Apa yang dimaksud model pengambilan keputusan mixed scanning?

Apa yang dimaksud model pengambilan keputusan mixed scanning?

Model Gabungan/Mixed Scanning adalah gabungan dari model rasional dan model incremental. Dilihat bahwa kedua model tersebut samasama memiliki kekurangan yang cenderung membuat pengambilan keputusan tidak rasional dan tidak efisen. Apa yang dimaksud model pengambilan keputusan mixed scanning?

2 Likes

Model Mixed Scanning

Scanning berarti usaha mencari, mengumpulkan, memproses, menilai, dan menimbang-nimbang informasi dalam kaitannya dengan menjatuhkan pilihan tertentu. Model mixed scanning berarti bahwa setiap kali seorang pengambil keputusan mengahadapi dilemma dalam memilih suatu langkah tertentu, satu keputusan pendahuluan harus dibuat tentang sampai sejauh mana berbagai sarana dan prasarana organisasi akan digunakan untuk mencari dan menilai berbagai fungsi dan kegiatan yang akan dilaksakan. Para ahli berpendapat bahwa, dalam penggunaan model ini keputusankeputusan yang fundamental dibuat setelah terlebih dahulu melakukan pengkajian terhadap berbagai alternatif yang paling relevan, yang kemudian dikaitkan dengan tujuan dan sasaran organisasi. Unsur-unsur dari pendekatan yang rasional dan incremental digabungkan, dan penggabungan ini dipandang dapat saling isi mengisi, dalam arti kelebihan pendekatan yang rasional memperkuat kelebihan pendekatan yang inkremental.

Model pengamatan terpadu juga memperhitungkan tingkat kemampuan para pembuat keputusan yang berbeda-beda. Secara umum dapat dikatakan, bahwa semakin besar kemampuan para pembuat keputusan untuk memobilisasikan kekuasaannya guna mengimplementasikan keputusankeputusan mereka, semakin besar keperluannya untuk melakukan scanning dan semakin menyeluruh scanning itu, semakin efektif pengambilan keputusa tersebut. Dengan demikian, model pengamatan terpadu ini pada hakikatnya merupakan pendekatan kompromi yang menggabungkan pemanfaatan model rasional komprehensif dan moder inkremental dalam proses pengambilan keputusan.

Keputusan ini dimungkinkan membuat keputusan-keputusan besar yang mempunyai dampak jangka panjang, dan juga keputusankeputusan dengan ruang lingkup terbatas. Mereka dapat menggabungkan kedua perspektif tersebut, yaitu yang berjangka panjang dan luas dengan yang sempit bertahap dengan maksud mencegah mereka membuat keputusan inkremental yang kurang melihat jauh ke depan.

Contohnya : Saat kita memutuskan untuk pindah kerja (resign), pasti kita akan berpikir jauh, apakah di tempat kerja yang baru nanti akan lebih baik dari yang sekarang, pastinya kita tidak mau gegabah dengan mengambil keputusan secara cepat, karena dampaknya pasti aka nada penyesalan jika nantinya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Maka dari itu kita pasti akan memikirkannya matang-matang dalam membuat keputusan tersebut.

Referensi

Tindra, N D. Model-model Pengambilan Keputusan. Artikel Ilmiah. Universitas Negeri Padang.

Keterbatasan dari model rasional dan incremental membuat Amitai Etzioni mengembangkan model campuran antara model rasional dan incremental untuk menjembatani kelemahan dari kedua model tersebut dengan menggabungkan elemen-elemen dari keduanya. Membuat keputusan yang sangat rasional dengan menghitung secara matematis dari setiap alternatif menjadi sesuatu yang tidak efisien dan irrasional, sedangkan incremental yang cenderung mempertahankan status-quo cenderung pula mengabaikan kebutuhan dan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat.

Penggabungan model rasional dan incremental diperlihatkan Etzioni melalui dua (2) jenis keputusan yang dibuatnya, yaitu:

  1. Keputusan fundamental atau contextuating decisions
    Yaitu keputusan-keputusan yang disusun dari seleksi menyeluruh terhadap alternatif utama yang diambil pembuat kebijakan publik dalam rangka mencapai tujuan.

  2. Keputusan incremental atau bit decisions
    Yaitu keputusan-keputusan yang dibuat secara incremental atau perubahan sesedikit mungkin dari keputusan-keputusan fundamental yang telah dibuat sebelumnya.

Model mixed-scanning disusun berdasarkan cara kerja metafora observasi cuaca dunia yang menggunakan dua jenis kamera. Kamera pertama melakukan observasi kondisi seluruh langit dengan pengamatan secara terus menerus sehingga diperoleh hasil penganalisaan cuaca yang detail dan menyeluruh dari cuaca suatu daerah yang diobservasi. Kamera kedua memperhatikan pada daerah observasi tersebut pola-pola cuaca yang sama dengan observasi terakhir atau hasil yang lalu dan akan membuat analisa gabungan dengan kamera pertama apabila terdapat ketidaklaziman pada pola cuaca di daerah observasi tersebut.

Contoh dari model ini dalam praktik sebagai berikut. Pembuat kebijakan publik akan meningkatkan produksi beras di suatu kecamatan. Langkah pertama adalah pembuatan keputusan fundamental akan disusun aspek-aspek yang berkaitan dengan peningkatan produksi beras, seperti penyediaan bibit unggul, pupuk, irigasi, ketersediaan lahan pertanian, upah buruh tani, cuaca, penyediaan pestisida. Masing-masing aspek akan dilihat dari sisi apakah sebagai faktor penghambat atau pendorong untuk memperhitungkan efisiensi, keuntungan dan kerugian. Alternatif akan diambil dari suatu kebijakan yang mengandung sesedikit mungkin risiko kerugian dan inefisiensi. Dari berbagai alternatif akhirnya diambil keputusan bahwa peningkatan produksi beras melalui suntikan dana 100 juta. Langkah selanjutnya penyusunan kebijakan incremental. Tahun 2001 produksi beras 10 ton/tahun dengan suntikan dana pertanian 100 juta. Tahun 2002 produksi beras meningkat menjadi 20 ton/tahun dengan suntikan dana 200 juta. Model incremental akan membuat kebijakan publik pada tahun 2003 produksi beras ditingkatkan menjadi 30 ton/tahun dengan suntikan dana 300 juta. Keputusan kebijakan publik ini akan “sedikit” berubah dari kebijakan yang lalu apabila aspek-aspek yang mempengaruhi pada keputusan fundamental mengalami perubahan.

Referensi

Suwitri, Sri. Modul 1 Konsep Dasar Kebijakan Publik. Universitas Terbuka.