Apa yang kamu ketahui tentang telaga kautsar?

telaga kautsar

Siapakah orang-orang yang terpilih mendatangi telaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?

Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan selalu mengikuti petunjuk yang beliau sampaikan. Adapun orang-orang yang berpaling dari petunjuk beliau sewaktu di dunia, maka mereka akan diusir dari telaga tersebut.

Apa yang kamu ketahui tentang telaga kautsar?

Kata “kautsar” mempunyai arti kebaikan yang banyak dan melimpah. Dan terdapat begitu banyak obyek luaran (mishdaq) untuk kata kautsar ini, dimana diantaranya adalah: telaga kautsar, syafaat, nubuwwatatau kenabian, hikmah, ilmu, generasi dan keturunan yang banyak.

Kautsar memiliki dua mishdaq, yaitu mishdaq duniawi (yang tidak lain adalah Sayidah Fathimah az-Zahra) dan mishdaq ukhrawi (yaitu telaga kautsar).

Kautsar merupakan sebuah kata yang timbangannya adalah “fau’al” dan merupakan kata sifat yang diambil dari kata “kitsrat” atau banyak. Dan “kautsar” di sini bermakna kebaikan yang banyak atau melimpah. Keluasan dari makna kautsar telah menyebabkan kata ini memiliki obyek yang tak terhitung banyaknya dimana “kebaikan yang tak terhingga” pun bisa dimasukkan ke dalamnya.

Telaga kautsar merupakan sebuah sumber mata air yang sangat jernih dan luas yang terdapat di dalam surga. Di sinilah para ahli surga setelah berhasil melewati tahapan-tahapan sulit dalam lintasan mahsyardan hari kiamat, saat memasuki surga akan langsung ke telaga ini untuk menghilangkan rasa dahaganya dan menikmati kelezatan air telaga.

Dari telaga kautsar inilah akan mengalir dua sungai ke arah surga dimana sumbernya tidak lain berasal dari “'Arsy Ilahi”, singgasana Tuhan.Telaga kautsar merupakan telaga khusus milik Rasulullah Saw, sedangkan para penyajinya adalah Imam Ali As dan para Imam As yang lain. Para Nabi yang lainnya pun masing-masing memiliki telaga khusus untuk para pengikut mereka, akan tetapi keluasan dan keberkahannya tidak sebanding dengan telaga kautsar milik Rasulullah Saw ini.

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam kitab shahihnya dari Anas bin Malik bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: Pada saat aku berjalan di dalam surga dan tiba-tiba aku berada di sisi sebuah sungai yang kedua sisinya adalah kubah-kubah permata yang melengkung. Aku bertanya: Apakah ini wahai Jibril? Dia menjawab: Ini adalah al-kautsar yang telah diberikan oleh Allah SWT bagimu dan ternyata tanahnya adalah minyak kasturi yang sangat wangi.

Dan Al-kautsar ini memiliki dua pancuran yang mengalirkan air menuju haudh Nabi Muhammad SAW. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Dzar RA bahwa pada saat Nabi Muhammad SAW menyebut tentang AL-Haudh beliau bersabda:

mengalir padanya dua pancuran dari surga dan barangsiapa yang meminum nya maka dia tidak akan lagi kehausan”.

Di dalam riwayat yang lain Muslim menyebutkan: Terdapat di dalamnya dua pancuran air yang mengalir dari surga salah satunya pancuran yang terbuat dari emas dan yang lain dari perak”

Dan ketentuan tentang sifat haudh ini disebutkan dalam berbagai riwayat dari banyak shahabat Nabi Muhammad SAW, riwayat-riwayat tersebut sangat masyhur dan banyak bahkan disebutkan dalam berbagai kitab hadits baik riwayat-riwayat yang shahih, hasan, dan pada kitab hadits yang ditulis berdasarkan sanad-sanad dan kitab-kitab sunan. Haudh adalah tempat berkumpulnya air. Imam Nawawi rahimhullah berkata:

Ini adalah penegasan bahwa haudh itu benar-benar ada seperti yang tersebut secara zahir (riwayat) sebagaimana ditegaskan sebelumnya dan pada saat sekarang ini dia telah diciptakan Allah SWT”.

