Latar Belakang Teori Neo Klasik
Teori neoklasik sebenarnya bukan merupakan teori baru yang muncul seperti teori klasik. Teori neoklasik muncul dan “mengusulkan” perubahan-perubahan pada teori klasik, sejak diperkenalkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia. Pendekatan neoklasik mencakup uraian sistematis organisasi informal, dan pengaruhnya para organisasi formal. Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percoaan yang dilakukan di Hawthorne, serta tulisan Hugo Nunsterberg. Pendekatan neoklasik ditemukan juga di dalam buku-buku tentang hubungan manusiawi seperti Ardner dan Moore, Human Ralation in Industry dan sebagainya.
Munculnya teori neoklasik diawali dengan inspirasi percobaan yang dilakukan di Pabrik Howthorne tahun 1924 milik perusahaan Western Elektric di Cicero yang disponsori oleh Lembaga Riset Nasional Amerika. Percobaan yang dilakukan ELTON MAYO seorang riset dari Western Electric menyimpulkan bahwa pentingnya memperhatikan insentif upah dan kondisi kerja karyawan dipandang sebagai faktor penting peningkatan produktifitas.
Sejarah Perkembangan Teori Neoklasik
Ekonomi klasik yang dikembangkan pada abad 18 dan 19, termasuk teori nilai dan distribusi teori. Nilai produk dianggap tergantung pada biaya yang terlibat dalam memproduksi produk tersebut. Penjelasan tentang biaya ekonomi klasik adalah sekaligus penjelasan tentang distribusi. Seorang tuan tanah menerima sewa, pekerja menerima upah, dan seorang petani penyewa kapitalis menerima keuntungan atas investasi mereka. Pendekatan klasik termasuk karya Adam Smith dan David Ricardo.
Namun, beberapa ekonom secara bertahap mulai menekankan nilai yang dirasakan dari suatu barang kepada konsumen. Mereka mengajukan teori bahwa nilai suatu produk adalah untuk dijelaskan dengan perbedaan utilitas (kegunaan) kepada konsumen. (Di Inggris, ekonom cenderung untuk konsep utilitas sesuai dengan Utilitarianisme dari Jeremy Bentham dan kemudian dari John Stuart Mill). Langkah ketiga dari ekonomi politik untuk ekonomi adalah pengenalan marginalisme dan dalil bahwa para pelaku ekonomi membuat keputusan berdasarkan margin.
Sebagai contoh, seseorang memutuskan untuk membeli sandwich kedua berdasarkan seberapa penuh mereka setelah yang pertama, perusahaan mempekerjakan karyawan baru berdasarkan kenaikan diharapkan dalam keuntungan karyawan akan membawa. Hal ini berbeda dengan pengambilan keputusan agregat ekonomi politik klasik dalam hal ini menjelaskan bagaimana barang vital seperti air bisa murah, sedangkan kemewahan bisa mahal. Mazhab neoklasik telah mengubah pandangan tentang ekonomi baik dalam teori maupun dalam metodologinya.
Teori nilai tidak lagi didasarkan pada nilai tenaga kerja atau biaya produksi tetapi telah beralih pada kepuasan marjinal (marginal utility). Pendekatan ini merupakan pendekatan yang baru dalam teori ekonomi. Salah satu pendiri mazhab neoklasik yaitu Gossen, dia telah memberikan sumbangan dalam pemikiran ekonomi yang kemudian disebut sebagai Hukum Gossen I dan II. Hukum Gossen I menjelaskan hubungan kuantitas barang yang dikonsumsi dan tingkat kepuasan yang diperoleh, sedangkan Hukum Gossen II, bagaimana konsumen mengalokasikan pendapatannya untuk berbagai jenis barang yang diperlukannya.
Konsep dan Isi Teori Neo Klasik
Teori ini lebih berdasarkan kepada kepuasan marginal daripada biaya produksi maupun tenaga kerja. Selain itu permintaan dan penawaran dalam pasar neo klasik harus maksimal. Di dalam teori neo klasik ini ada yang namanya hak kepemilikan. Hak kepemilikan adalah hak memiliki, menggunakan, menguasai kekuasaan. Terdapat dua teori dalam hak kepemilikan, yaitu :
-
Teori Positivis, yaitu hak kepemilikan bersifat politik. Jadi hak kepemilikan ini bisa digugat.
-
Teori hak kepemilikan tidak statis, yaitu hak kepemilikan yang bisa berubah sewaktu-waktu dan berkembang.
