Apa yang dimaksud Morfologi?

Apa yang dimaksud Morfologi?

Morfologi adalah cabang tata bahasa yang menelaah struktur atau bentuk kata, utamanya melalui penggunaan morfem.

Lebih lanjut lagi, apa yang dimaksud morfologi?

Menurut Ramlan, (1987) Morfologi adalah cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. Atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.

Kata Morfologi berasal dari kata morphologie . Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan dan logos berarti ilmu. Bunyi [o] yang terdapat diantara morphe dan logos ialah bunyi yang biasa muncul diantara dua kata yang digabungkan. Jadi, berdasarkan makna unsur-unsur pembentukannya itu, kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk.

Dalam kaitannya dengan kebahasaan, yang dipelajari dalam morfologi ialah bentuk kata. Selain itu, perubahan bentuk kata dan makna (arti) yang muncul serta perubahan kelas kata yang disebabkan perubahan bentuk kata itu, juga menjadi objek pembicaraan dalam morfologi. Dengan kata lain, secara struktural objek pembicaraan dalam morfologi adalah morfem pada tingkat terendah dan kata pada tingkat tertinggi. Itulah sebabnya, dikatakan bahwa morfologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata (struktur kata) serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap makna (arti) dan kelas kata.

Proses morfologi dalam bahasa Indonesia seperti yang dikemukakan oleh Ramlan (1985) yaitu berupa afiksasi, reduplikasi dan pemajemukan. Hal tersebut sama dengan proses morfologi bahasa Ogan, sehingga tidak menutup kemungkinan terjadi interferensi morfologi antara bahasa Ogan dan bahasa Indonesia.

Morfologi merupakan suatu cabang linguistik yang mempelajari tentang susunan kata atau pembentukan kata. Menurut Ralibi (dalam Mulyana, 2007), secara etimologis istilah morfologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu berasal dari gabungan kata morphe yang berarti ‘bentuk’, dan logos yang artinya ‘ilmu’. Chaer (2008) berpendapat bahwa morfologi merupakan ilmu mengenai bentuk-bentuk dan pembentukannya.

Pada kamus linguistik (Kridalaksana, 2008), pengertian morfologi adalah bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya atau bagian dari struktur bahasa yang mencakup kata dan bagian-bagian kata yaitu morfem.

Nurhayati dan Siti Mulyani (2006), menyatakan morfologi adalah ilmu yang membicarakan kata dan proses pengubahannya. Berbagai pengertian morfologi tersebut menjadi acuan peneliti dalam mendefinisikan arti morfologi yaitu sebagai bagian dari ilmu bahasa yang mempelajari seluk-beluk kata meliputi pembentukan atau perubahannya, yang mencakup kata dan bagian-bagian kata atau morfem.

Objek kajian morfologi adalah satuan-satuan morfologi, proses-proses morfologi, dan alat-alat dalam proses morfologi itu. Satuan morfologi adalah morfem (akar atau afiks) dan kata. Proses morfologi melibatkan komponen, antara lain: komponen dasar atau bentuk dasar, alat pembentuk (afiks, duplikasi, komposisi), dan makna gramatikal (Chaer, 2008). Berikut penjelasan mengenai satuan morfologi dan proses morfologi.

Satuan Morfologi

Satuan morfologi berupa morfem (bebas dan afiks) dan kata. Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang bermakna, dapat berupa akar (dasar) dan dapat berupa afiks. Bedanya, akar dapat menjadi dasar dalam pembentukan kata, sedangkan afiks tidak dapat; akar memiliki makna leksikal sedangkan afiks hanya menjadi penyebab terjadinya makna gramatikal. Contoh satuan morfologi yang berupa morfem dasar yaitu pasah, undhuk, emal, dll.

Adapun contoh morfem yang berupa afiks yaitu N-, di-, na-, dll. Kata adalah satuan gramatikal yang terjadi sebagai hasil dari proses morfologis. Apabila dalam tataran morfologi, kata merupakan satuan terbesar, akan tetapi dalam tataran sintaksis merupakan satuan terkecil. Contoh kata pada istilah pertukangan kayu antara lain: dirancap, ambal, tondhan, dll. Dasar atau bentuk dasar merupakan bentuk yang mengalami proses morfologis.

Bentuk dasar tersebut dapat berupa monomorfemis maupun polimorfemis. Alat pembentuk kata dapat berupa afiks dalam proses afiksasi, pengulangan dalam proses reduplikasi, dan berupa penggabungan yang berupa frase. Makna gramatikal merupakan makna yang muncul dalam proses gramatikal. Berbeda dengan makna gramatikal, makna leksikal yaitu makna yang dimiliki oleh sebuah leksem. Makna gramatikal memiliki hubungan dengan komponen makna leksikal pada setiap bentuk dasar atau akar.

Charles F. Hockett (dalam Mulyana, 2007), menyatakan bahwa morfem adalah satuan gramatik, terdiri atas unsur-unsur bermakna dalam suatu bahasa. Sejalan dengan pernyataan di atas, morfem dapat disebut sebagai satuan kebahasaan terkecil, tidak dapat lagi menjadi bagian yang lebih kecil, yang terdiri atas deretan fonem, membentuk sebuah struktur dan makna gramatik tertentu. Berdasarkan jenisnya, morfem terbagi dalam dua jenis yaitu morfem bebas dan morfem terikat.

  1. Morfem Bebas
    Morfem bebas adalah morfem yang tanpa keterkaitannya dengan morfem lain dapat langsung digunakan dalam pertuturan (Chaer, 2008). Morfem bebas disebut juga dengan morfem akar, yaitu morfem yang menjadi bentuk dasar dalam pembentukan kata. Disebut bentuk dasar karena belum mengalami perubahan secara morfemis. Morfem ini dalam bahasa Jawa dikenal dengan sebutan tembung lingga. Subalidinata (1994), menyatakan bahwa tembung lingga yaitu kata yang belum berubah dari bentuk asalnya.

  2. Morfem Terikat
    Morfem terikat adalah morfem yang harus terlebih dahulu bergabung dengan morfem lain untuk dapat digunakan dalam pertuturan. Morfem ikat disebut juga morfem afiks. Berdasarkan pengertian tersebut maka morfem terikat merupakan morfem yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai satuan yang utuh, karena morfem ini tidak memiliki kemampuan secara leksikal, akan tetapi merupakan penyebab terjadinya makna gramatikal. Contoh morfem ikat yang berupa afiks, yaitu: N-, di-, -na, -ake, dan lain-lain.