Apa yang kamu ketahui tentang Korea International Cooperation Agency (KOICA)?

KOICA

KOICA merupakan lembaga milik Pemerintah Korea Selatan yang bernaung di bawah Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Republik Korea.

Apa yang kamu ketahui tentang Korea International Cooperation Agency (KOICA) ?

Korea International Cooperation Agency (KOICA)


KOICA merupakan lembaga milik Pemerintah Korea Selatan yang bernaung di bawah Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Republik Korea. Badan ini mengelola bantuan kepada negara-negara berkembang termasuk Indonesia yang didirikan pada 1 April 1991. Bantuan tersebut, berupa bantuan dana maupun program-program kerjasama teknis antar pemerintah Korea dengan negera-negara berkembang. Berdirinya KOICA ini berawal dari perubahan negara Korea Selatan dari negara penerima bantuan akibat perang dengan Korea Utara yang akhirnya berubah menjadi negara pemberi bantuan akibat dari bangkitnya perekonomian negara tersebut.

Misi KOICA berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan pembangunan sumber daya manusia yang kemudian dibagi menjadi beberapa sektor seperti pendidikan, kesehatan, agraria/kehutanan/perikanan, administrasi publik dan industri energi. Agar misi yang dimiliki dapat terwujud, KOICA berupaya untuk selalu meningkatkan efektifitas bantuan asing yaitu menyusun Country Assistance Strategies (CAS) dan The Mid-Term Assistance Strategies melalui konsultasi dengan mitra serta mengenalkan beberapa instrumen untuk sistem manajemen berbasis kinerja (“Kajian Persiapan Pembentukan Institusi Kerjasama Selatan-Selatan”, 2012). KOICA juga menyediakan Official Development Assistance (ODA) sebesar 400-500 juta pertahun kepada negara-negara berkembang di Asia, Asia Tengah, Timur Tengah, Amerika Latin dan Afrika.

Perubahan negara penerima bantuan menjadi negara pemberi bantuan


Korea yang merupakan wilayah jajahan Jepang selama 35 tahun mendapatkan kebebasanya. Tiga tahun setelahnya, PBB mengakui Korea sebagai satu-satunya negara sah di Semenanjung Korea dengan nama resmi Republik of Korea (ROK). Bagian utara Semenanjung Korea memiliki ideologi yang berbeda dengan Rok dan telah menjadi negara komunis. Perbedaan ideologi pada satu daratan yang sama ini akhirnya menimbulkan perang pada tahun 1950. Perang tersebut dimulai oleh serangan Korea Utara yang dipersenjatai Uni Soviet ke Korea Selatan (“Fakta Tentang Korea,”2015). Perang tersebut menghancurkan dua pertiga dari kapasitas produksi nasional Korea Selatan dan berdampak pada meningkatnya jumlah pengangguran. Keadaan saat itu menjadikan Korea Selatan sangat bergantung dengan bantuan yang diberikan oleh USA sejak 1945 hingga 1952. Bantuan yang diberikan berupa makanan, pakaian, obat-obatan serta bahan untuk memperbaiki infrastruktur negara. Korea Selatan masih menerima bantuan USA ditambah dengan bantuan dari UN selama masa pembangunan kembali yaitu tahun 1953-1962, kemudian bantuan yang diberikan berkurang menjadi 70% pada tahun 1963-1979 yang merupakan masa kebangkitan dari perekonomian Korea Selatan dengan mengandalkan produk industri ringan dan bahan mentah (KOICA, 2015).

