Apa yang kamu ketahui tentang konsumsi dalam sosiologi ekonomi?

Dalam sosiologi, konsumsi merupakan pengeluaran yang melibatkan pemilihan, penggunaan, dan pembuangan atau penggunaan kembali barang dan jasa. Dalam ekonomi, konsumsi merupakan penggunaan barang dan jasa oleh rumah tangga. Definisi konsumsi menekankan pada pembelian dan penggunaan barang atau jasa, pencatatan pengeluaran dan penggunaan barang-barang tersebut.

Referensi

Carroll, C. (2021). Consumption. Encyclopedia Britannica.
Woodward, I. (2007). Understanding material culture. Sage.

1 Like

Sosiologi Ekonomi

Sosiologi ekonomi adalah ilmu yang mempelajari hubungan masyarakat yang terjadi interaksi sosial dan ekonomi didalamnya (Damsar, 2009). Sosiologi ekonomi merupakan pandangan dari sisi sosiologis yang membahas mengenai fenomena ekonomi (Mudiarta, 2011). Sosiologi ekonomi mencakup kegiatan produksi, distribusi, konsumsi dan pertukaran dalam rangka pencapaian kesejahteraan masyarakat.

Definisi Konsumsi

Konsumsi yang didefinisikan sebagai pengeluaran untuk memperoleh utilitas merupakan konsep utama dalam ekonomi dan juga ilmu sosial (Black, et. al, 2012). Menurut Don Slater dalam Damsar (2009), konsumsi adalah cara manusia dan kebutuhannya berhubungan dengan sesuatu yang bisa memuaskan mereka. Sedangkan, menurut Alam (2007), konsumsi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengurangi manfaat suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan.

Konsumsi Menurut Ahli Sosiologi Ekonomi

Dalam buku Damsar (2009), Karl Marx menyarakan bahwa konsumsi terbagi dua yaitu konsumsi subsistensi dan konsumsi mewah. Menurut Wirght (2006), pendapatan masyarakat yang meningkat bisa mempengaruhi konsumen bersedia membayar lebih untuk mendapatkan produk dan jasa yang sesuai dengan gaya hidup mereka. Banyak masyarakat yang berbelanja online untuk memenuhi kebutuhannya selama pandemi ini seperti membeli stok makanan, minuman, baju kerja atau bahkan meja belajar. Hal tersebut termasuk pada konsumsi subsitensi dimana merupakan alat konsumsi yang memang diperlukan. Orang yang membeli barang-barang tersebut didasarkan niat untuk memenuhi kebutuhannya yang akan digunakan untuk kegiatan sehari-hari. Sedangkan, ada juga orang yang melakukan konsumsi mewah yang termasuk dalam kelas kapitalis. Konsumen lebih mengutamakan emosional daripada bersikap rasional untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Menurut Max Weber dalam karyanya yang berjudul Economy and Society, konsumsi merupakan tindakan sosial yang berkaitan dengan tingkah laku individu yang mengarah pada suatu tujuan tertentu. Tindakan sosial yang pertama yaitu tindakan rasional instrumental, yang didasarkan dari pertimbangan yang jelas akan suatu tujuan, contohnya saat seorang petani lebih memilih untuk membeli alsintan daripada handphone baru karena alat tersebut lebih penting dan berguna untuk membantunya dalam proses budidaya atau pascapanen. Tindakan sosial yang kedua yaitu tindakan rasional nilai, dimana tujuannya sudah ada dalam hubungannya dengan nilai absolut dan akhir untuk individu, contohnya yaitu saat seorang petani membutuhkan bantuan di lahannya, petani lain akan membantunya karena dikemudian hari tindakan tersebut akan dibalas juga dengan pertolongan saat ia kesusahan. Tindakan sosial yang ketiga yaitu tindakan afektif, dimana tindakan ini didominasi oleh emosi tanpa refleksi intelektual, contohnya yaitu saat seseorang melakukan suatu pekerjaan diluar kemampuannya untuk mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang lain. Tindakan sosial yang keempat yaitu tindakan tradisional, yang didasarkan oleh suatu kebiasaan atau tradisi, contohnya yaitu saat petani di Bali melakukan sembahyang di pura untuk memohon keberhasilan panennya.

