Apa yang dimaksud sistem politik otokrasi tradisional?

Sistem politik otokrasi tradisional ini cenderung bersifat pribadi, negatif dan sebagian bersifat konsensus.

Apa yang dimaksud sistem politik otokrasi tradisional?

Sistem Politik Otokrasi Tradisional

Pada sistem otokrasi tradisional ini dibagi menjadi 5 faktor, yaitu kebaikan bersama, identitas bersama, hubungan kekuasaan, legitimasi kewenangan, dan hubungan antara ekonomi dan politik. Berikut penjelasan dari kelima faktor tersebut.

Kebaikan Bersama

Faktor kebaikan bersama menyangkut pemahaman mengenai dua hal, yaitu persamaan dan kebebasan politik individu. Selain itu, ada pula perbandingan dua hal berikut ini, yakni kebutuhan materiil dengan kebutuhan moril dan kolektivisme dengan individualisme. Lalu sistem otokrasi tradisional ditandai dengan ciri-ciri berikut. kurangnya menekankan pada persamaan tetapi menekankan pada stratifikasi ekonomi, kebebasan politik individu kurang dijamin tetapi menekankan pada perilaku yang menuruti kehendak kelompok kecil penguasa, kebutuhan moril dan nilai-nilai moral lebih menonjol dari pada kebutuhan materiil dan lebih menekankan pada kolektivisme yang berdasarkan kekerabatan daripada individualisme.

Identitas Bersama

Faktor yang mempersatukan masyarakat dalam politik ialah faktor primordial, seperti suku bangsa, ras, dan agama. Faktor primodial acap kali terjelma dalam pribadi pemimpin menjadi lambang kebersamaan dalam suku bangsa, ras atau agama. oleh karena itu, ikatan keturunan dan suku bangsa, atau ikatan agama yang terwujud dalam diri seorang pemimpin yang dominan (otokrat), seperti sultan, raja atau kaisar menjadi identitas bersama dalam sistem ini.

Hubungan Kekuasaan

Kekuasaan dalam sistem ini cenderung bersifat pribadi, negaratif dan sebagian kecil lagi bersifat konsensus. Otokrat biasanya ialah seorang raja, sultan, atau emir yang tidak hanya mempunyai peranan simbolis yang tinggi, tetapi juga kekuasaan nyata karena ia merupakan personifikasi identitas bersama dan lembaga-lembaga politik yang ada. Walaupun dalam kenyataan, ia menyerahkan pelaksanaan pemerintahan kepada para pejabat yang menjadi pembantunya, kualitas pribadinya sangat menentukan cara dan corak pelaksanaan kekuasaan dalam sistem ini.

Legitimasi Kewenangan

Kewenangan otokrat bersumber dan berdasarkan tradisi. Ia memiliki kewenangan karena ia merupakan keturunan dari pemimpin terdahulu. Para pendahulunya dipandang oleh masyarakat sebagai orang yang harus memerintah karena asal usul dan kualitas pribadinya. Kepercayaan dan tradisi ini selalu dipelihara dan dipertahankan oleh keturunan otokrat dengan berbagai cara, seperti mitos, legenda dan simbol-simbol tertentu. Pada pihak lain, anggota masyarakat mengakui dan menaati kewenangan otokrat karena tradisi yang turun-temurun.

Hubungan Ekonomi dan Politik

Disamping terdapat jurang politik (kekuasaan) yang lebar antara penguasa dan penduduk di pedesaan, dalam sistem otokrasi tradisional ini pun terdapat jurang yang lebar dalam ekonomi, yaitu antara otokrat dan kelompok kecil elite penguasa yang mengitarinya, yang sekaligus juga merupakan pemegang kekayaan dan massa petani yang tak memiliki apa-apa selain tenaga mereka. Para petani kebanyakan bertindak sebagai penggarap tanah yang dimiliki dan dikuasi tuan tanah. Produk ekonomi berkisar pada pertanian subsistem, yaitu kegiatan yang menghasilkan total produksi yang cukup untuk kehidupan sehari-hari. Tanah dikuasi oleh tuan tanah yang merupakan kaki-tangan otokrat sehingga distribusi tanah sebagai sumber ekonomi dan kekuasaan sangat pincang.

Secara singkatnya Ramlan Surbakti dalam mengklasifikasikan sistem politik otokrasi tradisional, sebagai berikut :

Untitled

Refrensi: