Apa yang dimaksud Laporan Keuangan atau Financial Report?

image

laporan keuangan atau financial report merupakan laporan mengenai posisi keuangan dan hasil usaha, sama dengan neraca, laporan rugi laba.

Sumber: Soemardjo Tjitrosidojo, Sri Dewi Subijanto, John Aristianto Prasetio, Ruddy Koesnadi, Timoty E. Marnandus, 1985, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,Jakarta.

Pengertian Laporan keuangan

Catatan tertulis yang mengungkapkan rincian keuangan dan aktivitas bisnis perusahaan. Pernyataan ini diaudit untuk akurasi oleh pemerintah, kantor akuntan, atau akuntan independen.

4 Jenis Laporan Keuangan

Laporan laba rugi

Laporan laba rugi, juga dikenal sebagai laporan laba rugi, merangkum pendapatan, pengeluaran, dan laba perusahaan. Laporan laba rugi pada dasarnya menunjukkan berapa banyak bisnis yang diperoleh atau hilang selama periode waktu tertentu dan pada akhirnya menentukan laba bersih perusahaan atau “bottom line.”

Neraca keuangan

Neraca memberikan gambaran tentang aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada satu titik waktu.

Laporan Laba Ditahan

Laporan laba ditahan mengungkapkan perubahan ekuitas perusahaan selama periode akuntansi standar.

Laporan arus kas

Laporan arus kas (CFS) menunjukkan jumlah uang tunai yang masuk dan keluar dari bisnis. CFS memberikan gambaran kepada pemangku kepentingan tentang bagaimana bisnis beroperasi dan mengelola uang tunai untuk melunasi hutang dan mendanai pengeluaran saat ini dan investasi masa depan.

Laporan keuangan dapat mencakup hal-hal berikut:

  • Laporan keuangan dan catatan kaki terkait
  • Informasi keuangan apa pun yang ditampilkan di situs web perusahaan
  • Catatan seputar saham biasa dan sekuritas tambahan
  • Laporan triwulanan dan tahunan kepada pemegang saham
  • Laporan keuangan yang dikeluarkan untuk Securities and Exchange Commission (SEC) dan badan pengatur lainnya.
  • Siaran pers yang mencakup laporan pendapatan triwulanan

Persyaratan dan Peraturan Pelaporan Keuangan

Laporan keuangan untuk perusahaan swasta dan publik yang berbasis di AS harus mengikuti Prinsip Akuntansi yang Diterima Secara Umum (GAAP), sementara sebagian besar perusahaan internasional melaporkan di bawah Standar Pelaporan Keuangan Internal (IRFS). Sementara kedua kerangka akuntansi memberikan aturan dan pedoman standar, ada sedikit perbedaan antara kedua sistem pelaporan keuangan.

Meskipun IFRS masih dalam pengembangan, konsensus umum adalah bahwa hal itu memungkinkan perusahaan internasional untuk menerbitkan laporan keuangan yang singkat, bersih, dan ramah pembaca. US GAAP mengharuskan laporan keuangan menjadi jauh lebih teliti dan mengikuti seperangkat aturan dan pedoman yang unik.

Ada beberapa inisiatif untuk menggabungkan kedua kerangka kerja atau hanya mengurangi perbedaannya. Terlepas dari perbedaan ini, kedua sistem menyediakan kerangka kerja standar untuk membuat laporan keuangan akurat dan konsisten di seluruh papan.

Laporan keuangan adalah dokumen informasi yang berisi tentang kesehatan keuangan perusahaan yang meliputi neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas. Menyusun laporan keuangan memerlukan ketelitian karena dengan laporan keuangan kita dapat mengetahui kondisi bisnis. Kesalahan dalam laporan keuangan dapat mengakibatkan perusahaan salah mengambil keputusan bisnis yang berakibat fatal bagi perusahaan tersebut.

Tujuan laporan keuangan

Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajib. Serta sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Sedangkan tujuan umum laporan keuangan terbagi untuk memberikan informasi yang terpercaya Informasi yang diberikan tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban perusahaan.

