Apa yang kamu ketahui tentang Teori Ketergantungan?

Teori Ketergantungan

Teori Struktural berpendapat bahwa kemiskinan yang terdapat pada negara-negara Dunia Ketiga yang mengkhususkan pada produksi pertanian adalah akibat dari struktur perekonomian dunia yang bersifat eksploitatif, dimana yang kuat melakukan eksploitasi terhadap yang lemah.

Apa yang kamu ketahui tentang Teori Ketergantungan?

Teori ketergantungan adalah salah satu teori pembangunan yang mempunyai keterkaitan erat dengan ilmu geografi. Hal itu terjadi karena dalam Teori Ketergantungan dibahas mengenai keadaan dan hubungan antara dua kelompok Negara yang pada dasarnya adalah hubungan antara dua ‘region’.

Teori Ketergantungan pada dasarnya adalah teori yang menggunakan pendekatan structural . Oleh sebab itu, Teori Ketergantungan ini dapat digolongkan ke dalam kelompok Teori Struktural.

Teori Struktural berpendapat bahwa kemiskinan yang terdapat pada negara-negara Dunia Ketiga yang mengkhususkan pada produksi pertanian adalah akibat dari struktur perekonomian dunia yang bersifat eksploitatif, dimana yang kuat melakukan eksploitasi terhadap yang lemah. Menurut teori structural , perdagangan dunia yang bebas justru merupakan wadah praktek eksploitasi.

Teori Struktural lebih meningkatkan pada lingkungan material manusia, yakni organisasi kemasyarakatan beserta sistem imbalan-imbalan material manusia termasuk perubahan teknologi (Budiman, 1989). Dengan demikian, dalam menjelaskan tingkah laku manusia dan gejala atau proses sosial yang terjadi, teori struktural mencari faktor-faktor lingkungan material manusia sebagai penyebabnya.

Teori ketergantungan yang merupakan salah satu teori yang termasuk dalam kelompok teori struktural, lahir dari dua induk. Induk yang pertama adalah teori-teori tentang imperialisme dan kolonialisme baik yang Marxis maupun bukan Marxis, dan induk yang kedua adalah datang dari studi-studi empiris tentang pembanguna di negara-negara pinggiran baik dari Marxis maupun dari Paul Prebisch.

Teori Ketergantungan dan Inti Pemikirannya


Yang dimaksud ketergantungan adalah keadaan dimana kehidupan ekonomi negaranegara tertentu dipengaruhi oleh perkembangan dan ekspansi dari kehidupan ekonomi negara-negara lain, negara-negara tersebut hanya berperan sebagai penerima akibat saja (Titonio Dos Santos, 1970).

Hubungan saling ketergantungan antara dua sistem ekonomi atau lebih terjadi bila ekoomi beberapa negara (yang dominan) bisa berekpansi dan bisa berdisi sendiri, sedangkan ekonomi di negara lainnya ( yang bergantung) mengalami perubahan hanya sebagai akibat dari ekspansi tersebut, baik yang positif maupun negatif. Selanjutnya Santos Membedakan tiga bentuk ketergantungan, yaitu:

1. Ketergantungan Kolonial. Disini terjadi dalam bentuk penguasaan penjajah (Negara pusat) terhadap negara pinggiran. Kegiatan ekonomi utama negara pinggiran adalah perdagangan eksport dari hasil bumi yang dibutuhkan negara penjajah. Para penjajah memonopoli tanah, pertambangan, tenaga kerja. Hubungan penjajah dengan penduduk lokal bersifat eksploitatif.

2. Ketergantungan Finansial. Disini negara pinggiran secara politis merdeka, tetatpi dalam kenyataannya negara pinggiran ini masih dikuasai oleh kekuatankekutan finansial dari negara pusat. Seperti pada ketergantungan kolonial, negara pinggiran masih mengeksport bahan mentah bagi kebutuhan industri negara pusat. Negara pusat menanamkan modalnya pada pengusaha lokal di negara pinggiran untuk menghasilkan bahan baku tersebut. Dengan demikian pengendalian dilakukan melalui kekuasaan ekonomi, dalam bentuk kekuasaan finansial.

3. Ketergantungan tehnologi-industiral. Ini adalah bentuk ketergantungan baru. Kegiatan ekonomi dinegara-negara pinggiran tidak lagi mengeksport bahan mentah untuk keperluan industri digara pusat. Perusahaan-perusahaan multinasional dari negara pusat mulai menammkan modalnya untuk kegiatan industri di negara pinggiran yang produknya ditujuakan kedalam pasar negaranegara pinggiran.

Meskipun industri ini ada di negara pinggiran, tetapi tehnologinya berasal dari perusahaan multi nasional. Seringkali barang-barang modal berupa mesin industri yang ada tidak dijual sebagai komoditi, melainkan disewakan melalui perjanjian paten. Dengan demikian pengusahaan dari surplus industri dilakukan memalui monopoli tehnologi. Selanjutnya, Santos (1970) menguraikan bahwa ketergantungan industri dalam arti tehnik mempunyai pengertian bahwa:

  1. Perkembangan industri di negara pinggiran tergantung pada sektor perdagangan ekspor barang-barang hasil pertanian dan pertambangan. Devisa hasil penjualan barang-barang ekspor oleh negara pinggiran digunakan untuk membeli barangbarang industri yang dibutuhkan.

  2. Perkembangan industri di negara pinggiran sangat dipengaruhi oleh balance of payment . Artinya bahwa akibat keuangan luar negeri yang berpengaruh terhadap devisit pembayaran pada gilirannya berpengaruh pula terhadap perkembangan industri di negara pinggiran.

