Apa yang kamu ketahui tentang Program Bank Dunia dalam Menanggulangi Kemiskinan?

Program Bank Dunia dalam Menanggulangi Kemiskinan

Bank Dunia lebih dikenal dengan International Bank for Reconstruction and Development (IBRD). Bank dunia menjadi lembaga keuangan internasional yang berkantor pusat di Washington, DC. Bank Dunia telah mempunyai kantor cabang di lebih dari 100 negara. Lembaga ini telah mempunyai anggota sebanyak 184 negara.

Apa yang kamu ketahui tentang Program Bank Dunia dalam Menanggulangi Kemiskinan ?

Bank dunia merupakan lembaga dalam sistem perserikatan bangsa-bangsa (PBB). Bank dunia mempunyai fokus pada pembangunan ekonomi jangka panjang dan pengurangan kemiskinan. Bank dunia menyediakan bantuan teknis dan keuangan untuk membantu negara-negara dalam mereformasi sektor-sektor tertentu atau menjalankan proyek-proyek spesifik, seperti membangun sekolah dan pusat kesehatan, menyediakan air dan listrik, memerangi penyakit, dan menjaga lingkungan. Bantuan Bank Dunia umumnya berjangka panjang dan didanai melalui kontribusi negara anggota serta melalui penerbitan obligasi.

Pada tahun 1999, Bank Dunia meluncurkan sebuah pendekatan laporan strategi penanggulangan kemiskinan ( Poverty Reduction Strategy Paper / RPSP) sebagai komponen utama dalam proses menuju peringanan Hutang. RPSC juga merupakan tonggak penting dalam dalam pinjaman lunak Bank Dunia.

Bank dunia juga meluncurkan program penilaian sektor keuangan ( Financial Sector Assessment Program / FSAP) guna mengidentifikasi kekuatan dan kerentanan sistem keuangan suatu negara dan merekomendasikan respons kebijakan yang tepat. Pada tahun 2004-2015, Bank Dunia menerbitkan laporan tahunan Global Monitoring Report (GMR) yang menilai berbagai kemajuan dalam mencapai tujuan pembangunan milenium ( Millennium Development Goals / MDGs). Bank Dunia menguraikan lima korelasi faktor penentu dalam kemiskinan, diantaranya:

  • Faktor pendidikan,
  • Faktor pekerjaan,
  • Faktor gender,
  • Faktor akses terhadap pelayanan dan infrastruktur dasar,
  • Faktor lokasi geografis.

Pertama, faktor pendidikan yang menentukan kemiskinan di antaranya adalah:

  • Kemiskinan Memiliki kaitan yang sangat erat dengan pendidikan yang tidak memadai,
  • Melampaui jenjang pendidikan sekolah dasar dengan meningkatkan kesejahteraan secara berarti,
  • Meningkatkan capaian jenjang pendidikan di wilayah tertentu yang berkaitan dengan pengurangan kemiskinan yang lebih besar.

Kedua, faktor pekerjaan yang menentukan kemiskinan salah satunya adalah pekerjaan pertanian. Kepala rumah tangga yang bekerja di sektor pertanian ini memiliki tingkat komsumsi yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan pekerjaan di sektor lain.

Ketiga, faktor gender turut serta menentukan kemiskinan di suatu negara. Kepala rumah tangga laki-laki memiliki pengeluaran lebih banyak jika dibandingkan dengan kepala rumah tangga perempuan. Keempat, faktor akses terhadap pelayanan infrastruktur dasar yang menentukan kemiskinan adalah:

  • Kemiskinan berkaitan dengan rendahnya akses terhadap fasilitas dan infrastruktur dasar,
  • Rumah tangga di daerah pedesaan yang memiliki lebih banyak akses kepada pendidikan sekolah menengah jauh lebih kecil kemungkinannya menjadi miskin,
  • Akses kursus informal dapat menjadi faktor kunci dalam mobilitas ekonomi ke atas, khususnya di daerah perkotaan,
  • Akses lembaga perkreditan setempat juga menaikkan secara berarti tingkat pengeluaran dan mengura ngi kemungkinan rumah tangga menjadi miskin,
  • Akses jalan memilki korelasi dengan tingkat konsumsi yang lebih tinggi,
  • Akses telekomunikasi memiliki kaitan yang tidak signifikan dengan konsusmsi pada tingkat nasional, tetapi cukup signifikan pada sebagian wilayah.