Urutan laporan keuangan

Ada beberapa tahapan dalam menyusun laporan keuangan yaitu:

  1. Tahap Persiapan

    • Menentukan kerangka waktu atau periode laporan
    • Melakukan review akun buku besar
    • Mengumpulkan data dan Informasi yang keliru atau terlewatkan
  2. Mempersiapkan Neraca

    • Mempersiapkan halaman neraca
    • Membuat format neraca
    • Mendaftarkan aset
    • Mendaftarkan kewajiban
    • Mendaftar seluruh sumber ekuitas
    • Memeriksa saldo
  3. Mempersiapkan Laporan Laba Rugi

    • Menyiapkan laporan laba rugi
    • Mendaftar sumber pendapatan
    • Menyiapkan laporan biaya barang yang dijual
    • Mencatat biaya operasional
  4. Mempersiapkan Laporan Arus Kas

    • Menyiapkan halaman laporan arus kas
    • Membuat bagian kegiatan operasi
    • Membuat bagian kegiatan investasi
    • Menambahkan catatan atau narasi penting

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, dimana dalam proses tersebut semua transaksi yang terjadi akan dicatat, diklasifikasikan, diikhtisarkan untuk kemudian disusun menjadi suatu laporan keuangan. Dalam laporan keuangan tersebut akan terlihat data kuantitatif dari harta, utang, modal, pendapatan, dan biaya-biaya dari perusahaan yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai bentuk pertanggungjawaban pimpinan perusahaan yang berupa ikhtisar keuangan.

Laporan keuangan ini disusun oleh manajemen perusahaan sebagai alat komunikasi yang dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan internal dan eksternal perusahaan.

Pengertian Laporan Keuangan

Kieso dan Weygandt dalam Intermediate Accounting (2010) mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut :

“Financial statements are the principal means through which financial information is communicated to those outside an enterprise. These statement provide the company’s history quatified in money terms.”

Weston dan Copeland dalam Oktorina dan Suharli (2005) menyatakan :

”Laporan keuangan merupakan kartu angka untuk mencatat dan mengevaluasi kinerja suatu organisasi. Oleh karena itu, laporan keuangan itu penting bagi manajemen organisasi yang efisien.”

Selain itu, Imdieke dan Smith dalam buku Financial Accounting (2000) mendefinisikan laporan keuangan sebagai laporan yang terdiri dari dua bagian, yakni laporan internal dan eksternal.

“The final result of the accounting process is the preparation of various financial statements that serve as important communication devices. These financial statements are generally classified into two types : internal and external statements.”

Masih dalam buku yang sama, dijelaskan bahwa laporan internal disiapkan berdasarkan permintaan manajemen hanya digunakan oleh para manajer dalam perusahaan. Biasanya laporan ini adalah laporan mengenai akuntansi manajemen yang berhubungan dengan manajemen produksi perusahaan. Konsekuensinya adalah bahwa laporan ini tidak dapat digunakan untuk pemakai laporan eksternal. Laporan eksternal didesain dan disiapkan secara spesifik untuk penggunaan oleh para pengguna eksternal seperti kreditor dan para pemegang saham.

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir atau produk dari proses akuntansi yang terdiri dari proses pencatatan, pengelompokan, pelaporan, dan penginterpretasian yang isinya merupakan data historis dan masa kini dari perusahaan dalam satuan uang, ditujukan kepada kalangan internal dan eksternal perusahaan dalam pengambilan keputusan.

Fungsi dan Tujuan Laporan Keuangan

Kieso (2010) menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi :

  • That is useful to present and potential investors and creditors and other users in making rational investment, credit, and similar decision

  • That is useful to help present potential investors and uncertainty of prospective cash receipt from dividends or interest and the proceed from sale, redemption,or maturity of security or loans

  • Information about the economic resources of an enterprise, the claims of those resources, and the effect of transactions, events, and circumstances that change its resources and claims to those resources.

