Apa yang dimaksud Teknik Modeling?

Apa yang dimaksud Teknik Modeling?

Modeling merupakan salah satu teknik dari pendekatan behaviour yang menganggap perilaku seseorang dengan semua aspeknya sekarang ini adalah hasil dari proses belajar dan hal ini diperoleh dari interaksinya dengan dunia luar.

Lebih lanjut lagi, apa yang dimaksud teknik modeling?

Thompson dan Henderson (2007) mendefinisikan modeling terdiri dari membukakan anak kepada satu atau lebih individu, bisa dalam kehidupan nyata atau film atau tampilan tape, yang memperlihatkan perilaku untuk diambil oleh anak. Konselor dapat mendemostrasikan perilaku tetap kepada anak, atau kelompok anak.

Hal-Hal Penting dalam Penerapan Teknik Modeling

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan teknik modeling menurut Komalasari dkk (2011), meliputi:

  1. Ciri model seperti; usia, status sosial, jenis kelamin, keramahan, dan kemampuan, penting dalam meningkatkan imitasi.

  2. Anak lebih senang meniru model seusianya daripada model dewasa.

  3. Anak cenderung meniru model yang standar prestasinya dalam jangkauannya.

  4. Anak cenderung mengimitasi orang tuanya yang hangat dan terbuka. Gadis lebih mengimitasi ibunya.

Prinsip Teknik Modeling

Prinsip teknik modeling menurut Komalasari dkk (2011), antara lain:

  1. Belajar bisa diperoleh melalui pengalaman langsung dan bisa tidak langsung dengan mengamati tingkah laku orang lain berikut konsekuensinya.

  2. Kecakapan sosial tertentu bisa diperoleh dengan mengamati dan mencontoh tingkah laku model yang ada.

  3. Reaksi-reaksi emosional yang terganggu bisa dihapus dengan mengamati orang lain yang mendekati obyek atau situasi yang ditakuti tanpa mengalami akibat menakutkan dengan tindakan yang dilakukan.

  4. Pengendalian diri dipelajari melalui pengamatan atas model yang dikenai hukuman. 5. Status kehormatan model sangat berarti.

  5. Individu mengamati seorang model dan dikuatkan untuk mencontoh tingkah laku model.

  6. Modeling dapat dilakukan dengan model simbol melalui film dan alat visual lain.

  7. Pada konseling kelompok terjadi model ganda karena peserta bebas meniru perilaku pemimpin kelompok atau peserta lain.

  8. Prosedur modeling dapat menggunakan berbagai teknik dasar modifikasi perilaku.

Tahap-Tahap Teknik Modeling

Adapun tahap-tahap teknik modeling menurut Bandura ( dalam J.Feist & Gregory, J ,2008) yaitu:

  1. Tahap perhatian
    Dalam tahap ini individu memperhatikan model yang menarik, berhasil, atraktif, dan populer. Melalui memperhatikan model ini individu dapat meniru bagaimana cara berpikir dan bertindak seperti orang lain, setra penampilan model di hadapan orang lain. Guru di dalam kelas dapat menarik perhatian siswa untuk memperhatikan petunjuk belajar yang jelas dan menarik dan memotivasi siswa untuk memperhatikan pelajaran yang hendak disajikan.

  2. Tahap retensi
    Dalam tahap ini apabila guru telah memperoleh perhatian dari siswa, guru memodelkan perilaku yang akan ditiru oleh siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memprakikkannya atau mengulangi model yang telah ditampilkan.

  3. Tahap reproduksi
    Dalam tahap ini siswa mencoba menyesuaikan diri dengan perilaku model.

  4. Tahap motivational
    Dalam tahap ini, siswa akan menirukan model karena merasakan bahwa melakukan pekerjaan yang baik akan meningkatkan kesempatan untuk memperoleh penguatan.

Pengaruh Teknik Modeling

Pengaruh dari teknik modeling melalui penokohan (modeling) menurut Bandura (dalam Gunarsa, 2004) ada tiga hal, yakni:

  1. Pengambilan respon atau keterampilan baru dan memperlihatkan dalam perilakunya setelah memadukan apa yang diperoleh dari pengamatannya dengan pola perilaku yang baru. Contohnya: keterampilan baru dalam olahraga, dalam hubungan sosial, bahasa atau pada anak dengan penyimpangan perilaku yang tadinya tidak mau bicara, kemudian mau lebih banyak berbicara.

  2. Hilangnya respon takut setelah melihat tokoh (sebagai model) melakukan sesuatu yang oleh si pengamat menimbulkan perasaan takut, tetapi pada tokoh yang dilihatnya tidak berakibat apa-apa atau akibatnya bahkan positif. Contoh: tokoh yang bermain-main dengan ular dan ternyata ia tidak digigit.

