Apa yang dimaksud teknologi Virtual Reality?

Teknologi virtual reality (VR) saat ini sedang berkembang pesat. Yang paling tampak saat ini adalah pemanfaatan virtual reality dalam industri game dan simulator di berbagai bidang. Pengertian virtual reality sendiri adalah teknologi yang memungkinkan seseorang melakukan simulasi terhadap suatu obyek nyata dengan menggunakan komputer yang mampu untuk membangkitkan suasana tiga dimensi (3D) sehingga membuat pemakai seolah-olah terlibat secara fisik.

Dalam virtual reality pemakai benar-benar merasakan ditempatkan pada ruang 360 derat yang menipu indra kita dan memberitahukan bahwa hal tersebut nyata. apa yang dirasakan oleh pemakai sebenarnya adalah gaya listrik yang diterjemahkan oleh otak seolah-olah seperti dunia nyata.

Untuk mewujudkan suasana yang menyerupai dunia nyata, virtual reality menggunakan beberapa peralatan yang dinamakan glove, headset dan walker. pengertian piranti-pirantinya sebagi berikut:

Glove adalah peranti masukan yang dapat menangkap gerakan tangan dan mengirimkan informasi gerakan ke sistem virtual reality.

Headset adalah peranti yang berfungsi untuk memonitor gerakan kepala. selain itu peranti ini yang memberikan pandangan lingkungan yang semu kepada pengguna, sehingga seolah-olah pemakai berada pada dunia nyata. contoh dari headset dalam untuk virtual reality adalah Rift dari Oculus.

Walker merupakan peralatan yang digunakan untuk memantau gerakan kaki. walker digunakan mengatur kaki pemakai agar dapat merasakan seperti jika melangkah dalam dunia nyata. contohnya adalah kaki yang terasa agak berat jika pemakai dalam dunia semu meluwati genangan lumpur.

Bagaimana kerja virtual reality?

Pada prinsipnya virtual reality membawa pemakai melihat dunia semu, yang sebenarnya adalah gambar dinamis. Gambar-gambar dinamis tersebut adalah hasil dari rekayasa komputer. melalui headphone atau speaker, pengguna dapat mendengarkan suara yang realistik. melalui headset, glove dan walker semua gerakan dipantau oleh sistem. sistem memberikan reaksi yang sesuai sehingga pengguna seolah merasakan dunia yang nyata baik secara fisik maupun psikologis.

Aplikasi-aplikasi virtual reality

Aplikasi-aplikasi virtual reality sangat beragam. Berikut aplikasi virtual reality menurut Turban, et al. (1999).

Saat ini tentunya pengaplikasian virtual reality sudah mencakup bidang yang lebih luas dan kualitas yang lebih baik. Perkembangan virtual reality ini sejalan dengan perkembangan teknologi secara umum secara pesat.

Dibalik manfaat dan kecanggihan teknologi virtual reality, ternyata terdapat efek negatif bagi pemakainya. dalam bidang kesehatan ternyata pengguna sistem sering mengalami gangguan yang disebut cybersickness. Penderita akan mengalami ketegangan pada mata, bahkan disertai rasa pusing. Pengguna teknologi virtual reality juga dapat terkena gangguan psikologis karena pengaruh dunia semu walaupun telah berada di dalam dunia nyata.

Potensi kecanduan game virtual reality juga sama besarnya dengan kecanduan game lainnya. bahkan bisa jadi lebih besar, kerena efek game yang begitu nyata. Menurut breaktime.co.id teknologi virtual reality memiliki dampak negatif membuat orang semakin malas, berdampak obesitas, maraknya disorder dan usia pendek. Dengan adanya dampak positif dan negatif teknologi VR, sudah sepatutnya kita bijaksana dalam memanfaatkannya.

referensi
Kadir & Triwahyuni. 2013. Pengantar Teknologi Informasi. Penerbit Andi: Yogyakarta.
montosca.com
breaktime.co.id

Virtual Reality adalah pemunculan gambargambar tiga dimensi yang dibuat komputer sehingga terlihat nyata dengan bantuan sejumlah peralatan tertentu, yang menjadikan penggunanya seolah-olah terlibat langsung secara fisik dalam lingkungan tersebut (Moura, 2017).

