Apa yang dimaksud tipografi?

Kunci keberhasilan suatu karya desain komunikasi visual terletak pada kmampuan suatu karya desain menyampaikan informasi dengan tepat secara kreatif. Tipografi sebagai bentuk visual dari sebuah komunikasi merupakan sarana penyampaian informasi memegang peranan yang sangat penting dalam desain komunikasi visual .

Dalam desain komunikasi visual tipografi dikatakan sebagai ‘visual language’, yang berarti bahasa yang dapat dilihat. Tipografi adalah salah satu sarana untuk menterjemahkan kata-kata yang terucap ke halaman yang dapat dibaca. Peran dari pada tipografi adalah untuk mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke pengamat. Secara tidak sadar manusia selalu berhubungan dengan tipografi setiap hari, setiap saat. Pada merek dagang komputer yang kita gunakan, koran atau majalah yang kita baca, label pakaian yang kita kenakan, dan masih banyak lagi. Hampir semua hal yang berhubungan dengan desain komunikasi visual mempunyai unsur tipografi di dalamnya. Kurangnya perhatian pada tipografi dapat mempengaruhi desain yang indah menjadi kurang atau tidak komunikatif.

Dalam desain komunikasi visual tipografi dikatakan sebagai ‘visual language’, yang berarti bahasa yang dapat dilihat. Tipografi adalah salah satu sarana untuk menterjemahkan kata-kata yang terucap ke halaman yang dapat dibaca. Peran dari pada tipografi adalah untuk mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke pengamat. Secara tidak sadar manusia selalu berhubungan dengan tipografi setiap hari, setiap saat. Pada merek dagang komputer yang kita gunakan, koran atau majalah yang kita baca, label pakaian yang kita kenakan, dan masih banyak lagi. Hampir semua hal yang berhubungan dengan desain komunikasi visual mempunyai unsur tipografi di dalamnya. Kurangnya perhatian pada tipografi dapat mempengaruhi desain yang indah menjadi kurang atau tidak komunikatif.

Tipografi, sebagai salah satu metode yang menterjemahkan kata-kata menjadi bentuk atau gambaran sudah digunakan sejak jaman dahulu. Dimulai sejak awal jaman lukisan di gua (early cave drawing age), dimana nenek moyang kita menggambarkan pengalaman mereka di dinding gua. Pada awalnya, yang digunakan adalah pictogram, yaitu gambar yang mewakili bentuk benda yang dimaksud. Secara perlahan, berdasarkan asosiasi, beberapa pictogram berubah menjadi ideogram, yaitu simbol yang bentuknya tidak persis mewakili bentuk yang dimaksud sehingga dapat digunakan untuk berbagai arti. Ideoram berkembang sehingga mempunyai gaya penulisan yang tertentu dan mulai mewakili bunyi suara. Karena berkembangnya peradaban manusia, maka berkembang pula

kosa kata dan kepentingan untuk menyimpan data. Seiring dengan perkembangan tersebut, kecepatan dalam menulis juga berkembang sehingga bentuk individual simbol juga semakin sederhana dan abstrak. Pada awal tahun 2800 sebelum Masehi, bangsa Sumaria telah mempunyai sistem menulis dengan formal, abstrak simbol, yang disebut cuneiform, yang kemudian menjadi basis daripada modern alphabet yang kita gunakan. Demikianlah simbol-simbol tersebut terus berkembang dan bertambah sesuai dengan bunyi suara, dan semakin abstrak bentuknya. Melalui gerakan penyebaran kekuasaaan dan agama, bangsa Romawi juga menyebarkan sistem penulisan terutama untuk menyimpan peristiwa dan ceritera, dimana calligrafi menjadi populer dan berkembang. Kebutuhan membaca dan menulis juga semakin meningkat.

Peran tipografer.

Sampai pada jaman tersebut, tipografi sebagai bidang yang berfokus pada bentuk huruf belum populer. Perkembangan tipografi mulai menjadi populer dimulai pada abad ke lima belas dengan ditemukannya sistem pencetakan dengan menggunakan ‘movable type’. Pada saat yang bersamaan, keinginan dan kemampuan membaca masyarakat juga meningkat, membuat kebutuhan akan buku, surat kabar, dan lain-lain juga meningkat. Pada saat inilah profesi tipografer mulai muncul. Fungsi daripada tipografer pada saat itu adalah mengawasi keseluruhan proses produksi termasuk di dalamnya pembuatan huruf dan pencetakannya. Revolusi Industri membawa pengaruh terhadap kecepatan dan spesialisasi dalam segala bidang. Sistem percetakan yang tadinya manual berubah menjadi mekanik. Spesialisasi pekerjaan semakin berkembang, muncul spesialisasi pekerjaan seperti desainer bentuk huruf (type designer), pengatur huruf (typesetter), pencetak (printers), dan lain sebagainya. Desainer komunikasi visual dan tipografer adalah dua profesi yang berbeda, walau fungsinya dalam suatu karya desain saling terikat. Dalam sebuah karya desain, desainer komunikasi visual memberikan spesifikasi type yang dia inginkan, dan typesetter akan melakukan penyusunan type tersebut bagi sang desainer. Segi positif dari spesialisasi ini, setiap ahli semakin ahli dan bertanggung jawab pada bidangnya. Pada masa-masa ini dapat dilihat penggunaan type yang lebih memperhatikan keindahan bentuk huruf.

Tehnologi semakin berkembang sehingga ditemukannya DTP (desktop publishing), yang memberikan kesempatan bagi para desainer untuk menyusun type sendiri; desainer komunikasi visual juga berfungsi sebagai tipografer. Segi positifnya adalah pada saat tersebut terbuka kesempatan untuk bereksperimen dengan huruf dan terbuka kebebasan menggunakan huruf dengan lebih leluasa. Pengaruh dari kemajuan teknologi tersebut membawa dampak pada penggunaan illustrasi dan foto pada karya desain. Kemampuan mencetak gambar dengan kualitas yang baik membuat banyak desainer komunikasi visual tergerak untuk menggunakan gambar sebagai inti dari karya desainnya dan kecenderungan mengesampingkan tipografi. Selain itu, kemudahan dalam proses produksi desain melahirkan banyak desainer amatir yang kurang mengerti prinsip-prinsip desain dan pentingnya tipografi. Akibatnya, banyak kita temui desain sampul majalah, poster, brosur, yang penyusunan hurufnya tidak sejalan dengan tema dan gambar yang digunakan, sehingga terdapat kesan bahwa huruf-huruf tersebut asal diletakan saja.

Dalam suatu karya desain, semua elemen yang ada pada void (ruang tempat elemen-elemen desain disusun) saling berkaitan. Tipografi sebagai salah satu elemen desain juga mempengaruhi dan dipengaruhi oleh elemen desain yang lain, serta dapat mempengaruhi keberhasilan suatu karya desain secara keseluruhan. Penggunaan tipografi dalam desain komunikasi visual disebut dengan desain tipografi. Tulisan tangan adalah sederetan tanda-tanda yang mempunyai arti dan dibuat dengan tangan. Komponen dasar daripada tipografi adalah huruf (letterform), yang berkembang dari tulisan tangan (handwriting). Berdasarkan ini, maka dapat disimpulkan bahwa tipografi adalah sekumpulan tanda-tanda yang mempunyai arti. Penggunaan tandatanda tersebut baru dapat dikatakan sebagai desain tipografi apabila digunakan dengan mempertimbangkan graphic clarity dan prinsip-prinsip tipografi yang ada. Ada empat buah prinsip pokok tipografi yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu desain tipografi yaitu legibility, clarity, visibility, dan readibility. Legibility adalah kualitas pada huruf yang membuat huruf tersebut dapat terbaca. Dalam suatu karya desain, dapat terjadi cropping, overlapping, dan lain sebagainya , yang dapat menyebabkan berkurangnya legibilitas daripada suatu huruf. Untuk menghindari hal ini, maka seorang desainer harus mengenal dan mengerti karakter daripada bentuk suatu huruf dengan baik. Selain itu, penggunaan huruf yang mempunyai karakter yang sama dalam suatu kata dapat juga menyebabkan kata tersebut tidak terbaca dengan tepat, seperti contoh di bawah ini.

