Apa yang menyebabkan Parkinson’s?

Parkinson’s dapat menyebabkan kontrol terhadap gerakan memburuk. Bagaimana mekanisme terjadinya Parkinson’s?

Penyakit Parkinson adalah kondisi permanen yang mempengaruhi perubahan sistem saraf, dan gejalanya menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu. Gangguan gerakan lainnya termasuk cerebral palsy, ataxia, dan sindrom Tourette. Penyakit ini terjadi ketika perubahan sistem saraf memengaruhi kemampuan seseorang untuk bergerak atau diam.

National Institutes of Health (NIH) mencatat bahwa, di Amerika Serikat, sekitar 50.000 orang menerima diagnosis penyakit Parkinson setiap tahun, dan sekitar setengah juta orang hidup dengan kondisi tersebut.

Gejala-gejala penyakit Parkinson berkembang secara bertahap. Gejala yang dialami penderita dimulai dengan sedikit getaran di satu tangan dan perasaan kaku di tubuh. Seiring waktu, gejala lain berkembang, dan beberapa orang akan menderita demensia.

Sebagian besar gejala merupakan hasil dari penurunan kadar dopamin di otak. Dalam sebuah studi yang berbasis di Perancis pada 2015, menemukan bahwa pria 50 persen lebih mungkin untuk menderita penyakit Parkinson daripada wanita secara keseluruhan, tetapi risiko untuk wanita tampaknya meningkat seiring bertambahnya usia.

Pada kebanyakan orang, gejala muncul pada usia 60 tahun atau lebih. Namun dalam 5-10% kasus gejala muncul lebih awal. Ketika penyakit Parkinson berkembang sebelum usia 50 tahun, maka hal ini disebut sebagai penyakit Parkinson “ early onset ”.

Tanda-tanda awal

Berikut adalah beberapa tanda awal penyakit Parkinson:

  • Gerakan: Biasanya terjadi getaran (tremor) di tangan.

  • Koordinasi: Pengurangan koordinasi dan keseimbangan dapat menyebabkan orang menjatuhkan barang yang mereka pegang. Orang dengan penyakit Parkinson memiliki kecenderungan untuk mudah jatuh.

  • Cara berjalan: Postur penderita Parkinson dapat berubah, sehingga mereka sedikit condong ke depan, seolah-olah mereka sedang terburu-buru. Terkadang juga gaya berjalan berubah menjadi terseok-seok.

  • Ekspresi wajah: Ekspresi wajah dapat menjadi permanen karena perubahan pada saraf yang mengontrol otot-otot wajah.

  • Suara: Mungkin ada getaran dalam suara, atau orang tersebut dapat berbicara lebih lembut dari sebelumnya.

  • Tulisan Tangan: tulisan bisa berubah menjadi lebih sukar dibaca dan lebih kecil.

  • Indera penciuman: Kehilangan indera penciuman bisa menjadi tanda awal.

  • Masalah tidur: Salah satu gejala Parkinson yang kemungkinan besar menjadi tanda awal. dan mereka mungkin merupakan tanda awal. Masalah yang sering adalah kaki yang lasak.

Gejala umum lainnya termasuk:

  • perubahan suasana hati, termasuk depresi
  • kesulitan mengunyah dan menelan
  • masalah dengan buang air kecil
  • sembelit
  • masalah kulit
  • masalah tidur

Masalah tidur tersebut berkatian dengan gangguan tidur REM. Pada jurnal hasil penelitian yang diterbitkan pada tahun 2015 menggambarkan kondisi neurologis lain, gangguan tidur REM, sebagai “prediktor kuat” untuk penyakit Parkinson dan beberapa kondisi neurologis lainnya.

Pentingnya mengenali gejala awal

Banyak orang berpikir bahwa tanda-tanda awal Parkinson adalah tanda-tanda penuaan yang normal. Karena alasan ini, mereka mungkin tidak mencari bantuan medis. Namun, pengobatan lebih cenderung efektif jika seseorang meminumnya lebih awal dalam perkembangan penyakit Parkinson. Untuk alasan ini, penting untuk mendapatkan diagnosis dini jika memungkinkan. Jika pengobatan tidak dimulai sampai orang tersebut memiliki gejala yang jelas, maka pengobatan itu tidak akan efektif.

Selain itu, sejumlah kondisi lain dapat memiliki gejala yang sama, termasuk:

  • Parkinsonisme yang diinduksi obat
  • trauma kepala
  • radang otak
  • stroke
  • lewy body dementia
  • corticobasal degeneration
  • multiple system atrophy
  • progressie supranuclear palsy

Kesamaan dengan kondisi lain dapat menyulitkan dokter untuk mendiagnosis penyakit Parkinson pada tahap awal. Gejala gerakan dapat dimulai pada satu sisi tubuh dan secara bertahap mempengaruhi kedua sisi.

Penyebab dan faktor risiko

Para ilmuwan tidak yakin apa yang menyebabkan penyakit Parkinson. Itu terjadi ketika sel-sel saraf mati di otak.

