Apa yang dimaksud Supply Chain Operations Reference?

Apa yang dimaksud Supply Chain Operations Reference?

Supply Chain Operations Reference atau biasa disingkat SCOR merupakan suatu model yang dikembangkan oleh Supply Chain Council untuk mengukur performa dari rantai pasokan suatu perusahaan.

Lebih lanjut lagi, apa yang dimaksud Supply Chain Operations Reference ?

SCOR atau Supply Chain Operations Reference merupakan alat manajemen yang cakupannya mulai dari pemasok bahan baku hingga ke konsumen akhir. Menurut Pudjawan dan Mahendrawathi (2010), model ini mengintegrasikan tiga elemen utama dalam manajemen yaitu business process reeingeneering, benchmarking, dan proses measurement kedalam kerangka lintas fungsi dalam rantai pasokan. Ketiga elemen tersebut memiliki fungsi sebagai berikut:

  1. Business process reengineering pada hakekatnya menangkap proses kompleks yang terjadi saat ini (as-is) dan mendefinisikan proses yang diinginkan (to-be).

  2. Benchmarking adalah kegiatan untuk mendapatkan data kinerja operasional dari perusahaan sejenis. Target internal kemudian ditentukan berdasrkan kinerja best in class yang diperoleh.

  3. Proses measurement berfungsi untuk mengukur, mengendalikan, dan memperbaiki proses-proses supply chain.

Proses Supply Chain Operations Reference

Menurut Supply Chain Council (2010), pengukuran kinerja menggunakan SCOR merupakan keseluruhan dari manajemen rantai pasokan yang mencakup proses plan, source, make, deliver , dan return dari pemasok bahan baku hingga ke konsumen akhir. Dibawah ini dijelaskan mengenai kelima proses tersebut:

  1. Plan , proses ini menggambarkan kegiatan perencanaan terkait dengan operasi rantai pasokan. Kegiatan ini termasuk pengumpulan kebutuhan pelanggan, mengumpulkan informasi mengenai sumber daya yang tersedia, dan menyeimbangkan kebutuhan dan sumber daya untuk menentukan kemampuan dan kesenjangan sumber daya. Hal ini diikuti oleh mengidentifikasi tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki kesenjangan.

  2. Source , proses ini menjelaskan tentang pemesanan (atau penjadwalan) dan penerimaan barang dan jasa. Yang termasuk dalam proses ini adalah mengeluarkan pesanan pembelian, penjadwalan pengiriman, menerima validasi pengiriman dan penyimpanan, serta menerima faktur pemesanan.

  3. Make , proses ini berkaitan dengan kegiatan untuk merubah bahan atau menciptakan barang untuk layanan. Kegiatan iniberfokus pada konversi bahan daripada produksi atau manufaktur karena Make mewakili semua jenis konversi bahan: perakitan, pengolahan kimia, pemeliharaan, perbaikan, overhaul, daur ulang, perbaikan, rekondisi, dan proses konversi bahan lainnya. Sebagai pedoman umum: proses ini biasa dikenal dengan ciri-ciri satu atau lebih item masuk, dan satu atau beberapa nomor item yang berbeda keluar dari proses ini.

  4. Deliver , merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan, pemeliharaan, dan pemenuhan pesanan pelanggan. Kegiatan ini mencakup penerimaan, validasi, dan pembuatan pesanan pelanggan yang meliputi: penjadwalan pengiriman, pemilihan, pengepakan, dan pengiriman, serta pemberian faktur pelanggan.

  5. Return , proses ini terkait dengan arus balik barang kembali dari pelanggan. Proses Kembali meliputi identifikasi kebutuhan untuk pengembalian, pembuatan keputusan disposisi, penjadwalan pengembalian, dan pengiriman.

Kriteria SCOR

Metode SCOR memiliki kriteria yang digunakan untuk mengukur kinerja yang disebut dengan atribut. Terdapat lima atribut kinerja yaitu reliabilitas rantai pasokan ( reliability ), responsivitas rantai pasokan ( responsiveness ), fleksibilitas rantai pasokan ( agility ), biaya manajemen rantai pasokan ( cost ), dan efisiensi manajemen asset rantai pasokan ( assets ). Berikut penjelasan terkait atribut yang digunakan dalam SCOR versi 11.0:

image

Indikator Kinerja Berdasarkan Atribut

Setiap atribut kinerja memiliki satu atau lebih indikator untuk matriks level-1. Matriks level-1 ini menyajikan perhitungan dimana organisasi dapat mengukur seberapa sukses dalam mencapai posisi yang diinginkan dalam ruang pasar yang kompetitif (Supply Chain Council, 2012). Berikut ini merupakan indikator-indikator pengukuran kinerja rantai pasokan berdasarkan atributnya:

image

Penjelasan dari indikator level-1 adalah sebagai berikut:

  1. Indikator pemenuhan pesanan secara sempurna adalah indikator yang menunjukkan persentase kinerja pengiriman dalam pemenuhan pesanan dengan dokumentasi yang lengkap dan akurat dan tidak ada kerusakan pengiriman. Komponennya mencakup semua item dan kuantitas yang dikirim dan diterima secara tepat waktu bagi pelanggan, serta dokumentasi, faktur pengepakan, tagihan penyampaian, faktur, dll.

  2. Indikator waktu tunggu pemenuhan pesanan adalah rata-rata waktu siklus aktual untuk memenuhi pesanan pelanggan. Untuk masing-masing pesanan individu, waktu siklus ini dimulai dari penerimaan pesanan dan berakhir dengan penerimaan pesanan oleh pelanggan.

  3. Indikator fleksibilitas rantai pasokan atas merupakan jumlah hari yang dibutuhkan untuk memenuhi peningkatan permintaan tak terduga sebesar 20% dari jumlah yang biasa dikirimkan.

  4. Indikator adaptabilitas rantai pasokan atas adalah persentase kenaikan jumlah produk yang dapat dicapai dalam 30 hari untuk memenuhi lonjakan permintaan.

  5. Indikator adaptabilitas rantai pasokan bawah adalah presentase penurunan pesanan yang mampu diatasi dengan tidak ada penambahan biaya atau denda biaya pada 30 hari sebelum pengiriman.

  6. Indikator nilai resiko keseluruhan yaitu jumlah dari probabilitas kejadian risiko yang mengakibatkan dampak kerugian untuk semua fungsi rantai pasokan.

  7. Indikator biaya total penyampaian produkialah jumlah total dari biaya rantai pasokan untuk mengirimkan produk ke tangan konsumen. Biaya total ini termasuk biaya langsung dan tidak langsung terhadap kegiatan dalam rantai pasokan.

  8. Indikator siklus cash-to-cash terkait dengan waktu yang diperlukan untuk pengembalian modal ke perusahaan setelah telah pengeluaran untuk bahan baku. Untuk hal pelayanan, ini merupakan waktu dari titik antara sebuah perusahaan membayar untuk sumber daya yang dikonsumsi untuk menghasilkan layanan hingga perusahaan menerima pembayaran dari pelanggan untuk layanan tersebut.

  9. Indikator siklus pengembalian aset tetap rantai pasokan mengukur kembalinya penerimaan sebuah perusahaan terhadap modal yang diinvestasikan pada aset tetap rantai pasokan.

  10. Indikator pengembalian modal kerja yaitu pengukuran yang menilai besarnya investasi relatif terhadap modal kerja perusahaan dibandingkan dengan pendapatan yang dihasilkan dari rantai pasokan. Komponen ini mencakup piutang, hutang, persediaan, pendapatan rantai pasokan, beban pokok penjualan dan biaya manajemen rantai pasokan.