ (QS 18: 23-24)

Pada surat Al Kahfi Ayat 23-24 dijelaskan mengenai bagaimana pentingnya mengucapkan ungkapan insya Allah dalam Islam sebelum memberikan keputusan terhadap hal yang belum pasti. Ayat ini turun karena saat Nabi SAW ditanya mengenai kisah ashabul kahfi beliau menjawab akan memberikan jawabannya esok hari tanpa mengucapkan insya Allah .

Pada tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa ternyata wahyu tidak turun pada beliau hingga lima belas hari. Kemudian turunlah ayat ini untuk mengingatkan Nabi selalu meminta petunjuk Allah sebelum melakukan sesuatu, apalagi yang masih belum diketahui kebenarannya dengan mengucapkan insya Allah.

Kata Insya Allah digunakan pada situasi merencanakan sesuatu yang tidak pasti termasuk pemenuhan janji. Pemenuhan janji yang dimaksud adalah usaha dengan penuh kesungguhan untuk memenuhinya dengan tetap bersandar kepasrahan pada ketetapan Allah. Karena arti harfiah kata ini dalam bahasa Arab adalah ‘jika Allah mengizinkan’.