Apa yang menyebabkan mulut berbusa?

https://cdn.yukepo.com/content-images/listicle-images/2017/08/14/55063.jpg

Seperti namanya, mulut berbusa adalah suatu kondisi ketika mulut tiba-tiba mengeluarkan busa dengan jumlah yang berbeda-beda. Bisa dalam volume yang banyak ataupun sedikit. Ini tergantung dari penyebabnya. Lantas, apa saja penyebab mulut bisa mengeluarkan busa? Apakah kondisi ini bisa menyebabkan kematian?

Pada dasarnya busa yang keluar dari mulut adalah hal yang sangat jarang terjadi, kecuali memang ada masalah dengan kondisi kesehatan Anda. Ada berbagai kondisi yang menunjukkan gejala mulut berbusa dan harus Anda waspadai karena akibatnya fatal.

  1. Kejang
    Kejang merupakan gangguan neurologis ketika saraf di otak berkomunikasi secara tidak normal satu sama lain. Akibat yang sering ditimbulkan dari kejang adalah gerakan sebagian atau seluruh tubuh yang tidak terkendali.

Namun, jangan salah artikan kejang sama dengan epilepsi. Sebab ini adalah dua hal yang berbeda. Memang semua epilepsi biasanya ditandai dengan kejang, tapi tidak semua kejang mengindikasikan kejadian epilepsi.

Maka, tidak seperti anggapan banyak orang, mulut berbusa tidak selalu dan belum tentu menjadi gejala epilepsi. Untuk mendapatkan kepastian, segera periksa ke dokter.

Kejang yang terjadi begitu hebat dapat menjadi penyebab mulut berbusa. Hal ini terjadi karena saat kejang, mulut akan menjadi lebih kaku dan tertutup. Selain itu terdapat aktivasi berlebih pada kelenjar ludah. Ini membuat Anda menghasilkan ludah lebih banyak, tetapi Anda tidak mampu menelannya. Akibatnya, saat mulut terbuka air liur yang telah berubah menjadi busa keluar dari mulut.

  1. Overdosis obat
    Mungkin tak jarang Anda mendengar kesalahan takaran dosis saat mengonsumsi obat atau narkoba yang akhirnya menyebabkan overdosis obat. Seseorang bisa menggunakan narkoba karena beberapa alasan. Misalnya, pada orang yang merasa depresi, obat ini dirasa dapat memengaruhi kerja otak untuk memberikan perasaan rileks, yang pada akhirnya menjadi ketergantungan obat.

Ada dua kategori obat yang bisa menyebabkan ketergantungan: depresan (obat penghilang rasa sakit) dan stimulan. Obat depresan salah satunya berasal dari opioid yaitu heroin, oxycontin dan vicodin. Sementara jenis stimulan yakni ritalin, methamphetamine, dan adderall. Jika Anda mengonsumsi salah satu obat-obatan tersebut dalam jumlah yang terlalu banyak, kemungkinan besar Anda akan mengalami overdosis.

Sebenarnya, penggunaan obat keras yang telah lolos uji BPOM tidak dilarang sepenuhnya, asalkan sesuai petunjuk dan dosis penggunaannya. Ketika Anda mengonsumsinya tidak sesuai takaran, ada berbagai gejala yang akan Anda rasakan. Salah satunya mulut berbusa.

Pasalnya, ketika tubuh tidak bisa menerima jumlah obat yang masuk, maka kerja organ seperti jantung dan paru-paru tidak akan berfungsi dengan baik. Gerakan organ jantung dan paru-paru yang melambat akibat penggunaaan obat depresan akan mengakibatkan cairan terkumpul di dalam paru-paru kemudian bisa bercampur dengan karbon dioksida lalu keluar dari mulut dalam bentuk busa.

  1. Rabies
    Rabies adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus rabies. Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat yang ditularkan dari hewan ke manusia. Umumnya hanya hewan tertentu yang membawa virus rabies, misalnya anjing, serigala, rubah, dan rakun.

Manusia bisa terserang virus ini jika mendapat gigitan pada kulit, luka yang terbuka, ataupun pada goresan di kulit Anda dari hewan pembawa virus tersebut. Sebab virus rabies ada dalam air liur hewan. Penting bagi Anda untuk mewaspadai gejala yang ditimbulkan dari penyakit rabies, terutama bila Anda memelihara binatang yang berisiko tinggi mengidap rabies.

Gejala yang paling sering terlihat yakni keluarnya busa dari mulut. Hal ini terjadi karena virus rabies memengaruhi kerja sistem saraf, yang akhirnya membuat hewan dan manusia tidak mampu menelan air liurnya sehingga menghasilkan busa dari mulut.

Saran bagi Anda yang mendapat gigitan dari hewan yang berisiko rabies, sebaiknya Anda cuci luka secara menyeluruh dengan sabun antiseptik untuk menghilangkan kuman. Segera hubungi dokter setelah Anda terkena gigitan hewan yang terduga rabies.