Apa yang kamu ketahui tentang Teori pertumbuhan ekonomi David Ricardo?

Teori pertumbuhan ekonomi David Ricardo

Seperti juga dengan Adam Smith, Ricardo menganggap bahwa jumlah faktor produksi tanah (yaitu, sumber-sumber alam) tidak dapat bertambah sehingga akhirnya bertindak sebagai faktor pembatas dalam proses pertumbuhan suatu masyarakat.

Apa yang kamu ketahui tentang Teori pertumbuhan ekonomi David Ricardo?

Teori pertumbuhan Klasik mengalami perkembangan lebih pesat di tangan David Ricardo. Pengembangan ini berupa penjabaran di mana model pertumbuhan menjadi lebih tajam, baik dalam konsep-konsep yang dipakai maupun dalam hal mekanisme proses pertumbuhan itu sendiri. Namun, perlu ditekankan di sini bahwa garis besar dari proses pertumbuhan dan kesimpulankesimpulan umum yang ditarik oleh Ricardo tidak terlalu berbeda dengan teori Adam Smith.

Tema dari proses pertumbuhan ekonomi masih pada perpacuan antara laju pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan output. Kesimpulan umumnya juga masih tetap sama yaitu bahwa dalam perpacuan tersebut penduduklah yang akhirnya mencapai posisi stasioner. Seperti juga dengan Adam Smith, Ricardo menganggap bahwa jumlah faktor produksi tanah (yaitu, sumber-sumber alam) tidak dapat bertambah sehingga akhirnya bertindak sebagai faktor pembatas dalam proses pertumbuhan suatu masyarakat. Perbedaan terutama terletak pada penggunaan alat analisis mengenai distribusi pendapatan (berdasarkan teori Ricardo yang terkenal itu) dalam penjabaran mekanisme pertumbuhan dan pengungkapan peranan yang lebih jelas dari sektor pertanian di antara sektorsektor lain dalam proses pertumbuhan.

Proses pertumbuhan yang digambarkan Ricardo ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:

  • Terbatasnya jumlah tanah, yang sangat susah untuk diperluas, sebagai faktor produksi.
  • Peningkatan atau penurunan ketersediaan tenaga kerja (penduduk) sesuai dengan tingkat upah yaitu apakah di atas atau di bawah tingkat upah minimal, yang oleh Ricardo disebut tingkat upah alamiah ( natural wage ).
  • Akumulasi kapital terjadi apabila keuntungan minimal yang diperlukan untuk menarik mereka melakukan investasi meningkat.
  • Dari waktu ke waktu terjadi kemajuan teknologi.
  • Masih dominannya sektor pertanian dalam ekonomi keseluruhan

Dengan terbatasnya tanah maka pertumbuhan penduduk (tenaga kerja) akan menghasilkan produk marjinal ( marginal product ) yang semakin menurun. Ini tidak lain adalah produk marjinal yang makin menurun atau lebih dikenal dengan nama Law of Diminishing Return . Selama buruh yang dipekerjakan pada tanah tersebut bisa menerima tingkat upah di atas tingkat upah alamiah maka penduduk (tenaga kerja) yang dapat dipekerjakan akan terus bertambah, dan ini akan menurunkan lagi produk marjinal tenaga kerja, dan selanjutnya menekan ke bawah tingkat upah. Proses ini akan berhenti apabila tingkat upah turun pada tingkat upah alamiah. Apabila, misalnya, tingkat upah ternyata turun di bawah tingkat upah alamiah maka jumlah penduduk yang akan mengisi lowongan (tenaga kerja) menurun. Dan kemudian, tingkat upah akan naik kembali pada tingkat upah alamiah. Pada posisi ini jumlah penduduk konstan. Jadi, tarik menarik antara segi faktor produksi tanah dan faktor produksi tenaga kerja, ada satu kekuatan dinamis yang selalu menarik perekonomian ke arah tingkat upah minimum, yaitu bekerjanya the Law of Diminishing Return . The Law of Diminishing Return berbunyi sebagai berikut.

