Apa yang dimaksud Peristiwa Tutur?

Apa yang dimaksud Peristiwa Tutur?

Apa yang dimaksud Peristiwa Tutur?

Peristiwa tutur yaitu terjadinya atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok tuturan, di dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu ( Chaer 2010). Peristiwa tutur dapat terjadi jika memenuhi tujuh komponen, seperti yang diungkapkan Dell Hymes (dalam Chaer 2010). Adapun kedelapan komponen sebagai berikut.

1. Setting and scene

Setting berkenaan dengan waktu dan tempat tutur berlangsung, sedangkan scene mengacu pada situasi tempat dan waktu, atau situasi psikologis pembicaraan. Waktu, tempat, dan situasi tuturan yang berbeda dapat menyebabkan penggunaan variasi bahasa yang berbeda pula.

2. Participant

Participants yaitu pihak-pihak yang terlibat di dalam tuturan, bisa pembicara dan pendengar, pesapa dan penyapa, atau pengirim dan penerima (pesan). Dua orang yang sedang bercakap-cakap dapat berganti peran sebagai pembicara dan pendengar. Status sosial partisipan sangat menentukan ragam bahasa yang digunakan.

3. Ends

Ends merujuk pada maksud dan tujuan pertuturan misalnya, peristiwa tutur yang terjadi di ruang pengadilan bermaksud untuk menyeselesaikan suatu kasus perkara. Namun, para partisipan dalam peristiwa tutur itu mempunyai tujuan yang berbeda. Jaksa ingin membuktikan kesalahan si terdakwa, pembela ingin membuktikan bahwa si terdakwa tidak salah, sedangkan hakim berusaha memberikan keputusan yang adil.

4. Act sequent

Mengacu pada bentuk ujaran dan isi ujaran. Bentuk ujaran ini berkenaan dengan kata-kata yang digunakan, bagaimana penggunaannya, dan hubungan antara apa yang dikatakan dengan topik pembicaraan.

5. Key

Mengacu pada nada, cara, dan semangat dimana suatu pesan disampaikan dengan senang hati, dengan serius, dengan singkat, dengan sombong, dengan mengejek, dan sebagainya. Hal ini dapat ditunjukkan pula dengan gerak tubuh dan isyarat.

6. Instrumentalis

Mengacu pada jalur bahasa yang digunakan, seperti jalur lisan, tertulis, melalui telegraf atau telepon. Instrumentalis berhubungan dengan cara berinteraksi, bertanya, dan sebagainya. Juga mengacu pada kode ujaran yang digunakan, seperti bahasa, dialek, fragam, atau register.

7. Norm of interaction dan interpretation

Mengacu pada norma atau aturan dalam berinteraksi, misalnya yang berhubungan dengan cara berinterupsi, bertanya, dan sebagainya Serta mengacu pada norma penafsiran terhadap ujaran dari lawan bicara. Genre Mengacu pada jenis bentuk penyampaian, seperti narasi, puisi, pepatah doa, dan sebagainya.

Dari ketujuh komponen yang diutarakan Hymes terlihat begitu kompleks terjadinya peristiwa tutur. Dari delapan komponen tersebut tidak jauh berbeda dengan pokok pembicaraan sosiolinguistik yang diutarakan Fishman, yaitu “ who speak, what language, to whom, when, and what end ”.