Dan kelima, faktor lokasi geografis yang menentukan kemiskinan dilihat dari adanya ketimpangan antar wilayah yang adapada suatu negara. Kelima faktor inilah yan menjadi dasar Bank Dunia untuk melihat tingkat kemiskinan di negara anggota dan menentukan kebijakan atau program pengentasan kemiskinan yang sesuai dengan negara anggota.

Program-program pengentasan kemiskinan yang diselenggarakan oleh Bank Dunia telah dilakukan pada sejumlah negara anggotanya. Bank Dunia telah memberikan pinjaman sebesar 1,73 miliar dolar AS kepada India dan 1,5 miliar untuk membiayai proyek negara dalam membangun 24.000 kilometer (14.880 mil) jalan pedesaan di tujuh negara bagian. India mengakui bahwa kerjasama yang terjalin dengan Bank Dunia dapat membantu dalam pertumbuhan ekonomi India. Dari tahun ke tahun pertumbuhan ekonomi India mengalami kenaikan sebesar 8.9%.

Bank Dunia juga telah mengucurkan dana pinjaman ke negara Vietnam. Program pinjaman untuk mengentaskan kemiskinan tersebut menuai hasil yang cukup baik. Vietnam menjadi pemimpin global dalam gerakan pengentasan kemiskinan selama dua dekade. Vietnam dapat menggunakan secara efektif bantuan pembangunan yang di berikan IDA. Vietnam dapat mentransformasikan diri dari negara termiskin pada 25 tahun yang lalu menjadi negara berpenghasilan menengah (MIC). Kemiskinan vietnam turun dari 58% di awal tahun 1990 menjadi 10% pada tahun 2010. Lima dari 10 target pembangunan millenium vietnam telah tercapai. Bantuan yang dilakukan vietnam adalah membantu kepala keluarga miskin, membantu biaya belajar, memberikan bantuan perumahan dan memberikan pinjaman kredit prioritas kepala keluarga dengan dana 3.3 triliun VND pada tahun 2011.

Selain kedua negara tersebut, Bank Dunia juga telah melakukan bantuan luar negeri terhadap negara berkembang lainnya, yaitu Malaysia. Malaysia adalah ekonomi berpenghasilan menengah atas yang sangat terbuka. Malaysia adalah salah satu dari 13 negara yang diindentifikasi oleh komisi pertumbuhan dan pembangunan dalam laporan pertumbuhannya yang mencatat pertumbuhnan ratarata lebih dari 7% per tahun selama 25 tahun atau lebih. Pertumbuhan ekonomi sudah mencapai inklusif karena malaysia juga hampir berhasil memberantas kemiskinan. Bank Dunia saat ini dengan malaysia berfokus pada berbagai pengetahuan, ini dipusatkan pada dukungan bagi visi malaysia untuk bergabung dengan jajaran ekonomi berpenghasilan tinggi pada tahun 2020 melalui pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, dan untuk berbagi pelajaran dengan negara-negara berkembang. Maret 2016, Kelompok Bank Dunia secara resmi meluncurkan Global Knowledge and Research Hub di Malaysia. Pusat penelitian baru ini adalah yang pertama dari jenisnya, melayani baik sebagai lapangan kehadiran di Malaysia dan sebagai pusat pengetahuan dan penelitian global. Ini berfokus untuk berbagi keahlian pembangunan yang berpusat pada orang Malaysia dan menciptakan penelitian kebijakan inovatif baru mengenai isu-isu lokal, regional dan global.