Konsumsi dalam Lingkup Sosiologi Ekonomi

Menurut Damsar (2009), fenomena konsumsi dalam sosiologi ekonomi yaitu :

  • Masyarakat konsumsi
  • Budaya dan konsumsi
  • Perilaku konsumen
  • Waktu luang
  • Gaya hidup
  • Fashion
  • Pariwara
  • Belanja sandang, pangan, papan
  • Turisme
  • Ideologi konsumsi liberal, kapitalis, komunis, islam
  • Politik konsumsi
  • Konsumsi dan mobilitas sosial
  • Konsumsi dan perubahan sosial

Budaya dan Konsumsi di Masyarakat

Diketahui dalam buku Damsar (2009), pada masyarakat pra-kapitalis terdapat pemaknaan sosial pada konsumsi benda alam, diantaranya yaitu:

  • Konsumsi sebagai pembeda antara kehidupan profan dan kehidupan suci
    Diciptakan oleh individu atau kelompok individu, proses penciptaan makna berlangsung dalam konteks interaksi antar individu, makna dibangun, dikembangkan dan dipertahankan dalam suatu interaksi sosial, saat makna dibangun akan ada proses objektifikasi, dimana pengalaman individu tersebut mengkristal menjadi suatu kenyataan yang bersifat objekif dan umum. Contohnya yaitu buah yang disusun dibawah pohon beringin dianggap angker, hal ini termasuk dalam konsumsi kehidupan suci, sedangkan buah yang disusun rapi di atas meja makan dianggap sebagai buat yang normal-normal saja untuk dikonsumsi, hal ini termasuk dalam konsumsi kehidupan profan.
  • Konsumsi sebagai identitas
    Segala sesuatu yang dikonsumsi seperti pakaian, kendaraan, makanan, dan perumahan dapat menjadi penanda identitas seseorang atau kelompok orang. Contohnya yaitu pada rumah adat yang dianggap sebagai penunjuk identitas. Kaum asli Minangkabau memiliki rumah gadang, sedangkan kaum pendatang tidak. Pada nigari tertentu, kaum pendatang boleh membuatnya namun ada perbedaan dengan rumah gadang milik kaum asli Minangkabau.
  • Konsumsi sebagai stratifikasi sosial
    Stratifikasi sosial menurut Parwitaningsih, et. al. (2014) adalah penggolongan individu secara vertikal berdasarkan status yang dimiliki. Status dibedakan menjadi dua, yaitu status yang dapat diusahakan seperti merubah status keluarga miskin menjadi kaya melalui pendidikan dan pekerjaan serta status yang didapatkan dari warisan seperti kasta, marga, dan ras. Contoh konsumsi sebagai stratifikasi dapat dilihat dalam masyarakat Minangkabau yang membedakan antara orang asli dan orang pendatang melalui kepemilikan rumah gadang. Pembedaan tersebut juga terkait dengan perlakuan yang berbeda di masyarakat seperti perlakuan dalam acara adat, pesta pernikahan, acara kematian, dan sebagainya. Oleh karena itu, rumah gadang dipandang sebagai bentuk konsumsi yang berdimensi stratifikasi sosial.
Referensi

Alam. (2007). Ekonomi untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Black, J., Hashimzade, N., & Myles, G. (2012). A dictionary of economics . Oxford university press.
Damsar. (2009). Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana.
Mudiarta, K. G. (2011). Perspektif dan Peran Sosiologi Ekonomi Dalam Pembangunan Ekonomi Masyarakat. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 29 (1).
Parwitaningsih, dkk. (2014). Pengantar Sosiologi. Tangerang Selatan: Penerbit Universitas Terbuka.
Wright, Ray. (2006). Consumer Behavior. Hampshire: Cengage Learning EMEA.

1 Like