Di dalam teori ini juga terdapat eksternalisasi yaitu pihak ketiga atau pihak luar yang tidak terlibat dalam suatu proses perekonomian tetapi mereka terkena dampak dari proses tersebut. Jadi, pemerintah harus bisa melindungi pihak ketiga atau eksternalisasi tersebut. Kemudian didalam teori neo klasik juga terdapat kegagalan pasar seperti pada teori klasik. Kegagalan pasar yang dimaksud tersebut adalah barang publik. Bahwa dalam neo klasik, pasar terkadang tidak bisa menyediakan barang yang dibutuhkan sehingga menjadi barang publik. Dalam neo klasik juga terdapat istilah monopoli dan oligopoli.
Pasar Monopoli merupakan pasar yang mempunyai hanya satu barang atau homogen dan banyak yang membutuhkan, produsen atau perusahaannya juga hanya satu sehingga mereka bebas dalam mengatur segalanya dan tidak ada pesaing. Sedangkan pasar oligopoli adalah pasar yang barangnya homogen, sedangkan dalam pasar terdapat dua atau lebih perusahaan yang menjualnya.
Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran Neoklasik disebut juga dengan “Teori Hubungan manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada “pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja”.
Aliran pemikiran lebih lanjut yang muncul digambarkan sebagai neoklasik, dan secara sederhana sebagai teori atau aliran hubungan manusiawi. Teori neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori neoklasik merubah, menambah, dan dalam banyak hal memperluas teori klasik. Teori neoklasik adalah menekankan pentingnya aspek psikologi dan sosial karyawan sebagai individu maupun sebagai bagian kelompok kerjanya.
Aliran neoklasik bukan merupakan atau mencetuskan suatu teori murni seperti yang dilakukan aliran klasik. Pengikut aliran neoklasik adalah mereka yang membahas kelemahan model klasik pada perilaku organisasi, tetapi tidak menentang seluruh teori klasik.
- Pokok Pikiran Teori Neoklasik
Ekonomi neoklasik adalah istilah yang digunakan untuk berbagai pendekatan untuk ekonomi berfokus pada penentuan harga, output, dan pendapatan distribusi di pasar melalui penawaran dan permintaan , sering dimediasi melalui maksimalisasi hipotesis utilitas dengan pendapatan terbatas individu dan dari keuntungan dengan biaya terbatas perusahaan yang menggunakan informasi yang tersedia dan faktor-faktor produksi, sesuai dengan teori pilihan rasional. Ekonomi neoklasik bertumpu pada tiga asumsi, meskipun cabang-cabang tertentu dari teori neoklasik mungkin memiliki pendekatan yang berbeda :
- Orang-orang memiliki preferensi rasional antara hasil yang dapat diidentifikasi dan terkait dengan nilai.
- Individu memaksimalkan utilitas dan perusahaan memaksimalkan keuntungan.
- Orang bertindak independen atas dasar informasi yang lengkap dan relevan.
- Perkembangan Teori Organisasi Neo Klasik
Teori organisasi Neoklasik dikembangkan atas dasar teori klasik. Teori organisasi Neoklasik merubah, menambah, dan dalam banyak hal memperluas teori klasik. Teori organisasi Neoklasik didefinisikan sebagai suatu organisasi sebagai kelompok dengan tujuan bersama. Bila pada teori klasik banyak menitik beratkan pembahasannya pada struktur, tata tertib, organisasi formal, faktor-faktor ekonomi dan rasionalitas tujuan sedangkan teori neoklasik banyak menekankan pentingnya aspek sosial dalam pekerjaan atau organisasi informal dan aspek psikologis (emosi).
Perkembangan teori neoklasik dimulai dengan inspirasi percobaan-percobaan yang dilakukan di Hawthorne, serta tulisan Hugo Munsterberg. Pendekatan neoklasik ditemukan juga di dalam buku-buku tentang hubungan manusiawi seperti Gardener dan Moore, Human Ralation in Industry dan sebagainya.
Sebagai pencetus psikologi industry yang diakui luas, Hugo Munsterberg menulis bukunya yang paling menonjol “Psychology and Industrial EfficiencyI” pada tahun 1913. Buku ini merupakan jembatan penting antara manajemen ilmiah dan perkembangan lebih lanjut teori neoklasik yang berkembang sekitar tahun 1930-an. Pada dasarnya Munsterberg menekankan adanya perbedaan-perbedaan karakteristik individual dalam organisasi-organisasi.