  3. Perkembangan industri sangat dipengaruhi oleh monopoli teknologi oleh perusahaan besar/asing seperti hakpaten dan royalti yang membawa konsekuensi pengurasan kemakmuran melalui investasi industri yang ditunjukkan pada permintaan pasar lokal.

Teori ketergantungan ini muncul dengan asumsi bahwa tidak ada daerah atau negara yang otonom di dunia ini, semua turut serta dalam ekonomi dunia baik secara langsung maupun tidak langsung seperti yang dikemukakan oleh golongan non-marxis atau dalam sistem kapitalis yang dikemukakan oleh golongan marxis. Dos Santos juga beranggapan bahwa negara pinggiran juga bisa berkembang, meskipun perkembangan itu merupakan perkembangan perkembangan yang teragantung (perkembangan ikutan). Impuls dan dinamika perkembangan ini tidak datang dari negara pinggiran yang bersankutan tetapi datang dari negara pusatnya. Keterbelakangan yang terjadi di negara pinggiran disebabkan karena ekonomi negara-negara ini kurang dapat menyatu dengan kapitalisme. Jika ekonomi negara pusat berkembang atau maju, bisa terjadi bahwa ekonomi negara berkembang ikut maju. Tetapi bila negara pusat mengalami kesulitan ekonomi sudah dipastikan bahwa negaranegara pinggiran akan mengalami kesulitan. Hal itu terjadi karena ekonomi negara-negara pinggiran sangat tergantung pada ekonomi negara-negara pusat. Jika terjadi sebaliknya, negara-negara pinggiran yang mengalami kesulitan ekonomi tidak akan berpengaruh terhadap keadaan ekonomi negara-negara pusat, karena ekonomi negara-negara pusat tidak tergantung dari ekonomi negara-negara pinggiran.

Pembangunan menurut teori ketergantungan digambarkan sebagai proses “keterbelakangan” atau proses pembangunan diberi label sebagai “ketergantungan” dalam pembangunan. Teori ketergantungan lebih memperhatikan sifat dari proses pertumbuhan ekonomi, dan memandang pembangunan sebagai pembebasan dari hubungan-hubungan yang menindas dan eksploitatif, baik antarmanusia maupun antarbangsa.

Inti pemikiran teori ketergantungan seperti yang dikemukakan oleh Budiman (1995) didasarkan pada teori-teori imperialisme dan kolonialisme, baik yang Marxis maupun yang bukan, serta pemikiran Paul Baran dan Raul Prebisch. Teori ketergantungan kemudian menentang pendapat kaum Marxis klasik yang beranggapan bahwa (1) negara-negara pinggiran yang para kapitalis merupakan negara-negara yang tidak dinamis, yang memakai cara produksi Asia yang berlainan dengan cara produksi feodal di Eropa yang menghasilkan kapitalisme, dan (2) negara-negara pinggiran ini, setelah disentuh oleh kapitalis maju, akan bangun dan berkembang mengikuti jejak negara-negara kapitalis maju.

Andre Gunder Frank adalah salah seorang pencetus teori ketergantungan. Dalam konteks proses hubungan ekonomi antara negara maju dengan negara miskin, Frank membuat pembagian yaitu apa yang disebutnya dengan negara-negara metropolis maju (developed metropolitan countries) dan negara-negara satelit yang terbelakang (satellite underdeveloped countries). Hubungan ekonomi antara negara metropolis maju dan negara satelit yang terbelakang ini merupakan aspek utama perkembangan sistem kapitalis dalam skala internasional.

Menurut Frank, hubungan metropolis-satelit menyentuh keseluruhan sektor di negara-negara miskin, dan keterbelakangan sektor tradisional justru diakibatkan oleh adanya kontak dengan sistem kapitalis dunia yang masuk ke negara miskin melalui sektor modern di negara ini. Sektor modern merupakan kaki tangan sistem kapitalis dunia yang melakukan eksploitasi terhadap daerah atau sektor yang sekarang menjadi terbelakang. Frank tidak setuju pendapat yang mengatakan bahwa perkembangan ekonomi negara miskin akan terjadi sebagai akibat hubungan ekonomi dengan negara maju. Hal ini didasarkan pada penemuan historis di Amerika Latin, yang memberi petunjuk bahwa perkembangan yang sehat dan otonom justru terjadi pada waktu hubungan metropolis-satelit ini tidak ada.

Bentuk-Bentuk Ketergantungan

Sumbangan Dos Santos yang lain adalah uraiannya yang lebih rinci tentang bentuk-bentuk ketergantungan. Dia membedakan tiga bentuk ketergantungan, yakni:

  1. Ketergantungan Kolonial

Di sini terjadi dominasi politik, dalam bentuk penguasaan kolonial atau penjajah, dari negara pusat terhadap negara pinggiran. Kegiatan ekonomi yang utama adalah perdagangan ekspor dari hasil bumi yang dibutuhkan oleh negara penjajah. Para penjajah memonopoli tanah, pertambangan dan tenaga kerja. Hubungan antara penjajah dan penduduk setempat bersifat eksploitatif.

  1. Ketergantungan finansial-industrial

Di sini tidak ada dominasi politik dalam bentuk penjajahan. Negara pinggiran secara politis merdeka. Tetapi, dalam kenyataannya, negara pinggiran ini masih dikuasai oleh kekuatan-kekuatan finansial dan industrial dari negara pusat sehingga praktis ekonomi negara pinggiran merupakan satelit dari negara pusat.

  1. Ketergantungan teknologis-industrial

Ini adalah bentuk ketergantungan baru. Kegiatan ekonomi di negara pinggiran tidak lagi berupa ekspor bahan mentah untuk keperluan industri di negara pusat. Perusahaanperusahaan multinasional dari negara pusat mulai menanam modalnya dalam kegiatan industri yang produknya ditujukan ke pasar dalam negeri dari negara-negara pinggiran.