  3. Pengambilan sesuatu respons dari respon-respon baru yang diperlihatkan oleh tokoh yang memberikan jalan untuk ditiru. Melalui pengamatan terhadap tokoh, seseorang terdorong untuk melakukan sesuatu yang mungkin sudah diketahui atau dipelajari dan ternyata tidak ada hambatan. Contoh: remaja yang berbicara mengenai sesuatu mode pakaian di televisi.

Jenis-Jenis Teknik Modeling

Menurut Corey ( dalam Gunarsa, 2004 ) ada beberapa macam penokohan/ modeling yaitu :

  1. Penokohan yang nyata ( live model ), contohnya misalnya adalah terpis yang dijadikan model oleh pasien atau kliennya, atua guru, anggota keluarga atau tokoh lain yang dikagumi.

  2. Penokohan yang simbolik ( symbolic model ), adalah tokoh yang dilihat mellaui film, video, atau media lain. Contoh : seseorang penderita neurosis yang melihat tokoh dalam film dapat mengatasi masalahnya dan kemudian ditirunya.

  3. Penokohan ganda ( multiple model ) yang terjadi dalam kelompok. Seorang anggota dari sesuatu kelompok menubah sikap da mempelajari sesuatu sikap baru, setelah mengamati bagaimana anggota-anggota lain dalma kelompoknya bersikap. Ini adalah salah satu dari efek yang diperoleh secara tidak langsung pada seseorang yang mengikuti terapi kelompok.

Teknik Modelling merupakan salah satu teknik dalam terapi behavior yang menekankan pada prosedur belajar. Pada prinsipnya terapi behavioral itu sendiri bertujuan untuk memperoleh perilaku baru, mengeliminasi perilaku lama yang merusak diri dan memperkuat serta mempertahankan perilaku yang diinginkan yang lebih sehat. Terapi ini memiliki prinsip kerja yaitu :

Memodifikasi tingkah laku melalui pemberian penguatan. Agar konseli terdorong untuk merubah tingkah lakunya penguatan tersebut hendaknya mempunyai daya yang cukup kuat dan dilaksanakan secara sistematis dan nyata-nyata ditampilkan melalui tingkah laku konseli, yakni mengurangi frekuensi berlangsungnya tingkah laku yang tidak diinginkan, memberikan penguatan terhadap suatu respon yang akan mengakibatkan terhambatnya kemunculan tingkah laku yang tidak diinginkan, mengkondisikan pengubahan tingkah laku melalui pemberian contoh atau model (film, tape recorder , atau contoh nyata langsung), modeling (peniruan melalui penokohan) ini dikembangkan oleh Albert Bandura yang antara lain terkenal dengan teori social-belajar (social-learning theory)

Teknik modeling ini dapat digunakan untuk membentuk tingkah laku baru pada konseli, dan dapat memperkuat tingkah laku yang sudah terbentuk. Dalam hal ini konselor menunjukkan pada konseli tentang tingkah laku model, dapat menggunakan model audio, model fisik, model hidup atau lainnya yang teramati dan dipahami jenis tingkah laku yang hendak dicontoh .

Kecakapan-kecakapan sosial tertentu bisa diperoleh dengan mengamati dan mencontoh tingkah laku model-model yang ada. Reaksi-reaksi emosional yang yang terganggu yang dimiliki seseorang bisa dihapus dengan cara orang itu mengamati orang lain yang mendekati objek-objek atau situasi-situasi yang ditakuti tanpa mengalami akibat-akibat yang menakutkan dengan tindakan yang dilakukannya. Pengendalian diripun bisa dipelajari melalui pegamatan atas model yang dikenai hukuman. Status dan kehormatan model amat berarti dan orang-orang pada umumnya dipengaruhi oleh tingkah laku model-model yang menempati status yang tinggi dan terhormat dimata mereka sebagai pengamat.

Tujuan Modelling

Pada prinsipnya, terapi behavior itu sendiri bertujuan untuk memeroleh perilaku baru, mengeliminasi perilaku lama yang merusak diri dan memperkuat, serta mempertahankan perilaku yang diinginkan yang lebih sehat. Tujuan konseling behavior dengan teknik modelling adalah untuk merubah perilaku dengan mengamati model yang akan ditiru agar konseli memperkuat perilaku yang sudah terbentuk.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan dari modelling ini adalah seorang anak diharapkan bisa mengubah perilaku yang maladaptif dengan menirukan model nyata.

Macam-macam Modelling

  1. Model yang nyata (live model) contohnya konselor sebagai model oleh konselinya, atau anggota keluarga atau tokoh yang dikagumi.