Virtual Reality membutuhkan perangkat yang dirancang untuk tujuan tertentu dalam teknologi ini, sehingga mampu menjadikan orang yang merasakan dunia maya terkecoh dan yakin bahwa yang dialaminya adalah nyata. Beberapa perangkat yang digunakan antara lain: Force balls/tracking balls, Controller wands, Voice recognition, Headset, Joysticks / gamepad, Data gloves, Treadmills, Motion trackers/bodysuits.

Saat berada dalam lingkungan virtual, pengguna akan merasa seolah menyatu dengan dunianya dan dapat berinteraksi dengan objek-objek yang ada di sana. Hal ini disebut dengan telepresence. Telepresence diartikan sebagai pengalaman keberadaan seseorang terhadap lingkungan melalui sebuah media (Moura, 2017).

Penggunaan istilah telepresence digunakan untuk jenis komunikasi yang menggunakan media dalam tujuannya menghadirkan persepsi. Steuer (1993) menjelaskan dua indikator utama dalam menjabarkan komunikasi melalui media dalam kaitannya terhadap telepresence :

  1. Vividness
    Vividness merupakan salah satu indikator dari sebuah media yang dapat meningkatkan persepsi. Vividness berarti kualitas representasional dari lingkungan yang termediasi diurai dari fitur formalnya, dimana lingkungan tersebut memberikan informasi melalui indra. Menurut Steuer (1993), ada dua komponen dalam perasaan telepresence atau “melebur” ini, yang disebut:
  • Depth of information, merupakan banyaknya kualitas data yang ditansfer demi menciptakan lingkungan VR( resolusi, ketajaman gambar).
  • Breadth of information, merupakan seberapa besar indera pengguna dimanipulasi, umumnya pada penglihatan dan pendengaran.
  1. Interactivity
    Interaktifitas merupakan penjelasan tentang pada bagian mana pengguna dapat berpartisipasi untuk merubah bentuk dan isi dari sebuah media. Tiga faktor yang berkontribusi kepada interaktifitas:
  • Speed of interaction, or response time: kecepatan, yang mengacu pada tingkat di mana input dapat berasimilasi dengan lingkungan termediasi.
  • Range : Kisaran, yang mengacu pada jumlah kemungkinan tindakan pada waktu tertentu.
  • Mapping : pemetaan, yang mengacu pada kemampuan sistem untuk memetakan kontrol untuk perubahan lingkungan yang termediasi secara alami dan dapat diprediksi.

Virtual reality atau disiangkat VR adalah teknologi yang mampu membangkitkan suasana 3D yang nyata, sehingga membuat penggunanya merasa seperti berada di dunia nyata meskipun simulasi yang ada di depannya adalah dunia maya.

Teknologi ini digunakan oleh peramu obat, arsitek, pekerja medis, bahkan gamer yang menyukai sensasi bermain game yang ‘nyata’. Bahkan saat ini sudah banyak bermunculan game yang dibuat khusus untuk virtual reality tersebut.

Di samping itu, pilot pesawat terbang juga mengandalkan virtual reality untuk melakukan simulasi penerbangan sebelum menerbangkan pesawat secara nyata. Hal tersebut bertujuan agar pilot lebih mengenal medan yang akan dihadapinya dan memperoleh gambaran saat nanti ia menerbangkan pesawat di atas langit.

Teknologi virtual reality juga memberikan banyak kontribusi terhadap dunia militer. Di Amerika Serikat, para tentaranya akan menggunakan virtual reality untuk simulasi peperangan. Mereka akan merasakan situasi di medan perang secara nyata dengan teknologi ini. Cara ini dinilai lebih praktis dan ekonomis dibanding melakukan latihan perang yang sesungguhnya.

