Apa yang harus diperhatikan saat menilai sebuah karya seni?

Menjadi seorang kritikus seni tentunya harus belajar seni itu sendiri, akan tetapi bagi orang awam, menilai sebuah seni bukanlah hal yang mudah dan asal ceplos.

Aspek apa saja dari karya tersebut yang harus diperhatikan saat menilai?

Menurut saya, karya seni adalah sebuah karya yang dihasilkan dari luapan “emosi” pembuatnya, oleh karena itu, karya seni sangat sering menjadi bahan diskusi yang hangat di masyarakat.

Tetapi kaya seni bukanlah suatu hal yang bisa diperdebatkan. Apakah anda suka musik dangdut atau musik rock, apakah anda suka lukisan realistic art atau abstract art, itu adalah hak anda. Tidak bisa diperdebatkan satu dengan lainnya.

Beberapa hal yang biasa menjadi “pigura” dalam melihat/menikmati sebuah karya seni adalah :

  • Sejarah dari karya seni tersebut. Disini yang kita lihat adalah kerkaitan sebuah karya dengan sejarah yang ada. Bisa jadi hasil karyanya atau pembuatnya itu sendiri yang terkait dengan karya yang dihasilkan. Bahkan bisa jadi, karya seni itu sendiri sudah menjadi sebuah sejarah.

  • Teknik pembuatan karya seni. Banyak sekali teknik-teknik yang dibuat oleh para seniman dalam menghasilkan karyanya. Tiap-tiap teknik akan menghasilkan karya yang sangat unik dan mengagumkan.

  • Komunikasi. Apa yang ingin disampaikan oleh seniman dalam karyanya menjadi hal yang penting dalam membuat sebuah karya seni.

  • Dampak emosi orang yang menikmati karya seni. Semakin emosional pengguna dalam menikmati karya tersebut, semakin luar biasa karya tersebut. Bagi saya, sebuah karya yang tidak men-trigger “pengguna” bukanlah sebuah karya seni.

Oleh karena itu, dibutuhkan kerja keras,imajinasi dan banyak hal dalam membuat sebuah karya seni, terutama karya-karya yang masuk kedalam level masterpice.

Pernah saya berdiskusi dengan salah seorang pematung di Trowulan, Mojokerto. Beliau menyampaikan bahwa ketika mengerjakan sebuah patung, kondisi badan dan rohani harus dalam keadaan bersih, tidak boleh ada nafsu-nafsu yang negatif ketika dalam proses pembuatan patung.

Kalau kita membuat patung, hanya asal membuat, maka hasilnya tidak akan bisa maksimal. Tidak akan keluar “aura”-nya. Itulah bedanya patung yang dipahat dengan patung yang dipahat (mass production)

Seperti percakapan antara shrek dan donkey

Shrek: Good art is like an onion.
Donkey: It stinks?
Shrek: Yes. No.
Donkey: Oh, it makes you cry.
Shrek: No.
Donkey: Oh, you leave it out in the sun, it gets all brown, starts sprouting little white hairs.
Shrek: No. Layers. Onions have layers. Good art has layers. Onions have layers. You get it? They both have layers.

Note : Saya hanyalah seorang penikmat seni. Bukan pelaku seni atau seorang seniman

1 Like