Apa Yang Kamu Lakukan Ketika Mendapat Musibah?

image

Tiap orang akan mempunyai reaksi yang berbeda apabila terkena sebuah musibah. Lalu apa yang kamu lakukan ketika mendapatkan musibah ?

2 Likes

*Kuingat Engkau saat alam begitu gelap gulita *
dan wajah zaman berlumuran debu hitam
kusebut namaMu dengan lantang di saat fajar menjelang
Dan fajarpun merekah menerbar senyuman indah.

YA ALLAH!

Semua yang ada di langit dan di bumi selalu meminta pada-Nya. Setiap waktu
Dia dalam kesibukan. (QS. Ar-Rahman: 29)

Ketika laut bergemuruh, ombak menggunung, dan angin bertiup kencang menerjang, semua penumpang kapal akan panik dan menyeru: “Ya Allah!”

Ketika seseorang tersesat di tengah gurun pasir, kendaraan menyimpang jauh dari jalurnya, dan para kafilah bingung menentukan arah perjalanannya, mereka akan menyeru: “Ya Allah!”

Ketika musibah menimpa, bencana melanda, dan tragedi terjadi, mereka yang tertimpa akan selalu berseru: “Ya Allah!”

Ketika pintu-pintu permintaan telah tertutup, dan tabir-tabir permohonan digeraikan, orang-orang mendesah: “Ya Allah!”

Ketika semua cara tak mampu menyelesaikan, setiap jalan terasa menyempit, harapan terputus, dan semua jalan pintas membuntu, mereka pun menyeru: “Ya Allah!”

Ketika bumi terasa menyempit dikarenakan himpitan persoalan hidup, dan jiwa serasa tertekan oleh beban berat kehidupan yang harus Anda pikul, menyerulah:“Ya Allah!”

1 Like

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

Jika memakai sudut pandang muslim, terkait apa yang harus kita lakukan ketika mendapatkan musibah sudah banyak dicantumkan dalam AlQuran salah satunya QS. Annisa Ayat 79

مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ

Artinya: " Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allâh, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri ."

Adapun makna dari ayat tersebut menurut tafsir jalalayn : (Apa pun yang kamu peroleh) hai manusia (berupa kebaikan, maka dari Allah) artinya diberi-Nya kamu karena karunia dan kemurahan-Nya (dan apa pun yang menimpamu berupa keburukan) atau bencana (maka dari dirimu sendiri) artinya karena kamu melakukan hal-hal yang mengundang datangnya bencana itu

Yang pertama, artinya kita harus introspeksi diri akan musibah yang menimpa kita, apa yang menyebabkan Allah menimpakan musibah kepada kita. Dan kita pun harus mengambil hikmah dari kejadian tersebut.

Dan yang kedua saya akan bersyukur jika Allah menurunkan musibah berupa ujian atau adzab. Kenapa? Karena itu tandanya Allah masih peduli terhadap kita. Musibah sendiri dapat menimpa dengan 3 bentuk

  1. Ujian
    Ujian adalah musibah datang meskipun engkau rajin beribadah atau taat dalam beragama
    Bertujuan untuk menguji iman, kesabaran, dan kecintaan kepada Allah, serta menaikan derajat disisi Allah. Nah kita harus harus bersyukur karena ini merupakan karunia dari Allah SWT.

  2. Azab
    Azab adalah bencana atau masalah yang datang tatkala engkau sering melakukan dosa dan meninggalkan perintah.
    Bertujuan sebagai hukuman, juga bisa sebagai peringatan keras untuk kembali taat pada perintah Allah. Kita juga harus bersyukur terkait hal tersebut. Karena itu merupakan bentuk kepedulian Allah SWT untuk hambanya.

  3. Istidraj
    Istidraj adalah suatu jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah. Suatu jebakan berupa kelapangan rezeki padahal yang diberi dalam keadaan terus menerus bermaksiat pada Allah.
    Sholat bolong, puasa tak mau, rajin maksiat, foya-foya, namun rezeki lancar, sehat dan urusan lancar.
    Bertujuan untuk memberikan siksa yang pedih dihari pembalasan kelak. Nah ini yang paling ngeri, bayangkan kita tidak sempat taubat ataupun sadar sampai tutup Usia, udah terjamin itu tempatmu dimana. Jika kita menyadari keadaan seperti ini, maka bersegeralah kita bertaubat kepada Allah.