Pada tahun 1980 pemerintah Korea mulai merancang program untuk membantu pembangunan internasional. Banyak yang percaya bahwa pengalaman Korea sebelumnya dapat membantu negara-negara berkembang lainnya untuk meningkatkan pertumbuhan negaranya. Pada tahun 1982 mulai berdiri, International Development Program (IDEP). Badan ini kemudian pejabat pemerintah dan pembuat kebijakan untuk berpartisipasi dalam kursus pelatihan terdiri dari ceramah, seminar, lokakarya dan kunjungan lapangan (“Kajian Persiapan Pembentukan Institusi Kerjasama Selatan-Selatan”, 2012)

Program-progarm kerjasama teknis pemerintah, tumbuh dan menjadi populer dikalangan negara-negara berkembang. Permintaan dari negara-negara berkembangpun semakin meningkat, Pemerintah Korea berusaha untuk membuat saluran yang lebih konsisten dan sistematik untuk kerja sama pembangunan. Pada tahun 1987, pemerintah Korea Selatan mendirikan Dana Pembangunan Ekonomi ( ECDF) melalui pinjaman lunak untuk proyekproyek pengembangan yang diserahkan kepada pemerintah negara berkembang. Pada tahun 1989 Korea Selatan mengirimkan tenaga sukarelanya untuk UNESCO dan akhirnya pada tahun 1991, Korea Selatan mendapatkan pengakuan dari United Nation Develpment Programme (UNDP) yaitu sebagai negara pemberi donor setelah sebelumnya merupakan negara penerima Donor. Kemudia di tahun yang sama Korea Selatan mendirikan KOICA (Sejarah KOICA, 2015).

Visi dan misi KOICA


Visi mereka adalah untuk membangun dunia internasional melalui harmoni global dan memfasilitasi pembangunan sosial-ekonomi yang berkelanjutan dari negara-negara mitra. Tujuannya adalah untuk mengurangi kemiskinan dan meningkan kualitas hidup di negaranegara berkembang. Sedangkan misi mereka adalah menjadi wadah kerjasama pembangunan untuk memulai era baru yang bahagia. Visi, misi tersebut tersebut diharapkan dapat terwujud melalui core value yang mereka miliki yaitu, pengetahuan, keterbukaan, inovasi, kolaborasi dan tanggung jawab dengan direction sebagai berikut (KOICA, Visi & misi):

  • Results-base development cooperation Fokusnya adalah sustainable development dengan mainstreaming development agenda , penguatan sistem kinerja proyek dan membangun sistem kinerja yang terintegrasi.

  • Participatory development cooperation melalui memperkuat hubungan dengan negara sahabat, memperkuat hubungan dengan mitra kerjasama yang sesuai dan memperkuat civic participation .

  • Inovative development cooperation melalui pemeliharaan ekosistem kerja sama pembangunan yang kompeten, menerapkan pendekatan pembangunan yang inovatif dan memperkuat pengetahuan manajemen dasar.

  • Smart management melalui menciptakan tempat kerja yang baik, memperkuat integrity-ethics management dan menambah sistem manajemen organisasi.

Strategi jangka panjang dan jangka pendek KOICA


Untuk mendukung visi dan misi KOICA diatas makan KOICA memiliki Mid and Long-Term Strategy . Dimana, Mid and Long-Term Strategy ini dilakukan pada dua lingkup yaitu pada lingkup Internasional dan Lingkup Domestik. Yang kemudian akan penulis jelaskan melalui poin-poin di bawah ini:

  • Pada Lingkup Internasional KOICA mencoba untuk melakukan:

  • Kerja sama global yang baru untuk menciptakan perdamaian, keamanan, solusi, dan pembangunan berkelanjutan.

  • Perpanjangan pembiayaan kreatif untuk membangun kerja sama yang aktif.

  • Menggunakan teknologi baru untuk meningkatkan pembangunan yang efektif.

  • Pada lingkup domestik KOICA mencoba untuk melakukan:

  • Mempertahankan kontribusi nation keynote untuk pembangunan dan perdamaian dunia.

  • Segmentasi yang lebih dalam dari aktor ODA dan mengupayakan kerja sama yang lebih banyak serta berkomunikasi dengan departemen pembangunan.

  • Memperkuat strategi “ Win-Win ODA ” yang dapat membantu kerja sama pembangunan industri dan ekspansi luar negeri pada kerja sama domestik dan sumber daya manusia.