  • fail Diambil dari Typographic Design: Form and Communication tail Huruf ‘f’, ‘t’, ‘j’, mempunyai karakteristik yang sama sehingga ada jail kemungkinan terbaca dengan kurang tepat

Diambil dari Typographic Form: Form and Communication Apabila menggunakan copping, bagian atas daripada huruf lebih dapat terbaca daripada bagian atasnya. Readibility adalah penggunaan huruf dengan memperhatikan hubungannya dengan huruf yang lain sehingga terlihat jelas. Dalam menggabungkan huruf dan huruf baik untuk membentuk suatu kata, kalimat atau tidak harus memperhatikan hubungan antara huruf yang satu dengan yang lain. Khususnya spasi antar huruf. Jarak antar huruf tersebut tidak dapat diukur secara matematika, tetapi harus dilihat dan dirasakan. Ketidak tepatan menggunakan spasi dapat mengurangi kemudahan membaca suatu keterangan yang membuat informasi yang disampaikan pada suatu desain komunikasi visual terkesan kurang jelas. Huruf-huruf yang digunakan mungkin sudah cukup legible, tetapi apabila pembaca merasa cepat capai dan kurang dapat membaca teks tersebut dengan lancar, maka teks tersebut dapat dikatakan tidak readible. Pada papan iklan, penggunaan spasi yang kurang tepat sehingga mengurangi kemudahan pengamat dalam membaca informasi dapat mengakibatkan pesan yang disampaikan tidak seluruhnya ditangkap oleh pengamat. Apabila hal ini terjadi, maka dapat dikatakan bahwa karya desain komunikasi visual tersebut gagal karena kurang komunikatif. Kerapatan dan kerenggangan teks dalam suatu desain juga dapat mempengaruhi keseimbangan desain. Teks yang spasinya sangat rapat akan terasa menguasai bidang void dalam suatu bentuk, sedangkan teks yang berjarak sangat jauh akan terasa lebih seperti tekstur.

Tipografi adalah seni dan teknik memilih dan menata huruf dengan pengaturan distribusi pada ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, untuk kenyamanan membaca maksimal. Juga dikenal sebagai seni jenis huruf (jenis desain), kerja yaitu atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen utama. Dalam seni tipografi, pengertian huruf sebagai simbol suara dapat diabaikan. Berikut ini terdapat beberapa pengertian tipografi menurut para ahli, diantaranya adalah:

Danton Sihombing ( Anggota DGI. 2001:58 ) Tipografi merupakan representasu visual dari sebuah bentuk komunikasi adalah sifat verbal dan prperti visual dan efektif.

  1. Roy Brewer (1971) dalam buku “Pengantar Tipografi” Tipografi dapat memiliki pengertian luas yang meliputi penataan dan pola halaman, atau setiap barang cetak. Atau dalam pengertian lebih sempit hanya meliputi pemilihan, penataan dan berbagai hal bertalian pengaturan baris-baris susun huruf (typeset), tidak termasuk ilustrasi dan unsur-unsur lain bukan susun huruf pada halaman cetak.

  2. Dendi Sudiana (2001:1) dalam buku “Pengantar Tipografi” Tipografi adalah elemen grafis yang paling mudah dibaca. Tetapi melalui kata-kata yang terdiri dari huruf dan oleh huruflah yang memandu pemahaman pembaca pesan atau ide.

  3. Stanley Marrison “Tipografi dapat didefinisikan sebagai keterampilan mengatur bahan cetak secara baik dengan tujuan tertentu; seperti mengatur tulisan, membagi-bagi ruang atau spasi, dan menata atau menjaga huruf untuk membantu secara maksimal agar pembaca memahami teks. Tipografi merupakan cara hemat untuk benar-benar membuat bermanfaat dan hanya secara kebetulan mencapai hasil estetis, oleh karena menikmati pola-pola, jarang sekali menjadi tujuan utama.”