Syekh Utsaimin rahimahullah berakata: (Dan Haudh itu ada pada saat sekarang ini) berdasarkan riwayat Imam Bukhari dan Muslim dari Uqbah bin Amir bahwa pada suatu hari Nabi Muhammad SAW keluar lalu shalat untuk mereka yang mati syahid pada perang Uhud, yaitu shalat seperti shalat mayit kemudian beliau mendatangi mimbar dan bersabda: Sesungguhnya aku akan mendahului kalian, dan aku adalah saksi bagi kalian serta sungguh aku sedang melihat kepada haudhku sekarang ini”.

Dan diriwiyatkan oleh Al-Bikhari dan Muslim dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Dan mimbarku di atas haudhku”.

Oleh karena itulah bisa jadi haudh itu berada di tempat ini namun kita tidak menyaksikannya sebab dia termasuk perkara gaib dan bisa jadi mimbar tersebut akan diletakkan di atas haudh tersebut pada hari kiamat kelak.

Adapun tentang airnya, warnanya lebih putih dari air susu dan rasanya lebih manis dari madu dan baunya lebih harum dari minyak kasturi.

Diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Dzar bahwa pada saat Nabi Muhammad SAW menyebutkan tentang al-haudh beliau bersabda:

Airnya lebih putih dari susu dan rasanya lebih manis dari madu”. Di dalam Ashahihaini disebutkan: dan baunya lebih harum dari minyak kasturi”.

Adapun bejana-bejana yang ada padanya bagikan bintang-bintang di langit, dan penjelasan ini didasarkan pada beberapa hadits yang disebutkan di dalam kitab ashahihaini dan di dalam riwayat yang lain disebutkan:

“Bejana-bejananya seperti bintang-bintang di langit”.

Ini adalah lafaz yang paling global sebab maskudnya adalah bejana-bejananya seperti bintang-bintang di langit dari sisi jumlahnya, dan dari sisi sifatnya yang bercahaya dan mengkilap. Maka bejana-bejana yang ada padanya sebanyak dan bercahaya seperti bintang-bintang di langit, dan disebutkan di dalam sebagian riwayat yang shahih bahwa ceret-ceret minuman yang terdapat padanya terbuat dari emas dan perak.

Dan luas haudh ini adalah, sepanjang perjalanan satu bulan dan selebar perjalanan satu bulan. Syekh Ibnu Utsaimin berkata: Hal ini menunjukkan bahwa bentuknya adalah bundar, sebab tidak mungkin dijelaskan dengan penyebutan sisinya seperti yang disebutkan di atas, kecuali jika bentuknya bundar, dan jarak ini seperti yang telah diketahui pada masa Nabi Muhammad SAW yaitu jarak yang diukur dengan kecepatan biasa perjalanan seekor onta disebutkan di dalam ashahihaini bahwa sesungguhnya lebarnya sama dengan jarak antara Amman dan Ailah.

Amman adalah sebuah kota di Balqo’ di negeri Syam dan Ailah adalah sebuah negeri di ujung laut Qalzum di ujung negeri Syam, negeri itu telah punah dan selalu dilewati oleh para jama’ah haji dari Mesir

Di dalam sebuah riwayat disebutkan: (Jaraknya adalah antara Jarba’ dan Adzrah). Keduanya adalah dua kampung di negeri Syam yang bisa dilalui dengan perjalanan tiga hari.

Dan di dalam riwayat yang lain disebutkan: Ukuran haudhku adalah sama seperti ukuran antara kota Ailah dan Shan’a dari Yaman”. Dan di dalam riwayat yang lain disebutkan: Dan jarak antara kedua ujung haudhku adalah sebagaimana jarak antara shan’a dan Madinah”.

Para ualma telah menyebutkan penafsiran tentang perbedaan-perbedaan riwayat yang menjelaskan tentang luas dan panjang haudh Nabi Muhammad SAW. Di antaranya adalah bahwa Nabi Muhammad SAW diberitahukan tantang jarak yang pendek kemudian diberitahukan kembali tentang jarak yang panjang. Beliau memberitahukan hal itu seakan-akan Allah SWT memberikan anugrah kepada beliau bahwa haudh tersebut meluas sedikit demi sedikit, maka yang menjadi patokan dalam penjelasan ini adalah riwayat yang menjelaskan tentang sifat haudh yang paling panjang dan di dalam penjelasan yang lain disebutkan selain ini.

