Apa yang menyebabkan budaya patriarki di Indonesia sulit hilang?

Patriarki adalah sebuah sistem sosial patriarki menjadikan laki-laki memiliki hak istimewa terhadap perempuan. Dominasi mereka tidak hanya mencakup ranah personal saja, melainkan juga dalam ranah yang lebih luas seperti partisipasi politik, pendidikan, ekonomi, sosial, hukum dan lain-lain.

Dalam ranah personal, budaya patriarki adalah akar munculnya berbagai kekerasan yang dialamatkan oleh laki-laki kepada perempuan. Atas dasar “hak istimewa” yang dimiliki laki-laki, mereka juga merasa memiliki hak untuk mengeksploitasi tubuh perempuan.

Secara historis, patriarki telah terwujud dalam organisasi sosial, hukum, politik, agama dan ekonomi dari berbagai budaya yang berbeda. Bahkan ketika tidak secara gamblang tertuang dalam konstitusi dan hukum, sebagian besar masyarakat kontemporer adalah, pada praktiknya, bersifat patriarka.

https://id.wikipedia.org/wiki/Patriarki

Di Indonesia sistem patriarki masih sangat melekat sering kali kita menemukannya, menurutmu apasih yang membuat budaya patriarki di Indonesia sulit hilang?

Menurut saya kendati feminisme sudah berkembang pesat saat ini termasuk di Indonesia dengan gerakan kesetaraan gender dan lain sebagainya, memang harus diakui, budaya patriarki sendiri memang sangat sulit untuk diberantas. Permasalahan dari adanya budaya patriarki di Indonesia ini juga sangatlah banyak mulai dari segi ekonomo, budaya, pendidikan, dan lain sebagainya. Bahkan menurut penelitian yang dilakukan oleh Sakina dan Siti (2017), payung hukum di Indonesia sendiri yang menangani permasalahan yang ditimbulkan akibat budaya patriarki seperti rape culture juga belum mampu mengakomodasi sepenuhnya karena ranah perempuan masih dianggap terlalu domestik sehingga kita bisa menemukan penegakan hukum yang tidak adil gender.

Kaus - kasus yang melibatkan budaya patriarki di Indonesia sendiri cukup banyak dan meliputi kasus kasus sebagai berikut : Kekerasan Dalam Rumah Tangga, Kasus Pelecehan Seksual, Pernikahan Dini, dan Stigma tentang Perceraian. Keempat hal ini merupakan hal - hal negatif yang sering terjadi kepada perempuan di dalam budaya patriarki. Selain itu, budaya patriarki dapat bertahan lama karena memang telah di shape selama ribuan tahun melalui pembagian peran mulai dari masa purba yang dimana pria bertugas untuk berburu dan perempuan bertugas untuk mengurus segala kebutuhan di rumah seperti memasak dan lain sebagainya. Karena shaping inilah, budaya patriarki diwariskan secara turun temurun hingga hari ini.

Kapitalisme dan industri juga memanfaatkan budya patriarki untuk memberikan simbolisasi kecantikan kepada wanita melalui ribuan iklan yang beredar terutama di iklan - iklan produk kecantikan. hal ini juga secara tidak langsung memberikan kesan citra perempuan yang hanya sekedar mempercantik dirinya untuk menarik lawan jenisnya. sehingga framing - framing seperti ini yang dilakukan oleh kapitalisme, industri, dan media selalu menempatkan perempuan dalam citra yang negatif. Bahkan memang di beberapa ajaran kuno seperti Konfusianisme, perempuan dipandang sangat rendah dan dianggap sebagai gender yang selalu membawa ’ kehancuran '.

Referensi :
Sakina, A., I & Siti, D., H. (2017). Menyoroti Budaya Patriarki di Indonesia. Social Work Journal 7(1), 71 - 81.

Budaya patriarki sendiri merupakan budaya yang sudah ada sejak zaman dahulu, bahkan sebelum negara Indonesia itu ada. Masalahnya budaya ini sendiri sangatlah sulit untuk dihilangkan. Sebagai seorang perempuan, Saya kerap mendengar pernyataan dari orang lain bahwa kodrat perempuan tidak jauh-jauh dari menjadi seorang istri, yang akhirnya nanti kerjaanya ya di rumah aja tidak jauh-jauh dari masak, ngurus anak, ngurus rumah, dan melayani suami. Berbeda dengan halnya laki-laki yang memiliki tugas mulia untuk menghidupi keluarganya.

Budaya patriarki sendiri tidak bisa hilang karena pada kebanyakan agama yang dianut di Indonesia pun menegaskan bahwa peran dan kedudukan wanita lebih rendah daripada laki-laki. Dan dari adanya penegasan ini akhirnya muncullah kebiasaan dan adat istiadat yang diturunkan oleh nenek moyang kita dalam menjalani kehidupan sehari-sehari, yang kalau kata orang tua kalau tidak di ikuti budaya ini akan membawa dampak buruk bagi kehidupan kita nantinya.

Sebenarnya, budaya ini bisa melemah apabila masyarakat kita memiliki pendidikan yang tinggi dan kesadaran gender yang baik. Karena di negara maju saat ini, banyak sekali wanita yang bisa menghidupi dirinya sendiri tanpa adanya bantuan laki-laki. Pemahaman feminisme perlu diberikan kepada Indonesia. Di Indonesia sendiri sebenarnya sudah mulai ada gerakan feminisme. Tapi kebanyakan gerakan ini hanya ada di kota-kota besar. Yang mana keadaan ini berbanding terbalik dengan daerah terpencil dan pedesaan yang masih sangat menjunjung budaya patriarki kepada anak perempuannya sebagai adat istiadat.