Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Anda Stres?

Setiap waktu, Anda bisa saja mengalami stres, bisa saja karena pekerjaan, masalah keuangan, masalah dengan pasangan atau keluarga, atau bisa saja hanya karena kemacetan di jalan –hal yang tidak terduga. Hal-hal kecil yang membuat tensi Anda sedikit naik, bisa saja membuat tubuh Anda stres. Namun, sebaiknya kelola stres Anda sebisa mungkin karena dampak stres pada tubuh sangat banyak dan pastinya merugikan kesehatan Anda.

Apa saja dampaknya?

Bagaimana dampak stres pada tubuh?
Saat Anda merasa stres, semua sistem dalam tubuh Anda akan meresponnya dengan cara yang berbeda-beda. Stres kronis dapat berdampak pada kesehatan Anda secara keseluruhan.

  • Pada sistem saraf pusat dan endokrin
    Sistem saraf pusat adalah yang paling bertanggung jawab dalam merespon stres, mulai dari pertama kali stres muncul sampai stres menghilang. Sistem saraf pusat menghasilkan respon “fight-or-flight” saat tubuh mengalami stres. Juga, memberikan perintah dari hipotalamus ke kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon adrenalin dan kortisol.
    Saat kortisol dan adrenalin dilepaskan, hati menghasilkan lebih banyak gula dalam darah untuk memberi energi pada tubuh Anda. Jika tubuh Anda tidak menggunakan semua energi tambahan ini, maka tubuh akan menyerap gula darah kembali. Namun, bagi orang yang rentan terhadap diabetes tipe 2 (seperti orang obesitas), gula darah ini tidak bisa diserap semua sehingga mengakibatkan kadar gula darah meningkat.
    Pelepasan hormon adrenalin dan kortisol menyebabkan peningkatan detak jantung, pernapasan lebih cepat, pelebaran pembuluh darah di lengan dan kaki, dan kadar glukosa darah meningkat. Saat stres mulai menghilang, sistem saraf pusat juga yang pertama kali memerintahkan tubuh untuk kembali ke normal.

  • Pada sistem pernapasan
    Stres membuat pernapasan Anda lebih cepat sebagai upaya untuk mengalirkan oksigen ke seluruh tubuh. Hal ini mungkin tidak masalah bagi banyak orang, tetapi bisa menyebabkan masalah pada orang dengan asma atau emfisema. Napas cepat atau hiperventilasi juga dapat menyebabkan serangan panik.

  • Pada sistem kardiovaskular
    Saat Anda mengalami stres akut (stres dalam waktu singkat, seperti karena terjebak macet di jalan), detak jantung akan meningkat, serta pembuluh darah yang menuju ke otot besar dan jantung akan melebar. Hal ini menyebabkan peningkatan volume darah yang dipompa ke seluruh tubuh dan meningkatkan tekanan darah. Pada saat stres, darah perlu dialirkan dengan cepat ke seluruh tubuh (terutama otak dan hati) untuk membantu menyediakan energi bagi tubuh.

  • Pada sistem pencernaan
    Saat stres, peningkatan detak jantung dan pernapasan dapat mengganggu sistem pencernaan Anda. Anda mungkin akan makan lebih banyak atau lebih sedikit dari biasanya. Risiko Anda mengalami heartburn, refluks asam, mual, muntah, atau sakit perutjuga meningkat. Stres juga dapat memengaruhi pergerakan makanan dalam usus Anda, sehingga Anda bisa mengalami diare atau sembelit.

  • Pada sistem otot rangka
    Otot-otot Anda akan menegang saat stres dan kemudian akan kembali normal lagi saat Anda sudah tenang. Namun, jika Anda mengalami stres yang berkelanjutan, maka otot Anda tidak mempunyai waktu untuk rileks. Sehingga, otot-otot yang tegang ini akan mengakibatkan Anda mengalami sakit kepala, nyeri punggung, serta nyeri di seluruh tubuh.