Sejarah Tipografi

Sejarah perkembangan tipografi dimulai dari penggunaan pictograph.Bentuk bahasa ini dipergunakan oleh bangsa Viking Norwegia dan Indian Sioux. Di Mesir berkembang jenis huruf Hieratia, yang terkenal dengan nama Hieroglif pada sekitar abad 1300 SM. Bentuk tipografi ini merupakan akar dari bentuk Demotia, yang mulai ditulis dengan menggunakan pena khusus. Bentuk tipografi tersebut akhirnya berkembang sampai di Kreta, lalu menjalar ke Yunani dan akhirnya menyebar keseluruh Eropa.Puncak perkembangan tipografi, terjadi kurang lebih pada abad 8 SM di Roma saat orang Romawi mulai membentuk kekuasaannya.Karena bangsa Romawi tidak memiliki sistem tulisan sendiri, mereka mempelajari sistem tulisan Etruska yang merupakan penduduk asli Italia serta menyempurnakannya sehingga terbentuk huruf-huruf Romawi.

Tipografi berasal dari bahasa Yunani yaitu typos (mould, impression, shape) dan graphein (writing, carving). Tipografi merupakan seni dan teknik dalam menyeleksi dan mengatur font type, point size, line lengths, line leading, character spacing, dan word spacing untuk ditampilkan dalam suatu aplikasi media.

Tujuan daripada tipografi untuk (1) Meningkatkan dan mengoptimalkan “nilai untuk dibaca”; (2) Menciptakan hubungan yang kontekstual; (3) Memberikan informasi yang berarti dan menunjukkan hierarki; (4) Menciptakan kesadaran & menunjukkan keberadaan; serta (5) Mengkomunikasikan emosi.

Tipografi harus diseleksi dan digunakan dengan “sepantasnya”. Kita sebagai manusia berkomunikasi melalui apa yang kita lakukan dan yang tidak kita lakukan. Oleh karena itu, Tipografi merupakan tool serba guna untuk menyampaikan informasi. Selain mengkomunikasikan makna sesungguhnya, typography juga menyampaikan: Asal (origin), Tujuan (objective), Sikon/lingkungan (environment), dan Waktu saat itu (point in time).

Dalam desain komunikasi visual tipografi dikatakan sebagai ‘visual language’, yang berarti bahasa yang dapat dilihat. Tipografi adalah salah satu sarana untuk menterjemahkan kata-kata yang terucap ke halaman yang dapat dibaca. Peran dari pada tipografi adalah untuk mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke pengamat.

Secara tidak sadar manusia selalu berhubungan dengan tipografi setiap hari, setiap saat. Pada merek dagang komputer yang kita gunakan, koran atau majalah yang kita baca, label pakaian yang kita kenakan, dan masih banyak lagi. Hampir semua hal yang berhubungan dengan desain komunikasi visual mempunyai unsur tipografi di dalamnya. Kurangnya perhatian pada tipografi dapat mempengaruhi desain yang indah menjadi kurang atau tidak komunikatif.

Untuk membuat desain yang indah dan berkomunikasi, tipografi tidak dapat dipisahkan dari elemen desain.Dalam membuat perencanaan suatu karya desain, keberadaan elemen tipografi sudah harus selalu diperhitungkan karena dapat mempengaruhi susunan hirarki dan keseimbangan karya desain tersebut.

Pengertian tipografi yang sebenarnya adalah ilmu yang mempelajari bentuk huruf; dimana huruf, angka, tanda baca, dan sebagainya tidak hanya dilihat sebagai simbol dari suara tetapi terutama dilihat sebagai suatu bentuk desain. Huruf ‘O’, contohnya, tidak saja terbaca sebagai huruf ‘O’, tetapi juga terbaca sebagai bentuk lingkaran yang mempengaruhi bidang suatu karya desain. Dimana dan bagaimana seorang desainer meletakan huruf ‘O’ tersebut dapat mempengaruhi legibilitas dan keseimbangan karya desain tersebut.

