Apa yang dimaksud Matriks Daya Tarik Industri (MDTI)?

Perancangan strategi pada perusahaan harus dimulai dengan analisis posisi perusahaan saat ini. Hal ini tentunya untuk menghindarkan perusahaan dari mengambil kebijakan strategi yang salah sehingga menimbulkan kerugian. Salah satu alat untuk melakukan analisis tersebut adalah Matriks Daya Tarik Industri (MTDI). Bagaimana penjelasan mengenai matriks tersebut?

Proses penetapan strategi yang tepat untuk diimplementasikan oleh perusahaan harus melakukan penetapan posisi unit usaha bisnis . Hal ini dilakukan agar nantinya perusahaan dapat mengambil kebijakan strategis yang paling tepat dan sesuai berdasarkan pilihan kritis menuju tercapainya visi dan misi serta tujuan perusahaan . Menurut Suwarsono Muhammad (2008), terdapat banyak model pendekatan dalam penentuan posisi perusahaan, salah satunya dengan model pendekatan General Elektric (GE) atau dikenal juga dengan MDTI (Matriks Daya Tarik Industri)

MDTI memilki dua sumbu: vertikal dan horizontal. Sumbu vertikal digunakan untuk mengambarkan kekuatan perusahaan ( business strength ) yang sebelumnya telah diukur dan dihitung berdasarkan berbagai indikator yang telah disepakati bersama sesuai dengan pendekatan yang telah dipilih oleh manajemen. Sedangkan sumbu horizontal mengambarkan tentang ancaman dan peluang bisnis yang berasal dari berbagai indikator yang ada dalam lingkungan bisnis. Jika sumbu ini bernilai positif, menggambarkan tentang daya tarik industri yang mendorong perusahaan untuk terus beroperasi.

MDTI memilki sembilan sel yang terbentuk setelah masing-masing sumbu kedalam tiga bagian dengan titik 31 pembagi ( cut off point ) yang telah ditentukan. Masing-masing sel yang terbentuk sebagai akibat perpotongan kedua sumbunya setelah masing-masing sumbu terbagi dalam tiga bagian menunjuk pada posisi pasar masing-masing unit usaha strategi. Disamping itu, masing-masing sel yang terbentuk tersebut mengandung implikasi strategi bisnis tingkat korporat yang dipilih.

matriks daya tarik industri

Garis vertikal merupakan gambaran terhadap kondisi daya tarik industri yang terdiri atas 3 kolom, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Adapun pada garis horizontal terdiri atas 3 kolom, yaitu tinggi, rata-rata dan lemah. Garis horizontal ini menggambarkan kondisi dari kekuatan bisnis perusahaan.

Diagram di atas dapat mengidentifikasikan 9 sel strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi utama, yaitu:

  1. Growth Strategy
    Strategi pertumbuhan merupakan strategi dari pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1,2, dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan sel 8). Strategi pertumbuhan dirancang untuk mencapai pertumbuhan dalam penjualan, aset, profit maupun kombinasi dari ketiganya

  2. Stability Strategy
    Strategi stabilitas adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan. Perusahan mempertahankan misi dan tujuan yang sekarang tanpa perubahan signifikan dalam arah strategis (sel 4 dan sel 5). Strategi ini paling cocok untuk perusahaan yang cukup sukses beroperasi pada indsutri dengan daya tarik yang sedang-sedang saja.

  3. Retrenchment Strategy
    Strategi pengurangan (sel 3, 6 dan 9) adalah usaha memperkecil atau mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan. Strategi ini dilakukan ketika perusahaan memiliki posisi kompetitif yang lemah tanpa memandang daya tarik industrinya.

Berikut penjelasan tindakan dari masing-masing strategi tersebut:

  • Konsentrasi Melalui Integrasi Vertikal (Sel 1) Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai melalui integrasi vertikal dengan cara backward integration (mengambil alih fungsi supplier ) atau dengan cara forward integration (mengambil alih fungsi distributor). Hal ini merupakan strategi utama untuk perusahaan yang memiliki posisi kompetitif pasar yang kuat ( high market share ) dalam industri yang berdaya tarik tinggi.

    Agar dapat meningkatkan kekuatan bisnisnya atau posisi kompetitifnya, perusahaan ini harus melaksanakan upaya meminimalkan biaya dan operasi yang tidak efisien untuk mengontrol kualitas serta distribusi produk. Integrasi vertikal dapat dicapai baik melalui sumber daya internal maupun eksternal. Beberapa keuntungan dari integrasi vertikal adalah turunnya biaya serta meningkatnya koordinasi dan kontrol. Hal ini merupakan cara terbaik bagi perusahaan yang kuat dalam rangka meningkatkan competitive advantage di dalam industri yang atraktif.