  • Kadar dopamin rendah
    Para ilmuwan telah mengaitkan Parkinson dengan kadar dopamin, sebuah neurotransmitter , yang rendah atau turun akibat matinya sel penghasil dopamin di otak.

    Dopamin berperan dalam mengirimkan pesan ke bagian otak yang mengontrol gerakan dan koordinasi. Kadar dopamin yang rendah dapat mempersulit orang untuk mengontrol gerakan mereka.

    Ketika kadar dopamin jatuh pada seseorang dengan penyakit Parkinson, gejala-gejalanya secara bertahap menjadi lebih parah.

  • Kadar norepinefrin yang rendah
    Norepinefrin, neurotransmitter lain, penting untuk mengendalikan banyak fungsi tubuh otomatis, seperti sirkulasi darah.

    Pada penyakit Parkinson, ujung saraf yang menghasilkan neurotransmitter ini mati. Ini mungkin menjelaskan mengapa orang dengan penyakit Parkinson tidak hanya mengalami masalah pergerakan tetapi juga kelelahan, sembelit, dan hipotensi ortostatik, ketika tekanan darah berubah saat berdiri, yang mengarah ke pusing.

  • Lewy Bodies
    Seseorang dengan penyakit Parkinson mungkin memiliki gumpalan protein di otak mereka yang dikenal sebagai lewy body . Demensia lewy body adalah kondisi yang berbeda, tetapi memiliki hubungan dengan penyakit Parkinson.

  • Faktor genetik
    Kadang-kadang, penyakit Parkinson muncul dalam keluarga, tetapi tidak selalu turun-temurun. Para peneliti sedang mencoba untuk mengidentifikasi faktor genetik spesifik yang dapat menyebabkan penyakit Parkinson, tetapi tampaknya bukan hanya satu tetapi sejumlah faktor yang bertanggung jawab. Untuk alasan ini, mereka menduga bahwa kombinasi untuk faktor genetik dan lingkungan dapat menyebabkan kondisi tersebut.

    Faktor-faktor lingkungan yang mungkin berpengaruh meliputi paparan racun, seperti pestisida, pelarut, logam, dan polutan lainnya.

  • Faktor autoimun
    Para ilmuwan melaporkan di JAMA pada 2017 bahwa mereka telah menemukan bukti hubungan genetik yang mungkin antara penyakit Parkinson dan kondisi autoimun, seperti rheumatoid arthritis.

Pada tahun 2018, para peneliti yang menyelidiki catatan kesehatan di Taiwan menemukan bahwa orang dengan penyakit rematik autoimun (ARD) memiliki peluang 1,37 lebih tinggi untuk memiliki penyakit Parkinson dibandingkan orang tanpa ARD.

Pencegahan

Tidak mungkin untuk mencegah penyakit Parkinson, tetapi penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa kebiasaan seumur hidup dapat membantu mengurangi risiko. Beberapa di antaranya terkait dengan konsumsi makanan.

  • Kunyit
    Bumbu ini mengandung curcumin, bahan antioksidan. Ini dapat membantu untuk mencegah penggumpalan protein yang terlibat dalam penyakit Parkinson, setidaknya satu studi laboratorium telah ditemukan.

  • Flavonoid
    Mengkonsumsi jenis antioksidan lain - flavonoid - dapat menurunkan risiko pengembangan penyakit Parkinson, menurut penelitian. Flavonoid terkandung dalam buah beri, apel, beberapa sayuran, teh, dan anggur merah.

  • Menghindari minyak goreng yang dipanaskan
    Para ilmuwan telah mengaitkan bahan kimia beracun, yang dikenal sebagai aldehida, dengan Parkinson, Alzheimer dan penyakit neurodegeneratif lainnya, dan beberapa kanker.

  • Pemanasan minyak tertentu
    Pemanasan minyak seperti minyak bunga matahari pada suhu tertentu, dan kemudian menggunakannya lagi dapat menyebabkan aldehid terjadi pada minyak tersebut.

  • Menghindari racun
    Paparan terhadap herbisida, pestisida, dan racun lainnya dapat meningkatkan risiko penyakit neurologis seperti penyakit Parkinson. Orang-orang harus mengambil tindakan pencegahan ketika menggunakan jenis produk ini, misalnya, dengan menggunakan pakaian pelindung.

Penyakit Parkinson adalah kondisi seumur hidup yang melibatkan perubahan neurologis dalam tubuh. Perubahan-perubahan ini dapat mempersulit seseorang untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, obat-obatan dan jenis terapi lain tersedia untuk mengobati penyakit Parkinson dan mengurangi gejalanya.

Pengobatan saat ini dapat meredakan gejala, tetapi para ilmuwan berharap bahwa terapi gen atau terapi sel induk suatu hari akan mampu melakukan lebih dari ini, dan mengembalikan fungsi yang telah hilang dari orang tersebut.