Selain itu, Standar Akuntansi Keuangan juga menjelaskan tujuan dari laporan keuangan yaitu untuk memberikan :

  • Informasi yang dapat dipercaya mengenai aktiva dan kewajiban serta mengenai modal suatu perusahaan.

  • Informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam aktiva bersih (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.

  • Informasi yang membantu para pemakai laporan keuangan dalam menaksir potensi perusahaan untuk menghasilkan laba.

  • Informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi.

  • Mengungkapkan lebih jauh informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang dianut oleh perusahaan.

Komponen Laporan Keuangan

Menurut PSAK No. 1 tentang penyajian laporan keuangan paragraf 07-09, laporan keuangan yang lengkap terdiri dari lima komponen, yaitu Neraca, Laporan Laba-Rugi, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Namun, jika diperlukan perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan, seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement).

Berikut ini dijelaskan secara rinci mengenai tiap komponen laporan keuangan:

Neraca (Balance Sheet)

Menurut Kieso dan Weygandt dalam buku Intermediate Accounting (2010), yang dimaksud dengan neraca adalah sebagai berikut:

The balance sheet, sometimes referred to as the statement of financial position, reports the assets, liabilities, and stockholders’ equity of a business enterprise at a spesific date.”

Dari pengertian di atas, dapat didefinisikan neraca sebagai laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan, yaitu aktiva, kewajiban, dan ekuitas. Neraca mengungkapkan informasi mengenai jumlah dan informasi lainnya tentang sumber daya perusahaan, kewajiban pada kreditur, dan ekuitas pemilik yang dimiliki perusahaan sampai dengan tanggal pelaporan neraca tersebut.

Laporan Laba-Rugi (Income Statement)

Menurut Kieso dan Weygandt dalam buku Intermediate Accounting (2010), yang dimaksud dengan laporan laba rugi adalah sebagai berikut:

“The income statement, often called the statement of income or statement of earning is the report that measures the success of enterprise operations for a given period of time.”

Dari pengertian di atas, dapat didefinisikan laporan laba rugi sebagai laporan kinerja yang mengungkapkan kesuksesan hasil operasi perusahaan pada suatu periode tertentu.

Laporan Perubahan Ekuitas (Statement of Owners’ Equity)

Menurut Kieso dan Weygandt dalam buku Intermediate Accounting (2010), yang dimaksud dengan laporan perubahan ekuitas adalah sebagai berikut:

“Statement of Owners’ Equity, often called statement of retained earning is the reports which reconciles the balance of retained earning account from the beginning to the end of period.”

Dari pengertian di atas, dapat didefinisikan laporan perubahan ekuitas sebagai laporan yang menunjukkan rekonsiliasi saldo awal ekuitas hingga menunjukkan saldo akhir ekuitas. Rekonsiliasi tersebut berasal dari tambahan investasi, laba rugi usaha, dan pendistribusian hasil untuk pemilik (dividend atau drawing).

Laporan Arus Kas ( Statement of Cash Flow )

Di Indonesia, laporan arus kas dibahas tersendiri dalam PSAK No. 2 tahun 2007 tentang Laporan Arus Kas. Dalam PSAK tersebut, dinyatakan bahwa laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan arus kas perusahaan selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

Menurut Kieso dan Weygandt dalam buku Intermediate Accounting (2010), yang dimaksud dengan laporan arus kas adalah :

“The statement of cash flow therefore reports cash receipts, cash payments, and net change in cash resulting from operating, investing, and financing activities of an enterprise during a period, in format that reconciles the beginning and ending cash balance.”

Dari pengertian di atas, dapat didefinisikan laporan arus kas sebagai laporan yang menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Laporan arus kas akan menunjukkan rekonsiliasi antara saldo awal dan saldo akhir kas. Berbeda dengan laporan lainnya yang menggunakan dasar akrual ( accrual basis ), laporan arus kas menggunakan dasar arus kas ( cash basis ).

