Apa yang kamu ketahui tentang Proyek IMACS?

Apa yang kamu ketahui tentang Proyek IMACS?

Salah satu bentuk bentuk dukungan Amerika Serikat pada Indonesia adalah diadakannya Proyek IMACS. Program ini diadakan hanya antara Indonesia dan Amerika Serikat. Lalu, apa yang kamu ketahui tentang Proyek IMACS?

Pada desember 2010 ditandatangani proyek Indonesia Marine and Climate Support (IMACS) antara pemerintah Indonesia dan USAID. Proyek IMACS berlangsung selama empat tahun mulai dari desember 2010 hingga september 2014 dengan nilai kontrak sebesar $ 17, 7 juta. IMACS diselenggarakan oleh USAID untuk mendukung Pemerintah Indonesia di dalam menanggapi dua isu penting, yakni pengelolaan perikanan berkelanjutan dan adaptasi perubahan iklim.

Proyek IMACS dalam implementasinya dijalankan di bawah pengawasan Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). KKP adalah institusi yang melakukan promosi untuk pemanfaatan perikanan dan sumber daya kelautan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab dalam pertumbuhan perekonomian di daerah pesisir.95 IMACS bekerja pada tingkat nasional dan juga regional, dari pemerintah propinsi sampai dengan tingkat pedesaan.

Kantor pusat IMACS untuk semua kegiatan proyek dan administrasi berada di Jakarta. IMACS bekerja di sepuluh kabupaten Indonesia, yaitu di propinsi Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Tenggara. Kendari adalah ibu kota provinsi Sulawesi Tenggara, dan merupakan lokasi kantor lapangan IMACS.

Kegiatan proyek mempunyai fokus pada lima kabupaten: Muna, Konawe Selatan, Kota Bau-Bau, Kota Kendari, dan Wakatobi. Nusa Tenggara Barat (NTB) Mataram sebagai ibukota propinsi pun menjadi lokasi kantor lapangan IMACS. Kegiatan berfokus di lima kabupaten berikut: Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Sumbawa.

Komponen dalam Proyek IMACS

Ada empat komponen isu utama dalam proyek IMACS yang menunjang pelaksanaan proyek ini, pertama adalah bantuan teknis untuk meningkatkan kapasitas KKP dalam mengintegrasikan konsep kawasan konservasi perairan kedalam manajemen perikanan.

  1. Kapasitas dari KKP di berbagai tingkatan masih lemah karena masih dalam proses desentralisasi.98 Hal ini karena KKP baru diresmikan tahun 2000 dan masih terus melakukan reformasi dalam birokrasinya. USAID melalui IMACS akan memberikan dukungan terhadap perbaikan kinerja institusi, sumberdaya manusia, dan pendekatan manajemen yang baru yang mampu mendukung pemanfaatan sumber daya berkelanjutan dan penegakan hukum.

  2. Komponen kedua adalah pengelolaan manajemen perikanan berkelanjutan.

Penangkapan ikan yang merusak dan juga kondisi terumbu karang yang memprihatinkan dapat mengancam ketersediaan ikan di Indonesia. IMACS akan memberikan bantuan teknik kepada KKP dalam upaya menerapkan konsep perikanan berkelanjutan dan pendekatan ekosistem untuk manajemen perikanan (EAFM) sebagai upaya untuk mempertahankan ketersedian ikan.

  1. Komponen ketiga adalah ketahanan masyarakat terhadap bencana alam dan adaptasi perubahan iklim.

Dampak dari perubahan iklim dan bencana alam mengancam sumberdaya pesisir dan kehidupan masyarakat pesisir. Perubahan iklim dapat mengakibatkan kenaikan level air laut, peningkatan suhu air laut dan resiko coral bleaching .

  1. Komponen terakhir adalah keterpaduan program, koordinasi dan adminstrasi.

IMACS akan berkoordinasi dengan proyek Marine Protect Area (MPA) dan proyek- proyek manajemen kelautan USAID sebelumnya. MPA adalah program konservasi keanekaragaman hayati laut dan perbaikan ekosistem.

Pada tahun 2013, KKP memperoleh kesempatan untuk berpartisipasi dalam Pelatihan Kepemimpinan dalam Pengelolaan Perikanan di Universitas Rhode Island, Amerika Serikat, atas pembiayaan IMACS. Syarif C. Sutarjo menteri Perikanan dan Kelautan periode 2019- 2014 mengatakan bahwa pelatihan tersebut telah memperkuat kapasitas KKP dalam mengkaji dan memformulasikan rencana pengelolaan perikanan.

Hibah Penunjang IMACS

Sementara itu untuk menunjang terlaksananya semua proyek IMACS telah mempersiapkan dana bantuan hibah. Terdapat total 42 hibah senilai lebih dari Rp 17.000.000.000.113 Dana bantuan hibah yang diberikan berkisar dari mulai Rp 100.000.000 hingga Rp. 925.000.000 dan dua puluh enam dari hibah bernilai di bawah RP 250.000.000 memfokuskan pada membantu masyarakat pesisir mempersiapkan dan mengatasi dampak negatif dari perubahan iklim.

Untuk program pengembangan institusi KKP, satu hibah diberikan yaitu “Pulau Kecil dan Pesisir Zonasi Pelatihan Rencana Pembangunan di NTB dan SULTRA” dilaksanakan oleh PT iname Utama. Program Manajemen Perikanan Berkelanjutan, 10 hibah diberikan.

Sedangkan pada program Ketahanan Masyarakat Pesisir dan Adaptasi Perubahan Iklim terdapat 28 hibah diberikan misalnya, “Lamanggau Desa Karang Pemulihan: Rehabilitasi Mangrove dan Alternatif Penghidupan” dilaksanakan oleh KSM Bahari Sejahtera. Program Integrasi, Koordinasi dan Dukungan Administrasi ada tiga hibah diberikan.

Pembagian hibah IMACS terpusat di dua daerah, 17 hibah terletak di Nusa Tenggara Barat (NTB); 21 hibah terletak Sulawesi Tenggara (SULTRA); dan 4 hibah berbagi fokus dilakukan di NTB dan SULTRA.