Apa yang dimaksud teknik Analytic Hierarchy Process dalam qualitative risk analysis?

image

Salah satu teknik dalam menganalisa risiko secara qualitative adalah dengan Analytic Hierarchy Process (AHP). Apa yang dimaksud dengan teknik AHP ini?

Analytic Hierarchy Process atau AHP adalah teknik analisa risiko yang membantu membangun atau mengembangkan bobot/nilai bagi tujuan proyek agar mencerminkan prioritas organisasi terutama dalam hal waktu, cost, ruang lingkup dan kualitas proyek.

Teknik ini juga membantu pembuatan daftar prioritas risiko proyek yang berhubungan dengan tujuan masing-masing individu. Faktor-faktor penting yang mempengaruhi kesuksesan teknik ini, antara lain :

  • Bertindaklah selaku fasilitator ahli dalam prosesnya,
  • Buat kesepakatan dengan manajemen yang akan berguna untuk mengembangkan serangkaian prioritas yang konsisten terhadap tujuan,
  • Serta gunakan metode yang tepat bahkan software AHP juga bisa digunakan dalam membantu kelangsungan proyek,

Kelemahan dalam hal ini juga termasuk keputusan organisasi yang seringkali dibuat oleh komite daripada individu dan kesulitan dalam memperoleh informasi terkait perbandingan dari tujuan high-level management.

image

Sumber :
http://www.rmstudy.com/rmdocs/Perform%20Qualitative%20Risk%20Analysis.pdf

Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah analisa pengambilan keputusan yang komprehensif dengan memperhitungkan hal-hal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. AHP memungkinkan struktur suatu sistem dan lingkungan kedalam komponen yang saling berinteraksi dan kemudian menyatukan mereka dengan mengukur dampak pada kesalahan sistem (Saaty, 2001).

Metode AHP dimaksudkan untuk dapat mengorganisasikan informasi dan berbagai keputusan secara rasional agar dapat memilih alternatif yang paling disukai (Saaty, 1983).

Prinsip kerja AHP adalah menyederhanakan suatu persoalan yang kompleks dan tidak terstruktur serta bersifat strategic dan dinamik melalui penataan variabelnya dalam suatu hierarchy.

AHP mempunyai beberapa keunggulan yaitu dapat menyederhanakan persoalan yang kompleks menjadi persoalan yang terstruktur sehingga mendorong dipercepatnya proses pengambilan keputusan, dapat menjelaskan proses pengambilan keputusan secara grafis sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat, selain itu aplikasinya juga menguji konsistensi berbagai penilaian, khususnya apabila terjadi penyimpangan penilaian yang terlalu jauh dari nilai konsistensi yang sempurna.

Terdapat 3 (tiga) prinsip dalam memecahkan persoalan dengan AHP yaitu prinsip menyusun hirarki (Decomposition), prinsip menentukan prioritas (Comparative Judgement), dan prinsip konsistensi logis (Logical Consistency).

Prinsip Hirarki (Decomposition)


Hirarki yang dimaksud adalah hirarki dari permasalahan yang akan dipecahkan untuk mempertimbangkan kriteria-kriteria atau komponen-komponen yang mendukung pencapaian tujuan. Dalam proses menentukan tujuan dan hirarki tujuan, perlu diperhatikan apakah kumpulan tujuan beserta kriteria-kriteria yang bersangkutan tepat untuk persoalan yang dihadapi.

Masukan dalam AHP mengandung aksioma-aksioma yang tidak terdapat pada model lain. Aksioma- aksioma tersebut adalah :

  • Reciprocal comparison artinya pengambilan keputusan harus dapat memuat perbandingan menyatakan preferensinya tersebut. Preferensi tersebut harus memenuhi syarat resiprokal yaitu apabila A lebih disukai dari pada B dengan skala x, maka B lebih disukai daripada A dengan skala 1/x.

  • Homogenity artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas atau dengan kata lain elemen-elemennya dapat dibandingkan satu sama lainnya.

  • Independence artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh objektif secara keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan dalam AHP adalah searah, maksudnya perbandingan antara elemen-elemen dalam satu tingkat dipengaruhi atau tergantung oleh elemen-elemen pada tingkat diatasnya

  • Expectation artinya untuk tujuan pengambil keputusan. Struktur hirarki diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambil keputusan tidak memeakai seluruh kriteria atau objektif yang tersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap.