Catatan Atas Laporan Keuangan ( Notes to Financial Statement )

Menurut Kieso dan Weygandt dalam buku Intermediate Accounting (2010), yang dimaksud dengan catatan atas laporan keuangan adalah :

“Notes to Financial Statement are the accontants’ means of amplifying or explaining the items presented in the main body of the statements (balance sheet, income statement, statement of owners’ equity, and statement of cashflow).”

Dari pengertian di atas, dapat didefinisikan catatan atas laporan keuangan sebagai penjelasan-penjelasan mengenai nilai, angka, maupun unsur-unsur lain yang terdapat dalam laporan keuangan, termasuk kebijakan dan metode akuntansi yang digunakan.

Pemakai Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan, Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (2010), pemakai laporan keuangan terdiri dari banyak pihak yang berkepentingan.

Kerangka Konseptual Laporan Keuangan

Seperti yang kita ketahui bahwa para pengguna laporan keuangan membutuhkan informasi yang dapat dipercaya (reliable) dan relevan (relevant). Untuk membentuk informasi yang memenuhi kriteria tersebut, maka digunakanlah sebuah kerangka konseptual sebagai pedoman akuntansi keuangan dan pelaporan akuntansi.

Pengertian Kerangka Konseptual Laporan Keuangan

Kieso (2010) mendefinisikan kerangka konseptual sebagai :

“ It is a coherent system of interrelated objectives and fundamentals that can lead to consistent stadards and that prescribes the nature, function, and limits of financial accounting and financial statements.”

Kerangka konseptual akuntansi seperti halnya sebuah konstitusi, merupakan suatu sistem koheren yang menghubungkan antara tujuan dan fundamental yang menjadi acuan dalam penyusunan standar yang konsisten serta menjelaskan bentuk, fungsi, dan keterbatasan dari laporan keuangan.

Tujuan Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dibutuhkan utuk mencapai beberapa tujuan yaitu :

Untuk mendasari terbentuknya suatu standar dimana agar berguna standar tersebut sebaiknya didasarkan dan dihubungkan kepada suatu kerangka konsep dan tujuan. Dengan demikian, diharapkan terbentuklah suatu standar-standar dan peraturan yang saling berkaitan karena mereka dibentuk berdasarkan sebuah kerangka yang sama.

Dengan adanya kerangka konseptual diharapkan bahwa berbagai permasalahan baru dan mendesak dapat segera diselesaikan dengan mengacu kepada sebuah kerangka yang sudah ada.

Komponen Kerangka Konseptual

Secara umum, kerangka konseptual terbagi atas 3 (tiga) tingkatan. Berikut penjelasan untuk setiap tingkatan dalam konseptual framework.

Tingkat Pertama (First Level)

Tingkat pertama konseptual framework menjelaskan tentang tujuan dari pelaporan keuangan. Adapun tujuan (Kieso:2005) tersebut adalah :

The objectives of financial reporting are to provide information that is :

  • useful to those making investment and credits decision who have a reasonable understanding of business and economic activity.

  • helpful to present and potential investor, creditors, and other users in assesing the amount, timing, and uncertainty of future cashflow.

  • about economic resources, the claims, to those resources, and the changes in them.

Berdasarkan penjelasan diatas maka tujuan dari pelaporan keuangan tersebut adalah untuk menyediakan informasi yang berguna bagi orang-orang yang mengerti mengenai aktivitas bisnis dan ekonomi dalam membuat keputusan investasi dan kredit; menyediakan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan pengguna lainnya dalam meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian atas arus kas masa depan; menyediakan informasi mengenai sumber daya ekonomi (asset), klaim terhadap aset-aset tersebut (liabilities dan equity), dan perubahan-perubahan yang terjadi.

Tingkat Kedua (Second Level)

Pada tingkat kedua ini, dijelaskan karakteristik kualitatif yang harus dimiliki oleh sebuah informasi akuntansi dan elemen-elemen dasar yang terdapat dalam laporan keuangan. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi dapat dibagi menjadi dua, yaitu kualitas primer (primary qualities) dan kualitas sekunder (secondary qualities).