Sebagai seorang visual komunikator, desainer komunikasi visual harus dapat membaca dan mengartikan bentuk atau gambaran. Dalam perannya sebagai tipografer, seorang desainer harus dapat mengetahui bentuk type yang bagaimana yang dapat menunjang arah desain dan meramalkan reaksi daripada pengamatnya. Bentuk huruf italic dengan warna emas, misalnya, sangat baik untuk digunakan pada sampul buku roman, dan sebaliknya bentuk huruf roman, san serif, bold, sangat cocok untuk poster-poster politik.

Fungsi Tipografi

Fungsi utama dari tipografi adalah membuat teks berguna dan mudah di gunakan.Tipografi berbicara tentang kemudahan dalam membaca teks (readiblity) dan kemudahan dalam mengenali setiap huruf dan kata (legibility). Tipografi menghidupkan teks dalam sebuah tulisan, membuat lebih menarik sehingga pembaca penasaran dan ingin membaca keseluruhan teks.

Kejelasan bentuk huruf (legibility) adalah tingkat kemudahan mata mengenali suatu karakter atau rupa atau tulisan tanpa harus bersusah payah membacannya. Keterbacaan (readibility) adalah tingkat kenyamanan atau kemudahan suatu tulisan atau huruf saat dibaca.

Jenis-Jenis Tipografi

Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis tipografi, diantaranya adalah:

Old Style

Huruf cetak timah yang ditemukan oleh Johann Guttenberg pada tahun 1440 merupakan tonggak sejarah tipografi yang sangat berarti.Bahkan dikatakan bahwa Guttenberg adalah Bapak Desain Grafis. Setelah era itu, huruf-huruf latin yang kita pergunakan mulai diciptakan satu demi satu. Hingga kini telah ada jutaan jenis font digital. Tokoh-tokoh tipografi terkenal dalam sejarah yang perlu kita kenal di antaranya adalah:

  • DIDOT

Didot adalah nama keluarga dari seniman Prancis yang berkiprah di bidang percetakan dan publikasi. Telah dihasilkan karya-karya yang sangat berarti dalam sejarah seni dan teknologi percetakan melalui keluarga seniman tersebut.

  • Francois Didot (1689 – 1757)

Pada tahun 1713, dia membuka usaha keluarga yang bergerak di bidang percetakan dan perancangan huruf (type founder) dan hingga tahun 2006, perusahaan ini masih beroperasi di Paris dengan nama Firmin-Didot et Cie.

  • Francois Ambroise Didot (1730 – 1804)

Putra dari Francois Didot yang pertama kali menemukan cara mengukur huruf menggunakan satuan point, 1 point sama dengan 1/72 inch. Hingga saat ini system tersebut paling dominan dalam pengukuran huruf.

  • Pierre Didot (1761 – 1853)

Putra sulung Ambroise Didot menciptakan ornament-ornamen versi cetak klasik yang popular dengan nama Luovre Edition.

  • Firmin Didot (1764 – 1836)

Putra Francois Ambroise yang lain, Firmin Didot, menemukan proses pembuatan plat cetak yang dicor (Guttenberg menemukan huruf timah yang dicor). Dia juga mendesain huruf yang diberi nama Didot.

  • Giambattista Bodoni (1740 – 1813)

Seorang ahli cetak dan perancang huruf dari Italia, Giambattista Bodoni, diangkat oleh The Duke of Parma untuk memimpin perusahaan percetakannya. Bodoni bertugas menjadi pengawas saat perusahaan percetakannya menggarap order sebuah penerbitan dalam edisi sangat mewah dari karya Homer’s Illiad serta karya-karya klasik lainnya.

Dia juga mencetak edisi peringatan dari Lord Prayer (tembang puji-pujian) yang dicetak dalam 155 bahasa. Bodoni dikenal sebagai desainer modern yang pertama dengan karyanya berupa Roman Style dengan nama Bodoni Book. Huruf yang didesain pada tahun 1798 adalah desain yang memiliki kontras antara bagian stroke yang tebal dan tipis, juga bentuk serif yang lurus.