Persoalan yang dipecahkan didefinisikan kemudian dilakukan decomposition , yaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Jika ingin mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap unsur- unsurnya sehingga didapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tadi. Karena alasan ini maka proses analisis ini dinamakan hirarki ( Hierarchy ).

Pembuatan hirarki tersebut tidak memerlukan pedoman yang pasti berapa banyak hirarki tersebut dibuat, tergantung dari pengambil keputusan-lah yang menentukan dengan memperhatikan keuntungan dan kerugian yang diperoleh jika keadaan tersebut diperinci lebih lanjut.

Ada dua jenis hirarki, yaitu hirarki lengkap dan hirarki tidak lengkap. Dalam hirarki lengkap, semua elemen pada semua tingkat memiliki semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya. Jika tidak demikian maka dinamakan hirarki tidak lengkap.

Hirarki keputusan dapat dilihat pada berikut ini.

image
Gambar Hirarki Keputusan (Sumber, Saaty, 1983)

Prinsip Menentukan Prioritas (Comparatif Judgement)


Langkah yang dilakukan selanjutnya adalah Comparatif Judgement. Langkah ini pada prinsipnya berarti membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat yang diatasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP, karena akan berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil dari penilaian ini akan ditempatkan dalam bentuk matriks yang dinamakan matriks pairwise comparison .

Dalam melakukan penialaian terhadap elemen-elemen yang diperbandingkan terdapat tahapan- tahapan, yakni:

  • Elemen mana yang lebih (penting/disukai/berpengaruh/lainnya).

  • Berapa kali sering (penting/disukai/berpengaruh/lainnya)

Nilai dan definisi pendapatan kualitatif dari skala perbandingan Saaty adalah sebagai berikut :

Tabel Skala Perbandingan Saaty

Nilai Keterangan
1 A sama penting dengan B
3 A sedikit lebih penting dari B
5 A jelas lebih penting dari B
7 A sangat jelas lebih penting dari B
9 Mutlak lebih penting dari B
2,4,6,8 Apabila ragu-ragu antara dua nilai yang berdekatan
(Sumber : Saaty, 1983)

Langkah-langkah perhitungan dalam AHP dapat dirinci sebagai berikut :

  1. Mendefinisikan masalah dan menetapkan tujuan. Bila AHP digunakan untuk memilih alternatif atau penyusunan prioritas alternatif, maka pada tahap ini dilakukan pengembangan alternatif.

  2. Menyusun masalah dalam struktur hirarki. Setiap permasalahan yang kompleks dapat ditinjau dari sisi yang detail dan terstruktur.

  3. Menyusun prioritas untuk tiap elemen masalah pada tingkat hirarki. Proses ini menghasilkan bobot elemen terhadap pencapaian tujuan, sehingga elemen dengan bobot tertinggi memiliki prioritas penanganan. Langkah pertama pada tahap ini adalah menyusun perbandingan berpasangan yang ditransformasikan dalam bentuk matriks, sehingga matriks ini disebut matriks perbandingan berpasangan.

Prinsip Konsistensi Logis (Logical Consistency)


Pendekatan yang dilakukan untuk memperoleh nilai bobot kriteria adalah dengan langkah-langkah berikut:

  • Menyusun matriks perbandingan

  • Matriks perbandingan hasil normalisasi

Melakukan pengujian konsistensi terhadap perbandingan antar elemen yang didapatkan pada tiap tingkat hirarki. Konsistensi perbandingan ditinjau dari per matriks perbandingan dan keseluruhan hirarki untuk memastikan bahwa urutan prioritas yang dihasilkan didapatkan dari suatu rangkaian perbandingan yang masih berada dalam batas-batas preferensi yang logis. Setelah melakukan perhitungan bobot elemen, langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian konsistensi matriks.

Untuk melakukan perhitungan ini diperlukan bantuan table Random Index (RI) yang nilainya untuk setiap ordo matriks dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel Nilai Random Index (RI) untuk Setiap Ordo Matriks