  • Pada sistem reproduksi
    Stres juga berpengaruh pada gairah seksual Anda. Mungkin gairah seksual Anda akan menurun saat Anda sedang mengalami stres kronis. Namun, pria lebih banyak menghasilkan hormon testosteron selama stres, yang dapat meningkatkan gairah seksual dalam jangka pendek. Jika stres berlangsung dalam waktu lama, kadar hormon testosteron pria akan mulai menurun. Hal ini dapat mengganggu produksi sperma, yang akan menyebabkan disfungsi ereksi atau impotensi.

  • Pada sistem imun
    Saat Anda stres, tubuh merangsang sistem kekebalan tubuh untuk bekerja. Jika stres yang Anda rasakan bersifat sementara, ini akan membantu tubuh Anda dalam mencegah infeksi dan penyembuhan luka. Namun, jika stres terjadi dalam waktu lama, maka tubuh akan melepaskan hormon kortisol yang akan menghambat pelepasan histamin dan respon peradangan untuk melawan zat asing. Sehingga, orang yang mengalami stres kronis akan lebih rentan untuk terkena penyakit, seperti influenza, flu biasa, atau penyakit infeksi lainnya. Stres kronis juga membuat Anda lebih lama untuk sembuh dari sakit atau cedera.

Gejala secara fisik individu yang mengalami stress, antara lain ditandai oleh: gangguan jantung, tekanan darah tinggi, ketegangan pada otot, sakit kepala, telapak tangan dan atau kaki terasa dingin, pernapasan tersengal-sengal, kepala terasa pusing, perut terasa mual-mual, gangguan pada pencernaan, susah tidur, bagi wanita akan mengalami gangguan menstruasi, dan gangguan seksual (impotensi) (Waitz, Stromme, Railo, 1983). Berikut penjelasannya :

  1. Gangguan Jantung

Gangguan jantung, bagi individu yang mengalami stress ada indikasi detak jantungnya lebih cepat (berdebar-debar) daripada saat tidak mengalami stress. Ada juga individu yang merasa-kan dada sebelah kiri terasa nyeri (di daerah sekitar puting susu), meskipun hal tersebut tidak berlangsung terlalu lama, tetapi sesekali muncul lagi. Jika rasa berdebar atau nyerinya hilang ti-dak berarti bahwa stress yang dialami individu itu telah hilang. Untuk itu, diperlukan pencegahan agar stress tidak berlangsung lama, sebab semakin lama stress bersarang dalam diri individu da-pat menjadi salah satu penyebab serangan jantung.

  1. Hipertensi

Tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat diakibatkan oleh stress yang di-derita individu, sebab reaksi yang mun-cul terhadap impuls stress adalah tekan-an darahnya meningkat. Selain itu, umumnya individu yang mengalami stress sulit tidur, sehingga akan berdam-pak pada tekanan darahnya yang cen-derung tinggi. Bukan rahasia lagi bagi individu yang memiliki hipertensi ber-potensi untuk terserang stroke. Untuk itu, disarankan setiap individu harap rajin mengecek tekanan darahnya baik sistolik maupun diastoliknya, terutama bagi yang sudah berumur 40 tahun ke atas. Sistolik adalah indikasi tekanan darah yang dipompakan ke luar dari jantung, sedangkan diastolik adalah in-dikasi tekanan darah saat kembali ke bilik jantung.

  1. Ketegangan pada otot

Ketegangan pada otot dapat juga diakibatkan oleh stress yang diderita individu. Pada umumnya, ketegangan ter-jadi pada kelompok otot di daerah teng-kuk, leher, bahu, dan rahang. Ke-tegangan otot di sekitar tengkuk akan mengganggu suplai darah ke otak, aki-batnya kepala terasa nyeri karena keku-rangan suplai darah. Jika kondisi se-perti itu berlangsung lama maka akan membahayakan kesehatan individu. Untuk itu, diperlukan relaksasi pada kelompok otot yang relatif mudah tegang akibat stress tersebut.