  • Aldus Manutius (1450 – 1515)

Seorang ahli di bidang percetakan. Pada tahun 1490, dengan dukungan dana dari Prince of Carpi, ia mendirikan sebuah perusahaan percetakan di Venice untuk menerbitkan naskah-naskah dalam bahasa Latin Klasik dan Yunani berbentuk buku berukuran kecil yang kemudian kita kenal sebagai buku saku hingga kini. Pada tahun 1500 ia menciptakan huruf miring yang kemudian kita kita sebut Italic (karena berasal dari seorang ahli dari Italia). Huruf italic ini awalnya lebih ramping dibandingkan huruf roman biasa.

Penemuan tersebut menurunkan harga buku sehingga lebih murah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Namun setelah segala sesuatu berkembang, factor penghematan dalam pemakaian space untuk huruf tidak lagi menjadi factor yang dominan.Orang-orang yang bergerak di bidang percetakan menemukan kelemahan dalam penggunaan body text dengan menggunakan huruf italic karena jenis huruf ini lebih sulit dibaca dibandingkan huruf roman.

  • William Caslon (1692 – 1766)

Seorang typefounder Inggris.Dia memulai karirnya di London sebagai pengukir (engraver) cetak. Selanjutnya ia membuka perusahaan yang khusus memproduksi karya huruf (typefoundary) yang sangat memperhatikan sifat eligibility (kejelasan), readability (keterbacaan), serta simplicity (kesederhanaan bentuk huruf). Hasil karya itu memungkinkan penggunaan huruf cetak berukuran lebih kecil sehingga satu halaman mampu memuat lebih banyak teks.

  • Frederic William Goudy (1865 – 1947)

Ia berasal dari Amerika Serikat dan memulai bisnis di bidang akuntan. Tahun 1895, ketika pindah ke Chicago, ia bekerja di bidang percetakan dan mulai merancang huruf. Ia mulai mendirikan perusahaannya sendiri dan menamainya Village Press di Park Ridge, Illinois tahun 1903. Oleh karena bisnisnya berkembang, ia pindah ke New York pada 1906, dan meneruskan usahanya di sana.

Dua tahun kemudian ia berhasil memiliki rumah di daerah Marlboro, New York. Di sini usahanya semakin berkembang. Ia mendesain lebih dari 100 typeface baru. Di antaranya yang masih poluler hingga saat ini adalah Camelot, Forum, Goudy, Goudy Old Style, Kennerley, Titling, dan Village.Ia menerima penghargaan di bidang Graphic Art, termasuk di antaranya medali emas dari Institute of Graphic Arts dan American Institute of Architecs. Ia juga menulis beberapa buku di antaranya A Half Century of Type Design and Typography 1895 – 1945.

Prinsip Tipografi

Prinsip pokok tipografi merupakan kaidah-kaidah atau beberapa aturan dasar yang harus kita perhatikan dalam membuat sebuah karya yang berkaitan dengan huruf, dan beberapa prinsip pokok tipografi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Legibility

Legibility yaitu kemudahan mengenali huruf dan membedakan masing-masing huruf atau karakter. Legibility haruslah dimiliki oleh huruf karena untuk menghindari kesalahan dalam mengenali huruf. Suatu jenis huruf dikatakan legible apabila masing-masing huruf atau karakter-karakternya mudah dikenali dengan jelas satu sama lain.

Jika karya tipografi anda memiliki legibility yang kurang baik, walaupun masih bisa untuk dikenali hurufnya, akan tetapi bentuk huruf dari karya anda tersebut akan memiliki distorsi bentuk yang cukup susah untuk dimengerti, sehingga butuh waktu sedikit lebih lama untuk mengenali huruf tersebut meskipun huruf tersebut dalam ukuran besar. Namun jika huruf pada karya anda ini digunakan dalam ukuran yang kecil maka pembaca akan sangat sulit mengenali huruf tersebut.

2. Readability

Readability merupakan tingkat keterbacaan suatu teks. Teks yang readible berarti keseluruhannya mudah dibaca. Readability dipengaruhi oleh kombinasi huruf dan jaraknya.

Visibility

Visibility berhubungan dengan jarak pandang atara pembaca dengan objek. Semakin jauh jarak pandang maka visibility-nya akan berkurang, namun apabila tingkat legibility dan readability suatu huruf sudah baik, maka dengan jarak yang cukup jauh pun akan tetap visible.