Apa yang anda ketahui tentang penyakit cacing atau Ascariasis pada hewan?

Pada saat hewan bunting, masa menjelang kelahiran dan masa laktasi, terjadi proses penurunan kekebalan tubuh (periparturien relaxation of resistance), sehingga memicu larva yang tersembunyi (dormant) berubah menjadi aktif, lalu bermigrasi ke kelenjar susu atau uterus (placenta), kemudian menulari anaknya.

PENGENALAN PENYAKIT

1. Gejala Klinis

Gejala klinis yang umum terjadi pada anak sapi atau anak kerbau adalah diare, dehidrasi, bulu berdiri dan nampak kusam, nafas berbau asam butirat, nafsu makan menurun, lesu, pertumbuhan pedet terhambat, dan infestasi dalam jangka lama dapat menyebabkan anemia. Keadan ini mengakibatkan terjadinya penurunan berat badan (terjadi kekurusan) secara dratis dalam waktu singkat bahkan berakhir dengan kematian. Selain itu dilaporkan pula adanya gejala demam dan batuk, dan jika infestasi semakin parah akan mengakibatkan paralysis, kongjungtivitis, dan opisthotonus. Anak sapi yang tetap hidup akan mengalami gangguan pertumbuhan secara permanen.

Indikator penilaian derajat keparahan penyakit pada pedet ditentukan dari jumlah telur cacing per gram (epg) feses. Jumlah telur antara 10.000-30.000 epg diklasifi kasikan sebagai infestasi sedang. Adapun jumlah epg lebih dari 30.000 termasuk ke dalam kelompok infestasi berat.

2. Patologi

Infestasi ascariasis tidak memperlihatkan adanya perubahan patologi anatomi yang khas, kecuali ditemukannya cacing pada saluran pencernaan, namun pada infeksi berat dapat terjadi reaksi peradangan pada saluran pencernaan.

3. Diagnosa

Diagnosa dilakukan berdasarkan pengamatan gejala klinis dan epidemologis sebagaimana telah diuraikan di atas, dengan dukungan pemeriksaan laboratorium terhadap feses untuk menemukan dan mengkonfi rmasi adanya tetur cacing dalam feses.

4. Diagnosa Banding

Penyakit yang menimbulkan kekurusan dan diare kronis seperti malnutrisi dan salmonellosis.

5. Pengambilan dan Pengiriman Spesimen

Sampel untuk pemeriksaan laboratorium dapat berupa feses segar atau feses yang telah diawetkan dalam formalin 10 %.

Referensi

http://wiki.isikhnas.com/images/b/b9/Manual_Penyakit_Hewan_Mamalia.pdf

Penyakit Ascariasis atau cacingan merupakan penyakit yang disebabkan oleh cacing Toxocara vitulorum . Cacing jantan berukuran panjang sekitar 15-26 cm dengan lebar sekitar 5 mm, sedangkan yang betina lebih panjang, yaitu berukuran 22-30 cm dengan lebar sekitar 6 mm. Hewan yang terserang Ascariasis dapat mengalami gangguan pertumbuhan, penurunan berat badan dan kematian.

image
Telur Cacing Toxocara vitulorum

Gejala dari penyakit ini yaitu diare, dehidrasi, bulu berdiri dan nampak kusam, nafas berbau asam butirat, nafsu makan menurun, lesu, pertumbuhan pedet terhambat, anemia, terjadinya penurunan berat badan, dan terdapat telur cacing di feses.
Cara pengendalian penyakit Ascariasis adalah:

  1. Untuk hewan yang terjangkit ascariasis berikan obat berupa anthelmintika, misalnya pyrantel dengan dosis 250 mg per pedet, febantel dengan dosis 6mg/kg berat badan, levamisole dengan dosis 7,5 mg/kg berat badan, piperazine citrate dengan dosis 200 mg/kg berat badan dan Eprinomectin (Eprinex) dengan dosis 0,5 mg/kg.

  2. Pengendalian parasit dilakukan dengan memberikan anthelmintika secara periodik.

  3. Pada daerah endemis, berikan anthelmintika pada pedet yang berusia 10-16 hari.