Apabila salah satu input tetap, sedang input-input lain di tambah penggunaannya (variabel) maka tambahan input tersebut mula-mula naik, akan tetapi kemudian seterusnya menurun, apabila input variabel tersebut terus ditambah. Tambahan output yang dihasilkan dari setiap unit tambahan input variabel tersebut tidak lain adalah produk marjinal ( marginal production ) dari input variabel tersebut. Oleh sebab itu, menurut The Law of Diminishing Return dan juga the Law of Diminishing Marginal Product , dalam perekonomian Ricardo, input yang tetap adalah tanah dan input variabelnya adalah tenaga kerja dan kapital.

Akumulasi kapital dan kemajuan teknologi cenderung meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Artinya dapat memperlambat bekerjanya Law of Diminishing Return yang mana akan memperlambat pula penurunan tingkat hidup ke arah tingkat hidup minimal. Akan tetapi antara akumulasi kapital dan teknologi itu sendiri terdapat perbedaan peranan. Ricardo mengatakan bahwa akumulasi kapital memang dapat memperlambat penurunan produktivitas tenaga kerja. Apabila pekerja diberi perlengkapan alat-alat yang lebih banyak, produktivitasnya meningkat, tetapi tetap saja ada batasnya. Selanjutnya dikatakan bahwa akumulasi kapital hanya akan dilakukan orang apabila menerima imbalan (keuntungan) yang cukup. Tetapi faktor produksi kapital ini pun, apabila diterapkan pada pekerja yang menggarap sebidang tanah (sumber alam) tertentu maka akan mengalami pula penurunan produktivitas marjinalnya. Dengan kata lain, akumulasi kapital itu sendiri akan terkena oleh bekerjanya Law of Diminishing Return . Akibatnya, produksi marjinal dari kapital terus menurun dengan adanya proses akumulasi kapital tersebut.

Proses ini selanjutnya berakibat pada menurunnya keuntungan yang diterima oleh penanam modal. Proses akumulasi kapital ini akan berhenti apabila tingkat keuntungan minimal yang diperlukan untuk mendorong mereka melakukan investasi semakin mengecil. Apabila akumulasi kapital berhenti maka produktivitas tenaga, sekaligus tingkat upah juga tidak akan dapat dipertahankan pada tingkat yang tinggi (di atas tingkat upah alamiah). Dari proses ini dapat dilihat bahwa akhirnya the Law of Diminishing Return menang, meskipun ada akumulasi kapital.

Satu-satunya harapan untuk menarik ke atas perekonomian adalah dengan adanya kemungkinan kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja dan produktivitas kapital. Jadi, dengan adanya kemajuan teknologi, bekerjanya the Law of Diminishing Return dapat diperlambat, dan kemerosotan tingkat upah dan tingkat keuntungan ke arah tingkat minimumnya diperlambat. Inilah inti dari proses pertumbuhan ekonomi yang kapitalistik menurut Ricardo. Proses ini tidak lain adalah tarik-menarik antara dua kekuatan dinamis, yaitu antara:

  • The Law of Diminishing Return , dan
  • kemajuan teknologi.

Ricardo menyimpulkan bahwa akhirnya the Law of Diminishing Return yang akan menang. Akhirnya keterbatasan faktor produksi tanah (yang dapat ditafsirkan sebagai keterbatasan sumber-sumber alam) akan membatasi ekonomi suatu negara. Suatu negara hanya dapat tumbuh sampai batas yang dimungkinkan oleh ketersediaan sumber-sumber alamnya.

Apabila potensi sumber-sumber alam ini telah dieksploitasi secara penuh maka perekonomian mencapai posisi stasionernya, dengan ciri-ciri:

  • Tingkat output (GDP) konstan (berhenti berkembang),
  • Jumlah penduduk konstan (berhenti bertambah),
    1. dan 2) bersama-sama, yang berarti pendapatan per kapita konstan,
  • Tingkat upah berada pada tingkat upah alamiah (minimal),
  • Akumulasi kapital berhenti (stok kapital konstan), dan
  • Tingkat sewa tanah maksimal.