  • Konsentrasi Melalui Integrasi Horizontal (Sel 2 dan sel 5)
    Strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal adalah suatu kegiatan untuk memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi yang lain, dan meningkatkan jenis produk serta jasa.
    Perusahaan memperluas kegiatan-kegiatan ke dalam lokasi geografis yang berbeda dan atau dengan menambah rentang produk dan jasa. Perusahaan yang berada pada sel ini dapat memperluas pasar, fasilitas produksi, dan teknologi melalui pengembangan internal maupun eksternal melalui akuisisi atau joint ventures dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.

  • Diversifikasi Konsentris (Sel 7)
    Strategi pertumbuhan melalui diversifikasi umumnya dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki kondisi competitiveposition sangat kuat, tetapi nilai daya tarik industrinya sangat rendah. Perusahaan berusaha memanfaatkan kekuatannya untuk membuat produk baru secara efisien karena perusahaan ini sudah memiliki kemampuan manufaktur dan pemasaran yang baik. Prinsipnya adalah untuk menciptakan sinergi dengan harapan bahwa dua bisnis secara bersama-sama dapat menciptakan lebih banyak profit daripada jika melakukannya sendiri-sendiri.

  • Diversifikasi Konglomerat (Sel 8)
    Strategi pertumbuhan melalui kegiatan bisnis yang tidak saling berhubungan dapat dilakukan jika perusahaan menghadapi competitiveposition yang tidak begitu kuat ( average ) dan nilai daya tarik industrinya sangat rendah. Kedua faktor tersebut memaksa perusahaan melakukan usahanya ke dalam perusahaan lain. Tetapi pada saat perusahaan mencapai tahap matang, perusahaan yang hanya memiliki competitiveposition rata-rata akan menurun kinerjanya. Untuk itu strategi diversifikasi konglomerat sangat diperlukan. Tekanan strategi ini lebih pada sinergi finansial daripada product market sinergy (seperti yang terdapat pada strategi diversifikasi konsentris).

  • Berhenti Sejenak atau Berlanjut Dengan Waspada (Sel 4)
    Perusahaan berada pada competitive position yang kuat dalam industri yang berdaya tarik cukup, mungkin tidak akan mengejar perubahan signifikan dalam strategi perusahaannya. Strategi berhenti sejenak ini dapat digunakan sebagai strategi sementara untuk memungkinkan perusahaan melakukan konsolidasi sumber dayanya setelah pertumbuhan yang pesat dalam industri, yang saat ini menghadapi masa depan yang tidak pasti. Perusahaan kemudian juga dapat melakukan strategi berlanjut dengan waspada ketika lingkungan kompetitif semakin meningkat

  • Strategi Tidak Berubah atau Laba (Sel 5) Perusahaan dapat mengejar strategi tidak berubah atau stabilitas laba adalah apabila perusahaan beroperasi dalam industri dengan daya tarik sedang dan hanya memiliki competitive position yang rata-rata. Perusahaan disini tidak menghadapi peluang atau ancaman yang jelas, dan tidak memiliki kekuatan atau kelemahan signifikan. Perusahaan akan memotong beberapa biaya bebas jangka pendek seperti R&D, perawatan, dan periklanan untuk menstabilkan laba selama periode tersebut.

  • Strategi Berputar (Sel 3)
    Strategi ini merupakan yang paling tepat untuk perusahaan yang berada pada industri yang sangat menarik dan masalah-masalah kecil perusahaan tidaklah terlalu kritis. Dasar strategi ini adalah kontraksi dan konsolidasi. Strategi ini menekankan peningkatan efisiensi operasional.

  • Jual Habis (Sel 6) Perusahaan yang berada pada competitive position yang lemah pada industri berdaya tarik sedang (atau mungkin menurun) mungkin tidak akan mampu melakukan strategi berputar. Pada posisi ini, perusahaan mengalami penjualan yang menurun dan merugi, kecuali perusahaan melakukan suatu tindakan, dimana biasanya perusahaan menawarkan dirinya kepada sesorang, untuk menjadikan perusahaannya sebagai perusahaan terikat ( captive company ) kepada salah satu pelanggan besarnya untuk menjamin eksistensi berkelanjutan perusahaan tersebut dengan kontrak jangka panjang.

  • Kebangkrutan atau Likuidasi
    Sebuah perusahaan mendapati dirinya dalam situasi terburuk, dengan competitive position yang lemah dan daya tarik industri yang rendah, alternatif keputusan manajemen menjadi terbatas dan semuanya tidaklah menyenangkan sehingga jalan satu-satunya hanyalah keluar dari industri sebelum kerugian lebih lanjut menghabiskan kekayaan perusahaan. jadi, langkah yang diambil perusahaan adalah mengambil stategi kebangkrutan atau likuidasi.