Kualitas Primer

Suatu informasi akuntansi akan dikatakan memenuhi kualitas primer apabila informasi tersebut relevan (relevant) dan dapat dipercaya (reliable) .

  1. Relevan

    Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Suatu informasi akan dianggap memiliki nilai relevansi apabila ada atau tidaknya informasi tersebut akan membuat perbedaan dalam pengambilan keputusan. Selain itu, relevansi informasi juga dapat dinilai berdasarkan hubungan informasi tersebut dengan maksud penggunanya. Untuk dapat dianggap relevan, suatu informasi harus mengandung tiga nilai yaitu :

    • Nilai prediktif (predictive value)

      Informasi akan dikatakan mengandung nilai prediktif apabila informasi tersebut dapat membantu pengguna untuk memberikan prediksi mengenai dampak atau akibat dari peristiwa masa lalu, masa sekarang, dan masa depan.

    • Nilai umpan balik (feedback value) .

      Suatu informasi akan mengandung nilai umpan balik atau feedback value ketika informasi tersebut dapat membantu pengguna dalam memberikan umpan balik untuk memperkuat atau memperbaiki keputusan.

    • Nilai ketepatan waktu (timeliness)

      Nilai ketepatan waktu merupakan unsur utama dalam faktor penentu relevansi suatu informasi akuntansi. Suatu informasi dianggap mengandung nilai ketepatan waktu apabila informasi tersedia pada saat informasi tersebut masih memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan oleh pengguna. Dengan demikian, ketepatan waktu merupakan suatu nilai yang harus terkandung pada informasi keuangan. Ang dalam dalam Hassanudin (2002) menyatakan bahwa informasi yang tepat waktu berarti jangan sampai informasi yang disampaikan sudah basi atau sudah menjadi rahasia umum.

      Suatu informasi akan menjadi tidak relevan jika tidak tepat waktu dan akan kehilangan kesempatan untuk mempegaruhi keputusan. Ketepatan waktu tidak menjamin relevansi, tetapi relevansi informasi tidak dimungkinkan tanpa ketepatan waktu. Informasi mengenai kondisi dan posisi perusahaan harus secara cepat dan tepat waktu sampai ke pemakai laporan keuangan. Ketepatan waktu mngimplikasikan bahwa laporan keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu, untuk menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan (Hendriksen :2002).

      Menurut Dyer dan McHugh dalam Hassanudin (2002) dalam penelitiannya menyatakan bahwa banyak pihak yang percaya bahwa ketepatan waktu (timeliness) laporan merupakan karakteristik penting bagi laporan keuangan, pihak-pihak tersebut misalnya akuntan, manajer dan analis keuangan.

  2. Keandalan (reliable)

    Suatu informasi harus dapat diandalkan dalam mendukung suatu pengambilan keputusan sehingga menghasilkan suatu keputusan yang solid, sesuai dengan kebutuhan dan keadaan perusahaan. Agar dapat diandalkan, informasi harus mengandung karakteristik berikut :

    • Dapat diperiksa (verifiability)

      Maksudnya adalah apabila ada dua orang melakukan pemeriksaan terhadap satu laporan keuangan yang sama dengan metode yang sama, maka akan memberikan satu kesimpulan yang juga sama.

    • Kejujuran Penyajian (representational faithfulness)

      Bahwa angka-angka dan penjelasan yang disajikan bebar-benar terjadi.

    • Netral (neutrality)

      Bahwa informasikan yang disajikan tidak boleh dipengaruhi oleh kepentingan pihak-pihak tertentu.

Kualitas Sekunder

Kualitas sekunder (secondary qualitative characteristic) adalah keterbandingan (comparability) dan konsistensi (consistecy) . Suatu informasi akan menjadi lebih berguna apabila dapat dibandingkan dengan informasi sejenis dari perusahaan lainnya (keterbandingan) dan dapat dibandingkan dengan informasi serupa dalam satu perusahaan pada titik waktu yang berbeda (konsisten). Kieso (2010) menyatakan :

“Information that has been measured and reported in a similar manner for different enterprices is considered comparable.”

dan

“When an entity applies the same accounting treatment to similar event, from period to period, the entity is considered to be consistent in its use of accounting standards.

