Apa yang kamu ketahui tentang seni lukis cethe?

Seni Lukis Cethe adalah melukis rokok dengan menggunakan media bubuk kopi. Cethe sendiri merupakan tradisi khas yang dimiliki Indonesia, yang mudah dijumpai di Jawa Timur. Lalu, apa yang kamu ketahui tentang seni lukis cethe?

Keunikan Seni Lukis Cethe

Tidak semua orang punya keahlian untuk melakukan Cethe, apalagi mengingat media yang digunakan sangat sulit. Media lukis berupa kertas batangan rokok yang tergolong tipis dan halus menjadi tantangan tersendiri bagi para pecinta Cethe. Begitu pula bubuk kopi yang digunakan pun dirancang khusus. Pengolahan kopi perlu dilakukan oleh tangan-tangan khusus agar bisa menghasilkan bubuk yang sangat halus dan kental.

Cara nyethe, sebutan untuk kegiatan Cethe, ini bervariasi. Salah satunya yakni dengan mengendapkan dahulu kopi yang sudah dibuat didalam gelas atau cangkir kecil sampai ampasnya benar-benar mengendap. Setelah ampas kopi mengendap, sedikit demi sedikit kopi dituang pada gelas lainnya, dengan tujuan untuk mendapatkan endapan ampas kopi yang sempurna (halus dan banyak). Selain cara itu, Nyete juga bisa dilakukan dengan cara mengendapkan air kopi di lepek (piring kecil), kemudian genangan kopi dikeringkan dengan menggunakan tisu, sehingga hasil endapan bisa didapatkan dengan baik.

Setelah endapan terkumpul, para pecinta Cethe melukiskan endapan tersebut dengan bantuan batang korek api kayu, atau dengan tusuk gigi. Bahan yang runcing dan halus memang dibutuhkan untuk mendapatkan goresan yang bagus. Endapan yang sudah diambil dengan batang tusuk gigi tersebut dioleskan atau dilukis diatas media kertas pada batang rokok, disinilah seni lukis Cethe mulai dilakukan. Lukisan yang dibuat kerap berbentuk semacam motif batik, tulisan, bahkan sampai bentuk realis wajah. Sungguh tradisi yang benar-benar imajinatif dan butuh ketelitian. Karena media yang digunakan kecil dan halus, bertindak kasar sedikit akan merobek kertas media Cethe.

Seusai pelukis Cethe menyelesaikan membuat gambar, kemudian rokok itu dikeringkan dahulu sampai endapan kopi yang digunakan untuk menggambar benar-benar kering, dalam artian tidak ada sisa air pada endapan bubuk kopi tersebut. Butuh ketelatenan yang tinggi demi mendapat hasil maksimal.