Apa yang kamu ketahui tentang samurai hebat Toyotomi Hideyoshi ?

Toyotomi Hideyoshi merupakan permersatu Jepang, dimana pada awalnya ia hanyalah prajurit rendahan tanpa darah samurai. Tetapi, bersama dengan kebesaran Nobunaga, ia juga memisahkan diri dari hal tersebut untuk menjadi Jenderal besar di bawah naungan Nobunaga. Diberi julukan sebagai “Pemersatu Jepang Terbaik Ke-Dua”

Salah satu aksinya yang terkenal adalah pada saat ia membuat “One-Night Castle” atau “Istana Satu Malam”, dimana seakan-akan ia membuat istana Ichiya hanya dengan waktu satu malam. Trik di baliknya adalah, ia sudah secara rahasia membuat istana tersebut, dan pada suatu malam, ia memotong semua tali yuang mengikat pohon yang menutupi istana tersebut, dan membuat tentara musuh kaget.

Hideyoshi juga membuat Istana Besar Osaka, struktur yang masih berdiri hingga sekarang ini. Ironisnya adalah istana ini jugalah yang menjadi tempat kematian anaknya, Hideyori, dimana meruapakan akhir dari generasi Toyotomi. Ia juga adalah orang yang memulai penyerangan ke Korea.

Kisah Toyotomi Hideyoshi memiliki awal yang sederhana. Selain miskin, tidak berpendidikan, bukan berasal dari silsilah keluarga masyhur yaitu anak dari petani penggarap miskin, dan badan yang pendek. Tetapi Toyotomi Hideyoshi tidak membiarkan segala kekurangan itu menentukan nasib nya, melainkan memiliki semangat hidup yang jarang terlihat di dunia ini. Meski terlahir sebagai anak petani penggarap, Toyotomi Hideyoshi ingin menjadi pemimpin di Jepang sebagai wakil kaisar di Jeapng, dan bertekad bahwa ketidaksempurnaan tidak akan menghalangi. Hal ini patut kita ambil sisi positif nya yaitu jangan langsung menyerah dengan keadaan yang sudah ada untuk menggapai cita-cita di masa depan. Jadi perlu semangat juang yang tinggi disertai juga mental yang kuat atau kokoh.

Toyotomi Hideyoshi lahir pada tanggal 2 Februari 1536 dan meninggal pada tahun 18 september 1598. Dia adalah seorang daimyo Jepang yang hidup dari zaman Sengoku hingga zaman Azuchimomoyama. Bentuk peralihan naiknya derajat Toyotomi Hideyoshi dari anak petani penggarap miskin menjadi daimyo adalah disebabkan karena Toyotomi Hideyoshi bergabung dengan Oda Nobunaga, yang memang pada saat itu Oda Nobunaga seorang tuan tanah atau daimyo. Untuk menjadi tuan tanah Toyotomi Hideyoshi sangatlah berjuang dengan gigih.

Sekilas tentang asal usul orangtua Toyotomi Hideyoshi. Ayah Toyotomi Hideyoshi mulanya seorang petani, lalu menjadi prajurit rendahan di ketentaraan Oda Nobunaga, dan berakhir cacat di medan perang. Ibu Toyotomi Hideyoshi harus membanting tulang sebagai pembantu penggarap lahan. Setelah kematian ayah Toyotomi Hideyoshi, saat usia nya tujuh tahun, Ibu nya menikah dengan seorang pria bernama Chikuami, yang juga petani dan bekas prajurit Oda Nobunaga.

Di provinsi asal Toyotomi Hideyoshi, Owari, hidup seorang panglima perang muda bernama Oda Nobunaga, yang ayahnya, Nobuhide, pernah menjadi majikan ayah Toyotomi Hideyoshi. Para pengikut Oda Nobunaga menjulukinya Halilintar Perang karena kebuasannya di medan pertempuran. Toyotomi Hideyoshi memutuskan memilih Oda Nobunaga sebagai majikan baru. Akan tetapi timbul masalah tentang bagaimana menarik perhatiannya. Toyotomi Hideyoshi memiliki antusiasme yang begitu besar, tapi hampir semua kualifikasi yang dibutuhkan tidak dimiliki nya, termasuk derajat, garis keturunan, dan reputasi sebagai seorang kesatria. Perdagangan adalah satu-satunya bidang yang paling disukai Toyotomi Hideyoshi. Kegiatan tawar-menawar yang rutin dilakukannya setiap hari telah membantu nya mendapatkan pengetahuan yang mendalam tentang nilai barang dan jasa, dan telah mengamati bahwa keluarga samurai, yang menganggap diri mereka terlalu penting untuk mempelajari hal-hal semacam ini, sering kali begitu payah saat berurusan dengan pedagang.

