Apa yang dimaksud Workplace Bullying?

image|Workplace Bullying

Di tempat kerja saat ini masih banyak ditemukan kejahatan atau perbuatan negatif yang dilakukan oleh atasan dengan bawahan, senior dengan junior, atau antar pegawai. Kejadian ini biasa disebut dengan workplace bullying. Apa yang dimaksud workplace bullying?

Pengertian workplace bullying ialah menurut Salin (dalam Loh, 2014) menyatakan bahwa workplace bullying adalah mengulang atau melakukan perbuatan negatif, dan melibatkan kekuatan yang tidak seimbang serta membuat permusuhan di tempat kerja. Perbuatan negatif yang ditujukan langsung untuk satu atau lebih karyawan dengan intensi untuk menyakiti fisik, menyakiti hati, atau menghina, Einarsen (dalam Loh, 2014).

Bullying biasanya didefinisikan sebagai bagian dari perilaku agresif, di mana agresi berulang, dan di mana ada ketidakseimbangan kekuasaan sehingga sulit bagi korban untuk membelanya Olweus (dalam Cowie dkk, 2002). Menurut Namie (dalam Razzaghian dan Ghani, 2014) mendefinisikan workplace bullying adalah perlakuan buruk yang terjadi berulang, berbahaya yang memiliki dampak untuk kesehatan mental seorang karyawan. Definisi yang dikemukakan Randall (dalam Randall, 2002) bahwa Bullying merupakan perilaku agresif yang disengaja untuk menyebabkan ketidaknyamanan fisik maupun psikologis terhadap orang lain.

Dengan demikian workplace bullying merupakan perilaku menyimpang yang ditunjukkan oleh seseorang di tempat kerja seperti perilaku tidak sopan, kasar, tidak sabar, kurangnya rasa hormat pada orang lain, adanya kekerasan fisik maupun psikologis.

Aspek-aspek Workplace bullying

Menurut Yun dalam (Hidayati, 2016) secara spesifik, kekerasan di tempat kerja bisa didefinisikan sebagai kekerasan di lingkungan kerja, yang meliputi kekerasan verbal, ancaman, pengucilan, penghinaan, pemberian kritik pedas, mengolok-olok, menghilangkan peluang, menyindir, menjadi jahat, menutupi informasi dan mencampuri kepentingan pribadi.

Menurut ( Loh, 2014) menyebutkan beberapa aspek dalam workplace bullying :

  • Mengkritik tanpa kejelasan Dalam hal ini individu yang suka mengkritik orang lain tanpa alasan yang jelas mengenai orang yang dikritik.
  • Menghina, merendahkan atau memandang rendah orang lain
  • Mengancam Menyatakan maksud (niat, rencana) untuk melakukan sesuatu yang merugikan, menyulitkan, menyusahkan, atau mencelakakan pihak lain.

Aspek lain workplace bullying menurut Salin (dalam Wakijo, 2011)

  • Sindiran, merupakan perkataan yang bermaksud menyindir(mengkritik, mencela, mengejek, dsb).
  • Ancaman, maksud atau niat untuk melakukan sesuatu yang merugikan, menyulitkan, menyusahkan, mencelakakan orang lain.
  • Ucapan yang menyalahgunakan, mengucapkan sesuatu yang bermaksud untuk menyalahkan.
  • Pengusiran, tindakan yang dilakukan untuk menyuruh pergi dengan paksa.
  • Rumor yang mengintimidasi, menyebarkan isu atau berita yang belum tentu kebenarannya.
  • Ucapan atau kata-kata kasar/buruk, mengucapkan kata-kata yang kurang baik kepada pihak tertentu.
  • Memanipulasi, maksudnya adalah tindakan yang dilakukan namun dengan kecurangan.
  • Menduplikasi, maksudnya adalah menggandakan sesuatu hal yang dengan maksud tertentu.
  • Pengisolasian sosial, maksudnya adalah penarikan diri dari kehidupan sosial
  • Kritik yang berlebihan, maksudnya adalah mengucapkan kritikan yang berlebihan
  • Memberikan tugas yang tidak menyenangkan Memberikan tugas yang membebani atau yang tidak disukai oleh individu lain.

Menurut Shahbazi dkk (dalam Hidayati, 2016) aspek workplace bullying ialah:

  • Perilaku negatif yang berulang Melakukan perilaku atau perbuatan yang negatif berulang atau lebih dari satu kali.
  • Muncul dalam rentang waktu yang sering Pengulangan perbuatan negatif yang lebih dari satu kali dan dalam waktu yang sering.
  • Terjadi dalam lingkup kerja dimana terdapat ketidakseimbangan kekuatan antar personal Perilaku atau perbuatan yang terjadi berulang dan dengan intensitas sering yang terjadi di tempat kerja dan melibatkan posisi kekuatan antar indiviu yang berbeda.

Menurut Akella aspek workplace bullying (dalam Hidayati, 2016) :

  • Mengkritik, maksudnya adalah memberikan komentar-komentar yang bernada negatif.
  • Menghina Mengucapkan kejelakan atau keburukan seseorang dengan maksud merendahkan, atau memandang rendah seseorang.
  • Menyakiti individu lain

Faktor-faktor Workplace bullying

Perbedaan individual seperti Neuroticism, Agreeableness, dan Conscientiousness dapat menentukan apakah pengalaman kekerasan dalam kerja dapat mempengaruhi perilaku agresif karyawan, Pearson, Andersson, & Wegner (dalam Taylor, 2012).

  • Neuroticism menjelaskan apakah individu itu gugup, cemas, takut, dan tidak aman. Sebaliknya, individu yang mempunyai emosi rendah, mereka akan lebih tenang, ulet, dan optimis (McCrae & John, 1992) . Fox and Spector (1999) mengusulkan bahwa individu yang mempunyai karakteristik emosi akan lebih sering menerima dan memberi stressor dengan pemikiran dan perasaan yang negatif. Dengan demikian kami menyimpulkan bahwa hubungan diantara persepsi stes dan kekerasan dalam kerja akan lebih tinggi atau kuat untuk inividu dengan emosi yang tinggi.
  • Individu dengan Agreeableness tinggi menunjukkan kebaikan dan kooperatiif, sebaliknya individu dengan agreeableness rendah akan cenderung tidak peduli dan antagonis (McCrae & Costa, 1987) disebabkan oleh keras kepala dan kecenderungan sikap yang tidak kooperatif, permusuhan adalah reaksi yang lebih kuat untuk perlakuan negatif individu dari pada kesanggupan individu, Peters, Godaert, Ballieux, & Heijnen (dalam Taylor, 2012).
  • Conscientiousness menjelaskan individu yang disiplin, patuh, dan dapat dipercaya. Individu yang disiplin akan sedikit untuk merespon negatif dan dengan plin plan (Douglas, 2008), dan karyawan yang gigih dalam menghadapi kesulitan cenderung berperilaku agresif ketika dianiaya (Wang, Liao, Zhan, & Shi, 2011). Karakteristik ini menunjukkan bahwa karyawan yang hati-hati akan enggan untuk melawan.