Virtual Reality sebenarnya sudah ada sejak lama. Adalah Morton Heilig, seorang filmmaker, menciptakan sebuah purwarupa bernama Sensorama pada 1962. Sensorama ini dianggap sebagai cikal bakal kelahiran teknologi VR karena perangkat ini memungkinkan penonton film menikmati adegan film yang terlihat seperti nyata.

Hal ini bisa terjadi karena Sensorama memberikan pengalaman tidak hanya kepada mata. Perangkat ini melibatkan indera lainnya seperti pendengaran, penciuman, dan sentuhan meskipun yang dialami oleh panca indera tersebut adalah sebuah ilusi.

Pada 1977, MIT menciptakan perangkat bernama Peta Bioskop Aspen. Peta ini dianggap sebagai teknologi VR generasi awal. Peta ini menggunakan teknologi yang bisa menghasilkan simulasi kota Aspen meskipun masih terasa kasar. Pengguna Peta Bioskop Aspen dapat merasakan tiga musim berbeda di kota Aspen, yakni musim panas, musim dingin, dan poligon.

Teknologi VR baru populer ketika masuk akhir 80-an. Pada masa itu, hadir perusahaan bernama VPL Riset. Perusahaan ini didirikan pada 1985 oleh Jaron Lanier, seseorang yang dianggap sebagai orang yang memopulerkan teknologi VR.

Jaron Lanier menghadirkan teknologi berupa sarung tangan dan kacamata khusus yang dihadirkan untuk menikmati teknologi VR. Pada masa inilah, istilah Virtual Reality kemudian populer. Istilah Virtual Reality ini semakin dikenal ketika teknologi dan internet semakin masif.

Peranti yang digunakan untuk mendukung teknologi virtual reality biasanya berupa helm, walker , headset dan sarung tangan ( glove ). Helm berfungsi membuat tampilan gambar yang dilihat penggunanya tampak lebih realistis dan dekat.

Sedangkan headset bisa memberikan efek suara yang jernih dan jelas, sehingga penggunanya larut dalam suasana ‘nyata’ yang diciptakan oleh teknologi ini. Walker dan gloves bertugas untuk menangkap gerakan kaki dan tangan, serta memberikan sensasi nyata pada tangan dan kaki saat berada di lingkungan yang diciptakan oleh virtual reality tersebut.

Misalnya, saat berada di medan perang sesungguhnya, pengguna akan merasa seperti membawa senjata yang real dan merasakan langkah kaki yang berat saat berada di tanah berlumpur. Sistem kerja dari virtual reality tidak dapat lepas dari beberapa elemen penting, seperti:

  • Virtual world sebuah konten yang menciptakan dunia virtual dalam bentuk screenplay maupun script

  • Immersion sebuah sensasi yang membawa pengguna teknologi virtual reality merasakan ada di sebuah lingkungan nyata yang padahal fiktif. Immersion dibagi dalam 3 jenis, yakni:

    1. Mental immersion, membuat mental penggunanya merasa seperti berada di dalam lingkungan nyata
    2. Physical immersion, membuat fisik penggunanya merasakan suasan di sekitar lingkungan yang diciptakan oleh virtual reality tersebut
    3. Mentally immersed, memberikan sensasi kepada penggunanya untuk larut dalam lingkungan yang dihasilkan virtual reality
  • Sensory feedback berfungsi untuk menyampaikan informasi dari virtual world ke indera penggunanya. Elemen ini mencakup visual (penglihatan), audio (pendengaran) dan sentuhan

  • Interactivity yang bertugas untuk merespon aksi dari pengguna, sehingga pengguna dapat berinteraksi langsung dalam medan fiktif atau virtual world

Pengguna virtual reality akan melihat dunia semu menjadi lebih dinamis. Semua elemen yang terdapat dalam teknologi ini akan membuat penggunanya merasa sedang berada di dunia nyata secara fisik maupun psikologis.