Agar rencana berjalan mulus, Toyotomi Hideyoshi membayar seorang kenalan yang berkerja pada klan Oda Nobunaga seratus keping koin tembaga untuk memberitahu Toyotomi Hideyoshi secara persis kemana dan kapan Oda Nobunaga akan melakukan perjalanan. Itu adalah investasi terbaik yang pernah dilakukannya (Masao Kitami, 2005:19). Tersirat dalam pemikiran penulis tentang suatu perbuatan yang dilakukan Toyotomi Hideysohi yakni: apapun akan dilakukan seseorang, bila ingin melakukan pendekatan terhadap seorang pemimpin atau atasan. Terutama menyangkut pangkat atau jabatan untuk menjadi yang lebih bagus. Bergabung dengan klan Oda Nobunaga adalah titik balik yang menentukan dalam perkembangan Toyotomi Hideyoshi sebagai seorang pemimpin. Oda Nobunaga membantu kesuksesan Toyotomi Hideyoshi karena Oda Nobunaga melihat nilai kerja Toyotomi Hideyoshi yang patut dicontoh dalam tugas – tugas nonmiliter. Toyotomi Hideyoshi menjadi orang “serba bisa”. Pada tahun 1554 Toyotomi Hideyoshi mulai bekerja pada Oda Nobunaga.

Di hari-hari awal Toyotomi Hideyoshi bertugas, jarang tidur nyenyak semalaman. Seorang pelayan mesti berada tidak jauh dari tuannya dan siap ditugaskan kapan saja. Toyotomi Hideyoshi harus mengantisipasi saat-saat tidak biasa, siang atau malam, ketika Oda Nobunaga mungkin mendadak memutuskan untuk berburu dengan elang atau berkuda, dan menyiapkan segala sesuatunya lebih awal. Oda Nobunaga tidak hanya punya satu kuda, tapi banyak. Toyotomi Hideyoshi harus memperkirakan kuda mana yang ingin ditunggangi Oda Nobunaga di hari tertentu.

Tugas Toyotomi Hideyoshi cukup berat, tapi layak dilakukan. Sebagai tambahan keuntungan saat bertugas melayani Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi memiliki kesempatan untuk mengenali hampir semua anggota keluarga Oda Nobunaga dan anggota senior dari klan lainnya. Yang paling penting, melalui kerja keraslah Toyotomi Hideyoshi berjuang untuk membuktikan bahwa Toyotomi Hideyoshi layak mendapatkan kepercayaan dari Oda Nobunaga (Masao Kitami, 2005:24).

Mendapatkan sesuatu kepercayaan dari seorang atasan atau pimpinan sudah merupakan hal yang harus dipegang teguh dan dijalankan dengan penuh tanggung-jawab bagi seorang bawahan. Karena dengan menjalankan kepercayaan yang diberikan bisa akan cepat memperbaiki hasil kerja kita dan bisa mencapai pangkat atau kedudukan yang lebih baik disertai dengan nilai materi yang akan menyusul.

Wilayah Kekuasaan Toyotomi Hideyoshi


Bisa dikatakan Toyotomi Hideyoshi memulai karier sebagai pedagang yang hidup pas-pasan, bekerja sebagai pedagang keliling dan menyambar pekerjaan apa saja begitu ada kesempatan. Pada tahun 1574, Toyotomi Hideyoshi mencapai tonggak kepemimpinan: Oda Nobunaga memberi hadiah tanah yang kemudian akan jadi tempat berdirinya benteng Nagahama, daerah kekuasaan pertama yang menjadi tanggung jawab. Toyotomi Hideyoshi adalah penguasa daerahnya sendiri (Masao Kitami, 2005:214). Mengelola wilayah besar membutuhkan perhitungan dan membuat berbagai keputusan sulit sendirian.