والله عالم بشوابي

1 Like

Jika saya tertimpa musibah, maka saya akan mengintropeksi diri saya dulu.
Apakah saya tertimpa musibah karena kesalahan saya sendiri ?
Atau kah ini murni ujian dari Allah ?
Cara mengetahuinya adalah dengan menganalisa keadaan spiritual saya sendiri. Ketika saya banyak melakukan perbuatan dosa, melanggar syariat, dan melakukan hal-hal yang haram, mungkin itu adalah teguran bahkan bisa saja bentuk dari kemurkaan Allah, yaitu azab. Bila itu azab, maka saya akan bertaubat meminta ampun pada Sang Penerima Taubat. Tapi tentu lebih baik kita bertaubat sebelum diazab, bukan?
Kemudian, bila saya merasa lebih banyak beribadah daripada melakukan maksiat, dan bahkan sudah berhenti melakukan hal yang dilarang, tapi mendapat musibah, maka itu mungkin ujian. Ujian tersebut dikirim Allah untuk meningkatkan derajat hamba-Nya. Allah ingin melihat apakah hamba-Nya mampu melewati ujian yang diberikan. Bila mampu, maka derajat kita tentu akan naik di sisi Allah menjadi lebih baik. Maka yang kita lakukan, bersabar terlebih dahulu. Terimalah ini sebagai ujian, kemudian yakinkan Allah tak akan menguji hamba-Nya melainkan sesuai kemampuan hamba-Nya.
Berfikirlah dengan tenang untuk menyelesaikan masalah tersebut, setelah berikhtiar dengan maksimal, serahkan kepada Allah SWT. Berdoalah dan meminta pertolongan hanya pada Allah, sebagaimana terdapat di Al-Qur’an dimana Allah memerintahkan kita untuk meminta tolong dengan sabar dan sholat.

Saya selalu introspeksi diri terlebih dahulu, apakah ada dosa yang pernah saya lakukan sebelumnya sehingga membuat musibah ini datang sebagai peringatan dari Allah? Lalu jika saya mengingat ingat dosa saya, saya langsung bertaubat kepada Allah dan berusaha untuk tidak mengulangi nya kembali, kemudian berusaha melapangkan dada saya sambil mencari solusi atas musibah yang saya alami dengan meminta pertolongan dari Allah dan jika saya berhasil mengatasinya saya akan berusaha untuk membantu orang lain yg mengalami musibah yang sama atau mencegah terjadinya musibah tersebut agar mereka tidak merasakan hal yang tidak menyenangkan seperti kita

Tidak jarang aku menganggap musibah sebagai tanda bahwa Tuhan sedang menguji kita, namun namanya manusia pasti pernah menganggap bahwa Ia tidak sayang. Aku meyakini bahwa anggapan itu salah, jadi aku selalu berpikir positif dan menganggap bahwa selalu ada hikmah yanga ada entah itu menguatkan aku atau memberikupetunjuk bahwa ada hal yang lebih baik menunggu. Yakin Tuhan adalah Maha Pemberi Rezeki dan Maha Pengampun, segala yang ada bukanlah milik kita, melainkan milik-Nya. Akhirnya, Meminta tolong dan mohon ampun menjadi jalan terbaik dalam menghadapi musibah versi ku.

Ketika mendapatkan musibah, hal pertama yang saya lakukan adalah berdoa kepada Tuhan yang Maha Esa untuk memohon kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi musibah atau situasi sulit. Saya percaya, jika masalah dan situasi sulit itu pasti akan selalu menghampiri kita, dengan tidak mengenal tempat dan tidak mengenal waktu kendati kita berusaha sekuat tenaga untuk menghindarinya.

Saya juga percaya jika Tuhan adalah Maha Baik dan Maha Pemberi Rezeki yang tidak akan memberikan cobaan atau musibah yang berada di luar kemampuan kita. Setiap masalah, musibah, dan cobaan yang datang kepada kita adalah sebuah ujian dari Yang Kuasa dan semuanya memiliki hikmah dan pelajaran yang dapat diambil. Selain itu semua musibah, cobaan, dan masalah adalah untuk menguji seberapa kuatkah mental dan iman kita sebagai manusia dalam usaha untuk melewati dan melaluinya. Selalu ingat jika badai pasti akan berlalu, begitu juga dengan musibah, masalah, dan cobaan yang pasti akan berlalu.

Ketika saya mendapatkan musibah, masalah, atau berhadapan dengan situasi yang sulit, selain memohon kekuatan, saya juga melakukan instropeksi diri. Saya akan mulai mempertanyakan apa kesalahan yang kira - kira saya perbuat dan berusaha memperbaiki diri saya. Saya juga memohon ampun kepada Tuhan untuk setiap kesalahan yang saya perbuat secara sengaja maupun tidak sengaja. Setidaknya begitulah penjabaran saya mengenai apa yang saya lakukan ketika mendapatkan musibah.

Kita tidak bisa mengharapkan hidup kita mulus mulus saja tanpa adanya masalah, cobaan, dan musibah. semuanya pasti akan mengalaminya, sehingga lebih baik berusaha dan berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa supaya kita menjadi pribadi yang kuat secara mental dalam menghadapi setiap kesulitan, cobaan, dan musibah yang ada.