Sebagaimana telah dikatakan sebelumnya bahwa pada tingkat kedua ini dijelaskan pula elemen-elemen dasar yang menyusun suatu laporan keuangan. Adapun elemen tersebut adalah :

  • Aset (asset) , yaitu manfaat ekonomi dimasa yang akan datang yang diperoleh oleh perusahaan atau entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu.

  • Kewajiban (liabilities) , yaitu pengorbanan manfaat ekonomi yang akan terjadi di masa yang akan datang yang timbul dari kewajiban perusahaan atau entitas pada saat ini untuk mentransfer aset atau memberikan jasa kepada perusahaan atau entitas lainnya sebagai akibat dari transaksi di masa lalu.

  • Ekuitas (equity), hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi kewajiban.

  • Investasi oleh pemilik (investment by owners), yaitu tambahan setoran modal dari pemilik kepada perusahaan dalam bentuk kenaikan net aset.

  • Distribusi ke pemilik (distribution to owners), yaitu penurunan net aset yang diakibatkan oleh terjadinya transfer aset kepada pemilik perusahaan.

  • Comprehensive income, yaitu perubahan pada net aset akibat dari transaksi dan kejadian lain dari sumber daya bukan pemilik.

  • Revenue, pertambahan aset yang berasal dari aktivitas utama perusahaan.

  • Expenses, pengurangan aset yang berasal dari aktivitas bisnis utama perusahaan.

  • Gain, pertambahan aset yang berasal dari kejadian atau aktivitas yang bukan merupakan aktivitas utama perusahaan dan investasi oleh pemilik (investment by owners).

  • Expenses, pengurangan aset yang berasal dari kejadian atau aktivitas yang bukan merupakan aktivitas bisnis utama perusahaan dan distribusi ke pemilik (distribution to owners) .

Tingkat Ketiga (Third Level)

Tujuan pelaporan keuangan yang ditetapkan pada fisrt level akan diimplementasikan melalui third level . Adapun level ini terdiri dari asumsi dasar (basic assumptions), prinsip dasar (basic principles), dan keterbatasan (constraints).

Asumsi dasar (basic assumptions) meliputi :

  • Economic entity assumption, yaitu aktivitas bisnis perusahaan harus dipisahkan dari aktivitas pribadi pemiliknya.

  • Going concern, yaitu asumsi bahwa perusahaan akan berumur panjang atau perusahaan akan didirikan dengan tujuan hidup sampai masa yang akan datang atau tidak terbatas.

  • Monetary unit , yaitu bahwa perusahaan dalam pencatatan sumber- sumber ekonominya menggunakan satu alat ukur yang telah diakui dan dikenal luas oleh masyarakat, yaitu uang yang berguna sebagai patokan pencatatan aset dan kewajiban perusahaan serta perubahan- perubahan yang terjadi.

  • Periodicity , yaitu bahwa aktivitas ekonomi suatu perusahaan dapat dipisahkan berdasarkan periode waktu tertentu yang telah ditetapkan perusahaan. Hal ini dilakukan untuk melihat berhasil tidaknya perusahaan pada saat akhir periode atau pada saat kegiatan produksi berhenti.

Kemudian terdapat prinsip dasar (basic principles) yang digunakan dalam mencatat suatu transaksi yaitu :

  • Historical cost, yaitu prinsip bahwa aset dan kewajiban dicatat berdasarkan harga perolehannya.

  • Revenue recognition, yaitu prinsip bahwa pendapatan (revenue) dicatat ketika realized atau realizable dan earned. Realized adalah ketika barang atau jasa ditukar dengan kas atau klaim atas kas, sedangkan realizable adalah ketika aset yang diterima dapat segera dirubah menjadi kas atau klaim atas kas. Sementara yang dimaksud dengan earned adalah ketika suatu entitas telah menyelesaikan kewajibannya dan berhak menerima pendapatannya.