Dengan diangkatnya Toyotomi Hideyoshi menjadi tuan tanah, maka sudah jelaslah dikatakan Toyotomi Hideyoshi berhasil. Dari anak petani penggarap miskin yang dulunya tidak memiliki wilayah kekuasaan, sekarang dengan diangkatnya Toyotomi Hideyoshi sebagai tuan tanah, tentu memiliki wilayah kekuasaan yang diberikan oleh Oda Nobunaga. Wujud nyatanya adalah yang sudah disebutkan di atas, Oda Nobunaga memberi hadiah tanah untuk tempat berdirinya benteng Nagahama. Hadiah yang diberikan Oda Nobunaga tersebut dimanfaatkan dengan baik oleh Toyotomi Hideyoshi. Penulis menjelaskan tindakan Toyotomi Hideyoshi sebagai bentuk tanggung jawab nya.

Karena setiap daimyo, atau penguasa wilayah, mengatur kota di sekelilingnya selain kastilnya, tanggung jawab baru Toyotomi Hideyoshi bukan lagi hanya urusan ketentaraan tapi juga perniagaan dan administrasi sipil. Sekarang bukan hanya samurai yang dibutuhkan Toyotomi Hideyoshi, tapi juga pekerja-pekerja andal yang sanggup menangani seratus jenis pekerjaan berbeda. Saat itulah Toyotomi Hideyoshi merasa kekurangan tenaga kompeten, dan untuk pertama kalinya benar-benar menyadari pentingnya sumber daya manusia (Masao Kitami, 2005:15).

Beberapa hari setelah meraih tanggung jawab berat ini, memikirkan cara terbaik untuk menemukan orang-orang yang sangat dibutuhkan. “Dengan terlalu sedikit staf yang berpengalaman,” Toyotomi Hideyoshi memasang pengumuman untuk mencari tenaga kerja baru, tetapi bagaimana hal untuk bisa melatih mereka secepat mungkin untuk menangani masalah yang sedang berlansung?”

Hanbei yang menjadi penasehat militer Toyotomi Hideyoshi, mengatakan “Amati dengan seksama orang-orang yang sedang bekerja.” Artinya adalah “Jika mereka menyelesaikan tugas dengan benar, beri mereka hadiah. Kalau mereka gagal tanpa disengaja, beri mereka tugas yang lain. Potong gaji mereka yang bekerja ceroboh (Masao Kitami,2005:217). Pecat mereka yang bekerja curang. Dengan pernyataan Hanbei tersebut maka Toyotomi Hideyoshi menurutinya. Toyotomi Hideyoshi berkelana menelusuri seluruh Propinsi Omi, bertemu dan bicara dengan ratusan penduduk, dan menemukan kembali pentingnya mempekerjakan orang-orang yang juga bisa memimpin selain mengikuti.

Sekarang Toyotomi Hideyoshi adalah penguasa tertinggi Jepang, dan panglima-panglima perang terhebat sekalipun harus masuk daftar tunggu bermingu-minggu sebelumnya, hanya untuk bertemu dengannya selama beberapa menit (Masao Kitami, 2005:185). Wilayah kekuasaan Toyotomi Hideyoshi selanjutnya adalah Provinsi Mino. Untuk menginvansi Provinsi Mino, yakni rumah bagi Klan Saito, koroku membantu Toyotomi Hideyoshi membuka jalan dengan cara menimbulkan kerusuhan di dalam barisan musuh.

Koroku adalah menjadi penasehat Toyotomi Hideyoshi seumur hidup. Kemana pun dia pergi, koroku tetap mengikutinya. Saat Toyotomi Hideyoshi dan Koroku berhadapan dengan banyak lawan tangguh dalam Klan Saito, tapi di antara mereka ada 3 pria yang lebih berbahaya dibandingkan yang lain. Mereka adalah: Bokuzen, Ittetsu, dan Morinari dikenal sebagai Triumvirat Mino (Masao Kitami, 2005:188). Tiga samurai yang memiliki keahlian, keberanian, dan kesetiaan legendaris serta mengabdi pada pemimpin mereka. Toyotomi Hideyoshi dan Koruku ingin mereka berpihak kepada Toyotomi Hideyoshi dan Koroku, tapi pendekatan secara langsung tidak akan membuat mereka mengkhianati klan mereka sendiri.