Waktu mendatangi haudh adalah sebelum melewati shirat sebab keadaan menuntut hal itu, sebab manusia sangat membutuhkan air minum di hari kiamat sebelum mereka melewati shirat, sebagian ahlul ilmi telah menguatkan penjelasan yang disebutkan ini, dan barangsiapa yang meminum dari haudh maka dia tidak akan pernah kehausan selamanya

Perbuatan-perbuatan yang menyebabkan kita boleh meminum dari haudh Nabi Muhammad SAW:

  • Pertama: Berpegang teguh kepada kitab dan sunnah serta konsisten dengannya, menjauhi semua bid’ah dan dosa-dosa besar. Diriwayatkan oleh Al-Hakim di dalam kitab Al-Mustadrok dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

    Sesungguhnya aku telah meninggalkan bagi kalian dua perkara yang mana kalian tidak akan tersesesat, yaitu kitab Allah dan sunnahku, dan dia tidak akan berpisah sehingga dia datang menuju haudh”.

    Diriwayatkan oleh Al-Bukahri dan Muslim dari Abi Sa’id Al-Khudri RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

    Aku akan mendahului kalian di haudh dan barangsiapa yang mendatangiku maka dia akan meminumnya, dan barangsiapa yang meminumnya maka dia tidak akan pernah haus selamanya, akan datang kepadaku sekelompok kaum di mana mareka mengenalku dan aku pun mengenal mereka namun aku dihalangi dari mereka, lalu aku mengatakan: Sesungguhnya mereka ini dari golonganku, maka dikatakan: Sesungguhnya engkau tidak mengetahui perbuatan-perbuatan bid’ah yang mereka lakukan setelah dirimu meninggal, maka aku berkata: menjauhlah, menjauhlah orang yang telah merubah din ini setelah kematianku”. Maka Ibnu Abi Mulaikah berkata: Ya Allah aku berlindung kepada-Mu jika kami terusir hina atau terfitnah sehingga jauh dari agama kami”.

  • Kedua: Bersabar terhadap apa yang dialami oleh seorang mu’min berupa kekurangan dari harta dunia, dan dia mendahulukan orang lain dengannya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik bahwa Nabi Muhammad SAW berkata kepada para shahabatnya dari kalangan Al-Anshor:

    Kalian akan mendapatkan sepeninggalku orang-orang yang lebih mementingkan duniawi, maka bersabarlah sehingga kalian menemui Allah SWT dan Rasul-Nya di saat berada pada Al-Haudh”.

  • Ketiga: Menjaga wudhu’. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Hudzaifah RA bahwa pada saat Nabi Muhammad SAW menyebut tentang Al-Haudh beliau bersabda:

    Sungguh yang jiwaku berada di tangan-Nya, aku pasti akan menghalau sekolompok orang dari haudhku sebagaimana seorang lelaki menghalau onta yang bukan miliknya dari kolam tempat ontanya minum. Para shahabat bertanya: Apakah engkau mengetahui kami pada saat itu?. Maka beliau menjawab: Ya, kalian akan mendatangi aku dengan penuh cahaya di kening kalian karena bekas air wudhu’ dan cahaya itu tidak terdapat pada orang selain dari kalian”.

Ya Allah berikanlah kami minum dari haudh Nabi -Mu, dan jadikanlah kami sebagai pengikut sunnah beliau, ya Allah cucurkanlah kepada kami air minum dari tangan beliau yang mulia, yaitu minuman yang dengannya kami tidak merasakan kehausan selamanya, ya Allah kumpulkankanlah kami dalam kelompok beliau Muhammad SAW, dan jadikanlah kami sebagai pengikut beliau bersama para nabi-nabi, orang-orang yang jujur, para syuhada, dan orang-orang yang shaleh, merekalah sebaik-baik teman bergaul.

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.