  • Matching principles, yaitu prinsip bahwa beban (expense) diakui ketika produk tersebut memberikan andil bagi pendapatan perusahaan.

  • Full diclosure, yaitu prinsip bahwa akuntan dengan mengikuti aturan umum dalam menyediakan informasi yang selengkapnya yang mencukupi untuk mendasari pengambilan sebuah keputusan serta sebagai informasi kepada pengguna.

Dalam menyediakan informasi terdapat beberapa keterbatasan (constraints) . Keterbatasan tersebut adalah :

  • Cost-benefit realtionship, bahwa biaya yang ditimbulkan untuk menyediakan informasi harus sesuai dengan keuntungan yang ditimbulkan dari penggunaan informasi.

  • Materiality , bahwa suatu akun baru dianggap material bila memiliki nilai yang cukup tinggi di perusahaan saat dibandingkan dengan jenis dan skala perusahaan. Artinya, suati item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut akan mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pengguna laporan keuangan.

  • Industry practices, bahwa terdap sifat unik dari sejumlah industri yang menimbulkan perlakukan akuntansi yang menyimpang dari teori dasar.

  • Conservatism, bahwa jika terdapat keraguan mengenai dua alternatif pelaporan yang harus dipilih, maka perusahaan sebaiknya menggunakan alternatif dengan pengaruh menguntungkan terkecil atas kekayaan pemilik.

Peraturan Penyampaian Laporan Keuangan

Laporan keuangan tahunan wajib diungkapkan oleh setiap perusahaan yang mencatatkan diri di bursa efek sebagai pelaporan kegiatan selama satu tahun kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut (stakeholders) .

Waktu penyampaian laporan keuangan diatur melalui Kep-17/PM/2002 pada tanggal 14 Agustus 2002. Dimana dalam keputusan tersebut dinyatakan bahwa setiap perusahaan publik diwajibkan menyampaikan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik selambat-lambatnya 90 hari setelah berakhirnya tahun buku. Artinya, perusahaan yang tahun bukunya berakhir pada tanggal 31 Desember, maka batas waktu terakhir penyampaian laporan keuangannya adalah tanggal 31 Maret. Jika melebihi tanggal tersebut, maka dianggap terlambat.

Untuk setiap keterlambatan penyampaian laporan keuangan terdapat sanksi
yang jenisnya tergantung kepada beratnya pelangaran. Pada tahun 2004, Bursa Efek Indonesia membuat ketentuan baru mengenai pengenaan sanksi atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan dimana sebelumnya sanksi yang diberikan adalah denda sebesar Rp 1.000.000,00 per hari dan mulai aktif sejak 1 Oktober 2004.

Sanksi baru tersebut terdiri dari tiga tahapan yaitu :

a. Peringatan tertulis pertama. Peringatan ini akan diberikan kepada emiten bila terlambat menyampaikan laporannya sampai 30 hari kalender.

b. Peringatan tertulis kedua ditambah denda sebesar Rp 50 juta. Sanksi ini diberikan bila hingga hari ke-31 hingga ke-60 sejak batas waktu penyerahan emiten belum juga memberikan laporannya.

c. Peringatan tertulis ketiga dan denda sebesar Rp 150 juta. Sanksi ini akan diberikan bila mulai hari ke-61 hingga ke-90 dari batas waktu penyerahan, emiten belum juga menyampaikan laporannya.

Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia akan menghentikan sementara perdagangan (suspensi) jika mulai hari ke-91 sejak terlampauinya batas waktu penyampaian laporan, emiten tetap saja belum menyerahkan laporannya atau emiten telah menyampaikan laporan keuangan tetapi belum membayar denda pada peringatan sebelumnya. Suspensi ini hanya akan dibuka jika emiten menyerahkan laporannya sekaligus membayar denda keterlambatan tersebut (Kompas, Jumat, 1 April 2005)