  2. Model simbolik (simbolic model) adalah tokoh yang dilihat melalui film, video atau media lain.

  3. Model ganda (multiple model) biasanya terjadi dalam konseling kelompok. Seseorang anggota dari suatu kelompok mengubah sikap dan mempelajari suatu sikap baru, setelah mengamati bagaimana anggota lain dalam bersikap.

Prinsip-prinsip Modelling

Menurut Gantika Komalasari mengemukakan bahwa prinsipprinsip modeling adalah sebagai berikut:

  1. Belajar bisa memperoleh melalui pegalaman langsung maupun tidak langsung dengan mengamati tingkah laku orang lain berikut konsekuensinya.

  2. Kecakapan sosial tertentu bisa diperoleh dengan mengamati dan mencontoh tingkah laku model yang ada.

  3. Reaksi-reaksi emosional yang terganggu bisa dihapus dengan mengamati orang lain yang mendekati obyek atau situasi yang ditakuti tanpa mengalami akibat menakutkan dengan tindakan yang dilakukannya

  4. Pengendalian diri dipelajari melalui pengamatan atas model yang dikenai hukuman.

  5. Status kehormatan sangat berarti.

  6. Individu mengamati seorang model dan dikuatkan untuk mencontohkan tingkah laku model.

  7. Modeling dapat dilakukan dengan model symbol melalui film dan alat visual lainnya.

  8. Pada konseling kelompok terjadi model ganda karena peserta bebas meniru perilaku pemimpin kelompok atau peserta lain. Prosedur Modeling dapat menggunakan berbagai teknik dasar modifikasi perilaku.

Tahap Belajar Melalui Modelling

Menurut Woolfolk (dalam bukunya M. Nur Salim), ada empat tahap belajar melalui pengamatan perilaku orang lain (modelling) yang data dideskripsikan sebagai berikut:

  1. Tahap Perhatian (attention processi)
    Gredler berpendapat bahwa perilaku yang baru tidak bisa diperoleh kecuali jika perilaku tersebut diperhatikan dan dipersepsi secara cermat. Pada dasarnya proses perhatian (atensi) ini dipengaruhi berbagai faktor, yaitu faktor ciri-ciri dari perilaku yang diamati dan ciri-ciri dari pengamat. Ciri-ciri perilaku yang memengaruhi atensi adalah kompleksitasnya yang relevansinya. Sedangkan cirri pengamat yang berpengaruh pada proses atensi adalah keterampilan mengamati, motivasi, pengalaman sebelumnya dan kapasitas sensori.

  2. Tahap Retensi Belajar
    Dua kejadian yang diperlukan terjadi berulang kali adalah perhatian pada penampilan model dan penyajian simbolik dari penampilan itu dalam memori jangka panjang. Jadi untuk dapat meniru perilaku suatu model, seseorang harus mengingat perilaku yang diamati. Menurut Bandura, peranan kata-kata, nama, atau bayangan yang kuat dikaitkan dengan kegiatan-kegiatan yang dimodelkan sangat penting dalam mempelajari dan mengingat perilaku. Karena pada dasarnya, tahap ini terjadi pengkodean perilaku secara simbolik menjadi kode-kode visual dan verbal serta penyimpanan kode-kode tersebut dalam memori jangka panjang.

  3. Tahap Reproduksi
    Pada tahap ini model dapat melihat apakah komponen-komponen suatu urutan perilaku telah dikuasai oleh pengamat. Agar seseorang dapat mereproduksi perilaku model dengan lancer dan mahir, diperlukan latihan berulang kali dan umpan balik terhadap aspek-aspek yang salah menghindarkan perilaku keliru tersebut berkembang menjadi kebiasaan yang tidak diinginkan.

  4. Tahap Motivasi dan Penguatan
    Penguatan memegang peran penting dalam pembelajaran melalui pengamatan. Apabila seseorang mengantisipasi akan memperoleh penguatan pada saat meniru tindakan suatu model, maka ia akan lebih termotivasi untuk menaruh perhatian, mengingat dan memproduksi perilaku tersebut. Disamping itu, penguatan penting dalam mempertahankan pembelajaran.

Belajar melalui pengamatan menjadi efektif kalau pembelajar memiliki motivasi yang tinggi untuk dapat melakukan tingkah laku modelnya. Observasi mungkin memudahkan orang untuk menguasai tingkah laku tertentu, tetapi kalau motivasi untuk itu tidaka ada, maka tidak bakal terjadi proses belajar. Imitasi lebih kuat terjadi pada tinkah laku model yang diganjar, daripada tingkah laku yang dihukum. Motivasi banyak ditentukan oleh kesesuaian antara karakteristik pribadi pengamat dengan karakteristik modelnya. Ciri-ciri model seperti usia, status sosial, seks, keramahan dan kemampuan penting untuk menentikan tingkat imitasi.

Referensi

http://digilib.uinsby.ac.id/13389/5/Bab%202.pdf