  1. Sakit kepala

Sakit kepala dapat diakibatkan oleh stress yang diderita individu, hal itu ber-kaitan dengan penjelasan di atas. Dam-pak dari ketegangan kelompok otot le-her dan daerah di sekitar kepala terse-but, jika berlangsung lama akan mem-bahayakan kesehatan karena suplai da-rah ke otak menjadi terganggu. Untuk itu, jika ada indikasi sakit kepala yang diakibatkan karena terlalu banyak pi-kiran, maka selain segera periksakan ke dokter, dapat juga dilakukan masase
untuk merelaksasikan kelompok otot yang tegang tersebut. Dengan masase akan membantu memperlancar per-edaran darah ke seluruh tubuh, sehing-ga setiap organ tubuh tercukupi kebu-tuhan darahnya.

  1. Telapak tangan dan kaki terasa dingin

Telapak tangan dan kaki terasa dingin, juga dapat diakibatkan karena suplai darah ke sel-sel otot lengan dan tungkai berkurang. Oleh karena suplai aliran darah ke otot-otot tangan dan kaki berkurang maka mengakibatkan tangan dan kaki terasa dingin. Indikasi lain individu yang mengalami stress ditandai dengan keluar keringat dingin pada telapak tangan.

  1. Pernapasan tersengal-sengal

Pernapasan tersengal-sengal, dapat diakibatkan dari reaksi stress yang me-landa individu. Di atas telah dikemuka-kan bahwa stress mengakibatkan detak jantung berdebar-debar, sehingga per-napasan menjadi tersengal-sengal. Per-napasan yang normal adalah berirama dalam dan panjang saat menghela na-pas. Untuk itu, individu yang meng-alami stress harus mampu merasakan pernapasan baik pada saat menarik maupun mengeluarkan udara. Oleh ka-rena itu, latihan pernapasan merupakan salah satu metode yang baik untuk te-rapi bagi individu yang mengalami stress .

  1. Kepala terasa pusing dan perut terasa mual-mual

Kepala terasa pusing dan perut terasa mual-mual, dapat diakibatkan oleh stress dan ketegangan fisik yang lama. Keterkaitannya dengan stress seperti te-lah dijelaskan di atas, di mana ganggu-an peredaran darah akan berpengaruh terhadap berbagai kondisi fisiologis dan kondisi psikologis individu.

  1. Stress akan mempengaruhi fungsi dan kerja usus serta lambung

Kondisi tersebut akan berdampak pada sistem pencernaan dan buang air besar men-jadi terasa sakit (sembelit). Contohnya individu yang suka marah-marah akan berdampak pada kontraksi lambung yang akhirnya dapat mengakibatkan iritasi lambung. Untuk itu, disarankan individu, terutama para guru atau dosen, jangan mudah marah agar tidak mudah terlanda oleh stress dalam hidup ini, meskipun stress tidak dapat dihindari sepenuhnya.

  1. Susah tidur dan stress merupakan hubungan yang bersifat timbal balik

Artinya, susah tidur dapat diakibatkan karena stress dan stress dapat meng-kibatkan susah tidur. Padahal tidur yang berkualitas merupakan proses yang penting guna mengistirahatkan (merecovery) kondisi fisik maupun psi-kis. Selain itu, pada saat individu tidur merupakan proses pembangunan sel-sel yang rusak akibat akitifitas fisik. Un-tuk itu, seyogyanya setiap individu da-lam sehari semalam (24 jam) waktu tidurnya harus teratur dan minimal ber-langsung selama 7–8 jam.

  1. Gangguan menstruasi bagi wanita

Gangguan menstruasi bagi wanita dapat juga ditimbulkan oleh faktor stress, yaitu menstruasi menjadi tidak teratur, masa subur menjadi pendek bah-kan menjadi tidak subur lagi. Meskipun belum ada data penelitian yang valid, ada kecenderungan wanita yang sering mengalami stress akan sulit untuk men-dapatkan keturunan. Adapun keluhan para wanita yang mengalami stress pa-da saat menstruasi adalah timbul rasa nyeri, sakit perut, mual-mual, dan pusing.

  1. Individu yang mengalami stress ada kecenderungan menurun libidonya

Jika tingkat stress individu lebih berat cenderung akan mengalami impoten. Apalagi penyebab munculnya stress karena faktor perselingkuhan, maka pasangan suami istri tersebut hampir pasti tidak memiliki libido lagi di antara keduanya.