Apa yang menyebabkan kucing terkena penyakit Otitis dan bagaimana pengobatannya?

kucing anggora

Apa yang menyebabkan kucing terkena penyakit Otitis dan bagaimana pengobatannya?

Banyak sekali hal yang dapat menyebabkan dan mempertinggi resiko terkena otitis, diantaranya :

  1. Kotoran. Sebagian besar kasus infeksi pada telinga berawal dari kotornya telinga. Kotoran yang terdapat dalam telinga bisa berasal dari luar (debu, tanah, dll) atau dari dalam telinga sendiri.

  2. Seperti juga manusia, secara normal telinga kucing memproduksi semacam cairan berwarna kuning kecoklatan seperti lilin (wax), yang berfungsi menjaga kelembaban dan kondisi mikroorganisame di dalam telinga. Lilin ini sering disebut sebagai cerumen. Penumpukan cerumen yang berlebihan dapat bisa menjadi tempat yang cocok untuk tumbuhnya bakteri atau jamur, selain itu juga menimbulkan rasa tidak nyaman yang memancing kucing menggaruk/mencakar-cakar telinga. Garukkan ini menyebabkan luka kecil yang kemudian dapat berkembang menjadi infeksi.

  3. Bakteri & Jamur adalah salah satu agen utama penyebab infeksi pada telinga. Jamur/kapang yang secara normal hidup dalam telinga adalah Malassezia pachydermatis. Karena sesuatu hal bisa saja terjadi populasi berlebihan dari jamur ini dan menyebabkan terjadinya otitis.

  4. Ear mite/tungau telinga. Tungau/kutu berukuran kecil yang sering menyebabkan otitis pada kucing adalah dari spesies Otedectes cynotis. Tungau spesies lain yang juga bisa menyebabkan otitis adalah sarcoptes,demodex dan notoedres.

  5. Alergi. Alergi terhadap serbuk sari, makanan atau obat-obatan juga dapat menyebabkan otitiss. Kucing alergi biasanya menunjukkan gejala penyakit lain seperti kulit gatal ,dll. Tetapi bisa saja gejala alergi yang muncul hanya berupa otitis saja. Makanan hipoalergenik bisa membantu dalam menentukan dan mengendalikan alergi.

  6. Gangguan hormon: penyakit-penyakit yang menyebabkan gangguan hormon dapat menekan sistem kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh yang berkurang menyebabkan berbagai penyakit mudah muncul salah satunya adalah infeksi telinga. Pemeriksaan darah di laboratorium kadang-kadang diperlukan untuk mendiagnosa otitis yang disebabkan gangguan hormon.

  7. Tumor/polip dapat saja tumbuh di telinga atau saluran telinga. Tumor/polip ini bisa muncul sebagai akibat infeksi telinga yang berkepanjangan.

  8. Bentuk telinga yang terlipat/ menutup seperti pada ras kucing scottish fold mempertinggi resiko terkena otitis. Bulu yang tumbuh berlebihan dalam telinga juga meningkatkan resiko terkena otitis. Oleh karena itu kucing-kucing dengan bentuk telinga atau bulu panjang dan berlebihan yang tumbuh di telinga, memerlukan perhatian dan perawatan lebih dibanding kucing lainnya.

Pengobatan sakit telinga kucing

Tindakan pengobatan yang dilakukan berbeda-berda tergantung penyebab otitisnya. Obat tetes telinga yang mengandung antbiotik dan anti radang bisa diberikan bila terjadi infeksi bakteri dan pembengkakan.

Obat tetes telinga yang mengandung anti ektoparasit atau injeksi obat golongan avermectin (ivermectin, selamectin, dll) bisa diberikan bila otitis disebabkan oleh ear mite atau ekto parasit lain. Pemberian obat-obatan ini harus mengikuti siklus hidup parasit tersebut.

Keradangan telinga atau dalam istilah medis disebut otitis merupakan kondisi yang umum terjadi pada kucing maupun anjing, keradangan ini banyak disebabkan oleh berbagai faktor seperti adanya kutu dalam telinga (Otodectes cyanosis), proses pemandiaan yang salah sehingga menyebabkan adanya air yang masuk kedalam telinga, adanya tumor, adanya infeksi jamur atau bakteri, ataupun kelukaan pada telinga.

Penyebab Penyakit Otitis


Terdapat berbagai macam kondisi dan sebab yang dapat mengakibatkan terjadinya radang telinga (otitis) pada kucing. Mulai dari tungau telinga (ear mite), bakteri, jamur, kanker, alergi, gangguan sistem kekebalan tubuh, luka, dll.

Secara umum telinga terbagi menjadi tiga bagian, bagian luar (eksternal), tengah dan dalam (internal). Otitis dapat terjadi pada salah satu atau ketiga bagian telinga tersebut. Otitis yang terjadi pada telingan bagian dalam biasanya bersifat parah dan fatal, dapat mengakibatkan hilangnya kemampuan mendengar secara permanen.