Dewasa ini, cukup sulit untuk membesut virtual reality dengan kejernihan yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena teknis atau daya proses yang terbatas, serta resolusi citra dan lebar pita komunikasi yang kurang memadai. Namun, teknologi virtual reality yang ada pada saat ini juga sudah cukup efisien dan membantu.

Manfaat VR

Teknologi Vertual Reality atau teknologi VR hadir tidak hanya sebagai sebuah inovasi atau penemuan belaka. Teknologi ini ternyata bakal berpengaruh dan memiliki dampak besar bagi kehidupan. Beberapa bidang yang mendapatkan manfaat dari teknolobi VR adalah sebagai berikut.

Dunia Bisnis

Teknologi VR memungkinkan banyak perusahaan mempromosikan barang dengan teknologi VR. Contohnya salah satu rekan Carisinyal pernah diundang ke acara peluncuran produk. Pada peluncuran tersebut, produk yang dihadirkan memakai teknologi VR sehingga pemakaian produknya bergiliran dengan jurnalis lain.

Teknologi VR juga memungkinkan kaum profesional bekerja lebih efektif dari mana saja. Terlebih dengan kondisi kerja remote yang sedang ngetren dan memungkinkan orang bekerja dari rumah. Orang bisa rapat dengan konferensi video tetapi sensasi rapatnya kurang terasa. Dengan teknologi VR, semua anggota rapat meski berjauhan dapat merasakan atmosfer rapat. Contohnya seperti penggunaan pakaian formal, suasana ruangan rapat, dan lainnya. Padahal yang mengikuti rapat sebenarnya hanya memakai kaos dan celana pendek di rumah.

Properti

Penggunaan VR juga bisa diterapkan di dunia properti. Seringkali pengunjung yang datang ke pameran properti, hanya melihat brosur dan desain maket saja. Hadirnya teknologi VR memungkinkan pengunjung untuk merasakan berada di rumah yang jadi incarannya. Jadi, bisa tahu gambaran rumah dengan teknologi VR.

Astronomi

Teknologi VR tentu saja bisa digunakan juga di bidang ruang angkasa atau astronomi. Misalnya dengan simulasi luang angkasa yang bisa jadi tempat latihan untuk para astronot sebelum benar-benar menjelajah luang angkasa. Teknologi VR di bidang ini juga bisa digabungkan dengan teknologi AR atau Augmented Reality .

Kesehatan

Teknologi VR juga dapat dimanfaatkan di dunia medis atau kesehatan. Contohnya adalah dengan pelatihan untuk memeriksa bagian tubuh manusia menggunakan simulasi Virtual Reality. Hal ini tentunya membuat dunia kesehatan dan kedokteran akan semakin canggih karena teknologi ini akan membantu banyak para dokter mendiagnosis suatu penyakit. Teknologi VR juga bisa membantu permasalahan psikis. Contohnya seperti yang diterapkan oleh British Association for Behavioural and Cognitive Psychoterapies. Asosiasi dari Inggris ini menyarankan kombinasi penggunaan VR dan perilaku cognitive-behavioral therapy (CBT) dalam terapi untuk meredakan gejala kecemasan.

Otomotif

Dunia otomotif juga akan mendapatkan manfaat besar dari kehadiran teknologi VR. Dengan teknologi VR, produsen mobil dapat menghemat dana ketika mendesain sebuah mobil. Mereka dapat melakukan penerapan desain di VR sebelum benar-benar diaplikasikan.

Contoh lainnya penerapan VR di dunia otomotif adalah showroom berbasis VR. Produsen tidak perlu menghadirkan banyak mobil di showroom atau di pameran. Pengunjung cukup memakai kacamata VR dan melihat mobil dalam dunia VR. Selain itu, VR juga bisa jadi sarana untuk berlatih mengemudikan mobil.