Apa yang dimaksud Kurikulum 2013?

Apa yang dimaksud Kurikulum 2013?

Apa yang dimaksud Kurikulum 2013?

Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang bertujuan mewujudkan peserta didik agar menjadi seseorang yang seimbang antara hard skill dan soft skill yang ditempuh melalui tiga kompetensi, yaitu kompetensi pengetahuan, ketrampilan dan sikap.

Karakteristik Kurikulum 2013

Menurut Masugino dkk (2013), kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut :

  1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik.

  2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerpkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagi sumber belajar.

  3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi sekolah dan masyarakat.

  4. Memberikan waktu yang cukup leluasa untuk menegembangkan sikap pengetahuan dan keterampilan.

  5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi mata pelajaran.

  6. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elemnts) kompetensi dasar dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti.

  7. Kompetensi dasar dikembangkan didsarkan pada prinsip akumulatif, saling menguatkan (reinforced) dan memperkaya ( enriched ) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertical).

Pendekatan dalam Kurikulum 2013

Implementasi kurikulum 2013 sangat menonjolkan pendekatan saintifik dengan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Pendekatan saintifik (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan.

Pembelajaran yang dilakukan melalui pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui beberapa tahapan yaitu mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, mengkomunikasian konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Menurut Machin (2014), tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik didasarkan pada keunggulan pendekatan tersebut, antara lain:

  1. Meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berfikir tingkat tinggi.

  2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik.

  3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahwa belajar merupakan suatu kebutuhan.

  4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.

  5. Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah

  6. Untuk mengembangkan karakter siswa.

Penilaian dalam Kurikulum 2013

Penilaian merupakan salah satu bagian terpenting dalam proses pembelajaran. Tujuan penilaian adalah diantaranya untuk mengetahui seberapa besar ketercapaian tujuan pembelajaran serta melihat kefektifan proses belajar mengajar. Selama ini pengukuran dan penilaian prestasi siswa sebagian besar bertumpu pada aspek kognitif saja disemua jenjang, baik dari penilaian kelas sampai penilaian nasional. Penilaian dalam kurikulum 2013 mengunakan prinsip penilaian yang berkelanjutan dan komprehensif guna mendukung upaya dalam memandirikan siswa untuk belajar, bekerja sama dan menilai diri sendiri.

Dalam konteks penilaian untuk kurikulum 2013, karena proses pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik maka penilaian hasil pembelajaran menggunaka penilaian otentik (authentic assesment). Menurut Budiyono (2011) penilaian autentik adalah asesmen dimana para siswa diminta mendemonstarsikan aplikasi pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh dalam kelas ke kejadian nyata. Hal tersebut dikuatkan oleh pendapat Mueller (2006) menyatakan bahwa penilaian autentik merupakan penilaian langsung dan ukuran langsung.

Ketika melakukan proses penilaian, banyak didapati kegiatan yang akan jauh lebih jelas apabila dinilai langsung, sebagai contoh kemampuan argumentasi siswa saat berdiskusi atau berdebat.

  1. Penilaian Pengetahuan meliputi tes tulis, tes lisan, dan penugasan

  2. Penilaian ketrampilan menggunakan penilaian kinerja

  3. Penilaian sikap meliputi observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat oleh peserta didik dan jurnal