Otitis yang tidak ditangani secara cepat dan tepat dapat menyebabkan radang berlangsung lama/kronis. Pada beberapa kondisi radang kronis ini dapat menyebabkan tumbuhnya polip. Lebih lanjut lagi polip ini dapat berkembang menjadi tumor/kanker dan menutup saluran telinga, akibatnya kucing tidak dapat mendengar suara dengan baik lagi.

Banyak hal yang dapat menyebabkan dan mempertinggi resiko terkena otitis, diantaranya :

  1. Kotoran.
    Sebagian besar kasus infeksi pada telinga berawal dari kotornya telinga. Kotoran yang terdapat dalam telinga bisa berasal dari luar (debu, tanah, dll) atau dari dalam telinga sendiri.
    Seperti juga manusia, secara normal telinga kucing memproduksi semacam cairan berwarna kuning kecoklatan seperti lilin (wax), yang berfungsi menjaga kelembaban dan kondisi mikroorganisame di dalam telinga. Lilin ini sering disebut sebagai cerumen. Penumpukan cerumen yang berlebihan dapat bisa menjadi tempat yang cocok untuk tumbuhnya bakteri atau jamur, selain itu juga menimbulkan rasa tidak nyaman yang memancing kucing menggaruk/mencakar-cakar telinga. Garukkan ini menyebabkan luka kecil yang kemudian dapat berkembang menjadi infeksi.

  2. Bakteri & Jamur
    Bakteri & Jamur adalah salah satu agen utama penyebab infeksi pada telinga. Jamur/kapang yang secara normal hidup dalam telinga adalah Malassezia pachydermatis. Karena sesuatu hal bisa saja terjadi populasi berlebihan dari jamur ini dan menyebabkan terjadinya otitis.

  3. Ear mite (tungau/kutu) telinga.
    Tungau/kutu berukuran kecil yang sering menyebabkan otitis pada kucing adalah dari spesies Otedectes cynotis. Tungau spesies lain yang juga bisa menyebabkan otitis adalah sarcoptes,demodex dan notoedres. Tungau/kutu ini sebenarnya tidak hanya menyerang kucing, namun juga menyerang (terdapat) hewan peliharaan lainnya seperti anjing, kelinci, dsb.

  4. Alergi.
    Alergi terhadap serbuk sari, makanan atau obat-obatan juga dapat menyebabkan otitiss. Kucing alergi biasanya menunjukkan gejala penyakit lain seperti kulit gatal ,dll. Tetapi bisa saja gejala alergi yang muncul hanya berupa otitis saja. Makanan hipoalergenik bisa membantu dalam menentukan dan mengendalikan alergi.

  5. Gangguan hormon.
    Penyakit-penyakit yang menyebabkan gangguan hormon dapat menekan sistem kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh yang berkurang menyebabkan berbagai penyakit mudah muncul salah satunya adalah infeksi telinga. Pemeriksaan darah di laboratorium kadang-kadang diperlukan untuk mendiagnosa otitis yang disebabkan gangguan hormon.

  6. Tumor/polip.
    Tumor/polip dapat saja tumbuh di telinga atau saluran telinga. Tumor/polip ini bisa muncul sebagai akibat infeksi telinga yang berkepanjangan.

  7. Bentuk telinga
    Bentuk telinga yang terlipat/menutup seperti pada ras kucing scottish fold mempertinggi resiko terkena otitis. Bulu yang tumbuh berlebihan dalam telinga juga meningkatkan resiko terkena otitis. Oleh karena itu kucing-kucing dengan bentuk telinga atau bulu panjang dan berlebihan yang tumbuh di telinga, memerlukan perhatian dan perawatan lebih dibanding kucing lainnya.

Gejala Klinis Penyakit Otitis


Gejala klinis otitis pada hewan adalah hewan biasanya merasa tidak nyaman terkadang menggeleng-gelengkan kepala dan menggaruk telinga atau menggosokan telinga / kepala pada dinding. Pada kucing telinga dapat terlihat kotoran berwarna kehitaman seperti bercak kopi bahkan sampai keluarnya cairan berwarna putih yang terkadang memiliki bau yang kurang sedap. Pada daun telinga yang sering digaruk akan menimbulkan luka dan juga disertai dengan infeksi bakteri.

Telinga yang sering digoyangkan atau digeleng-gelengkan dalam waktu yang lama dapat memicu adanya penggumpalan darah yang diakibatkan pecahnya pembuluh darah pada daun telinga (aural hematoma). Telinga yang mengalami hematoma akan terlihat bengkak, terasa hangat ketika diraba, dan terjadi penumpukan cairan pada lapisan kulit telinga.

Untuk meneguhkan diagnosa seorang dokter hewan akan melakukan pemeriksaan telinga dengan menggunakan otoskop, otoskop akan membantu mempermudah dokter hewan untuk melihat kondisi telinga bagian luar dan juga saluran telinga. Pemeriksaan sampel kotoran telinga juga dapat dilakukan untuk melihat kutu di dalam telinga dan juga pemeriksaan sitologi untuk melihat mikroorganisme / bakteri yang menyebabkan keradangan pada telinga.