Apa yang dimaksud teori perseptual dalam komunikasi masa dalam saluran komunikasi politik?

Dalam sistem pemerintahan yang bagaimana pun, media komunikasi (dalam hal ini media massa) selalu tidak luput dari perhatian. Dikarenakan sifatnya yang memang sanggup menjangkau komunikan dalam skala besar di wilayah mana pun dan kapan pun.
image

Bagi McLuhan, setiap media komunikasi mempunyai gramatika. Gramatika adalah aturan kerja yang erat hubungannya dengan gabungan indera (penglihatan, sentuhan, suara, penciuman, dan lain sebagainya) yang berkaitan dengan penggunaan media oleh seseorang. Atau bisa dikatakan media merupakan perpanjangan dari indera manusia: bicara sebagai panjangan indera untuk suara, cetakan merupakan perpanjangan dari indera untuk penglihatan, dan media elektronik tertentu –terutama televisi– adalah perpanjangan indera peraba (perasaan, sentuhan, sistem saraf).

McLuhan berargumentasi, dikarenakan setiap media dibiaskan terhadap indera tertentu dan penggunaannya menghasilkan pengandalan yang berlebihan dalam keseluruhan pola indera manusia, maka hal ini akan mengakibatkan media mempunyai akibat yang sangat kuat terhadap masing-masing penggunanya. Dalam budaya lisan, medianya adalah bicara dan bias terhadap suara. Hasilnya adalah budaya keakraban sosial. Kemudian datang budaya cetak yang memaksa tatanan konseptual-perseptual yang berbeda; dalam tatanan itu orang-orang datang mengharapkan, mencari, dan menuntut linearitas, yaitu keteraturan, koordinasi, dan ketertiban. Sebuah budaya yang sangat mengindividualkan; membaca dan menulis serta menerbitkan. Akibat politiknya adalah suatu sistem demokrasi individual yang menekankan kemampuan pribadi dan titik pandang warga Negara perseorangan yang mengambil bagian dalam proses yang tampaknya dapat dipengaruhi dengan cara yang tertib.

Sedangkan media televisi dalam pandangan McLuhan berkaitan dengan demokrasi kolektif. Ia beralasan, bahwa orang tidak hanya menonton televisi, akan tetapi turut pula terlibat di dalamnya. Televisi merupakan media yang informasinya rendah: hanya menayangkan implus elektronik kepada penontonnya; penonton dibebaskan untuk menafsirkan, menentukan pola, dan membuat implus-implus itu bermakna. Sedangkan media lisan dan tulisan (radio dan media cetak) memaksakan makna terhadap pembaca dan pendengarnya.