Korokulah yang mengusulkan kami melakukannya kebalikannya: yakinkan klan mereka untuk berbalik melawan mereka. Bersama-sama Toyotomi Hideyoshi dan Koroku menggodok rencana dan menyebarkan isu bahwa prajurit triumvirat sudah bergabung dengan kami.

Pemimpin Saito yang terkenal bejat bernama Tatsuoki. Tatsuoki yang kesenangannya akan hiburan cabul membuat akal sehatnya terganggu, mempercayai isu ini dan mulai meragukan kesetiaan ketiga samurainya, yang sebenarnya adalah pelindung Tatsuoki yang paling setia (Masao Kitami, 2005:189). Ketiga prajurit, terkejut karena di curigai tanpa alasan, mengadakan pertemuan diam-diam untuk memutuskan apa tindakan terbaik yang akan mereka lakukan. Perundingan mereka menghasilkan keputusan untuk bergabung dengan Klan Oda.

Setelah para triumvirat bergabung dengan Toyotomi Hideyoshi dan Koroku, tidak ada lagi yang menghalangi untuk menaklukkan Provinsi Mino. Di Provinsi Mino terdapat benteng Inabayama, berdiri diatas tebing yang menakjubkan tampak gagah dan menakutkan, sebuah kastil hebat yang dibangun oleh seorang bekas pedagang minyak andal yang kemudian menjadi panglima perang Saito yakni bernama Dosan, dijuluki Ular Beludak Mino karena kekejamannya. Gerbang belakang Inabayama yang superbesar tampak mustahil ditembus, tapi justru alasan itulah Toyotomi Hideyoshi dan Koroku menduga memimiliki kelemahan yang tersembunyi. Karena tidak ada pasukan berakal sehat yang akan berusaha meruntuhkan pertahanan sebesar itu, klan Saito tidak akan repot-repot menempatkan banyak prajurit untuk menjaganya.

Bersama-sama Koroku dan beberapa anak buahnya yang paling dipercaya, mengendap-endap di sepanjang jalan setapak menembus hutan pegunungan menuju bagian belakang benteng, dimana Toyotomi Hideyoshi dan Koroku berjanji untuk bertemu seorang informan yang setuju untuk menunjukkan jalan masuk rahasia menembus gerbang belakang. Begitu berada di dalam benteng, Toyotomi Hideyoshi dan Koroku berhadapan dengan kira-kira selusin prajurit musuh, yang langsung ditangani dengan senjata sebelum mereka sempat menyerukan bahaya. Setelah berhasil membuka gerbang utama dan membiarkan masuk gerombolan pasukan, akhirnya benteng Inabayama jatuh ke tangan Toyotomi Hideyoshi pada tahun 1567.

Toyotomi Hideyoshi memberi hadiah kepada Koroku wilayah kekuasaan dan menjadikannya tuan dalam kastilnya sendiri, dengan kekayaan yang akan memberinya kehidupan nyaman selamanya. Tapi Koroku ingin terus mengabdi di samping Toyotomi Hideyoshi dan menyerahkan kastilnya kepada putra Toyotomi Hideyoshi. Koroku tetap menjadi pengikut Toyotomi Hideyoshi yang setia sampai takdir yang harus diterima setiap manusia memisahkan. Koroku selalu berkata akan mengikuti Toyotomi Hideyoshi sampai ke liang kubur, tapi pada akhirnya, di usia 60 tahun, Koroku meninggal duluan (Masao Kitami, 2005:191).

Dalam 3 tahun setelah kematian Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi menguasai setengah wilayah Jepang yang merupakan daerah terpadat dan juga terkaya, termasuk wilayah seluas 38.600 kilometer persegi yang belum pernah terjamah pengaruh Oda Nobunaga (Masao Kitami, 2005:126).