Percobaan Hawthone dimulai tahun 1924 di pabrik Hawthorne milik perusahaan Western Electric di Cicero, Illinois, dekat Chocago, dan disponsori oleh National Research Council (Lembaga riset Nasinal). Studi Hawthorne memperkenalkan gagasan bahwa organisasi adalah suatu sistem terbuka dimana segmen-segmen teknis dan manusiawi saling berkaitan erat. Studi tersebut juga menekankan pentingnya sikap karyawan dalam era dimana insentif upah dan kondisi kerja fisik sering dipandang sebagai satu-satunya faktor yang menetukan produktivitas. Akhirnya percobaan Hawthorne menunjukan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangat berpengaruh pada operasi organisasi.
Penemuan-penemuan Hawthorn, bagaimanapun juga telah menambah dimensi-dimensi baru esensial bagi teori organisasi. Akhirnya percobaan-percobaan Hawthorne menunjukkan bagaimana kegiatan kelompok-kelompok kerja kohesif sangar berpengaruh pada organisasi. Oleh karena itu, teori neoklasik mengemukan perlunya :
- Partisipasi atau melibatkan setiap orang dalam proses pengambilan keputusan.
- Perluasan kerja (job enlargement) sebagai kebalikan dari pola spesialisasi.
-
Management bottom-up yang member kesempatan kepada para junior untuk berpasitipasi dalam pengambilan keputusan manajemen puncak.
- Titik tekanan teori neoklasik adalah dua elemen pokok dalam organisasi yaitu perilaku individu dan kelompok pekerja. Organisasi informal muncul sebagai tanggapan akan kebutuhan sosial manusia, kebutuhan untuk berhungan dengan orang lain.
Faktor – faktor yang dapat menentukan munculnya organisasi informal antara lain :
-
Lokasi, untuk membentuk suatu kelompok formal orang harus mempunyai kontak tatap muka yang ajeg.
-
Jenis pekerjaan, ada kecenderungan bahwa manusia yang melaksanakan jenis pekerjaan yang sama akan membentuk kelompok bersama.
-
Minat, perbedaan minat di antara mereka menjelaskan mengapa muncul beberapa organisasi informal yang kecil, di samping satu yang besar.
-
Masalah-masalah khusus, kecenderungan setiap orang memiliki masalah yang berbeda, namun di antara perbedaan tersebut ada kesamaan masalah dengan orang lain meski tidak semua.
- Proses-proses Skalar dan Fungsional
Proses skalar dan fungsional (sclar and functional processes) menimbulkan berbagai masalah dalam pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Neoklasik menyatakan bahwa kapasitas dan kekuasaan tak dapat dikompensasikan, karena bukan merupakan satu-satunya hubungan, ada faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan terutama hasil kegiatan “kaki-tangan manusia”.
- Struktur Organisasi
Tentang struktur organisasi, teori neoklasik menyatakan bahwa struktur merupakan penyebab terjadinya pergeseran-pergeseran (frictions) internal di antara orang-orang yang melaksanakan fungsi yang berbeda-beda. Pergeseran-pergeseran ini terjadi terutama antara orang-orang operasional (lini) dan oarang-orang staf. Menurut Melville Dalton penyebabnya adalah : 1) Perbedaan tugas antara orang lini dan staf, 2) Perbedaan umur dan pendidikan, dan 3) Perbedaan sikap.
- Rentang Kendali
Penentuan rentang sangat tergantung pada pebedaan individu dalam kemempuan manajemennya, tipe orangnya, efektivitas komunikasi, fungsi pengawasan formal, serta derajat sentralisasi, dimana neoklasik mengusulkan pengawasan bebas demokratis, sedang klasik memilih pengawasan ketat. Rentang yang pendek mengakibatkan pengawasan yang ketat, rentang yang luas memerlukan pendelegasian yang baik dengan mengurangi pengawasan. Karena perbedaan individu dan organisasi, kadang-kadang yang satu lebih baik daripada yang lain, maka rentang kendali tidak dapat ditetapkan secara kaku.
- Teori Neoklasik Administrasi
Dalam bukunya Administrative Behavior, Herbert Simon mengemukakan tiga tema utama dalam proses pengambilan keputusan dalam organisasi yaitu sebagai berikut :
- Keputusan adalah kegiatan sentral dari organisasi.
-
Instrumental reason atau alasan-alasan instrumental adalah bersifat sentral di dalam perbuatan keputusan administratif dan pemahaman organisasi.
- Konsep satisfying atau memuaskan yang merupakan pembatalan yang signifikan terhadap rasionalitas dan dampaknya terhadap perilaku organisasi merupakan kondisi utama di dalam pembuatan keputusan.